Let me see your eyes.
Imagine your face saying hello to me." "
Terlihat sosok pria berpakaian formal menghuni salah satu meja di pojok ruangan sejak lima menit yang lalu. Suasana cafe begitu hening hingga pelayan atau pengunjung pun tak turut andil mengisi kekosongan cafe. Bisa dikatakan bahwa hanya ada pria pemilik punggung sexy saja yang mengisi kekosongan cafe tersebut. Namun hal itu tak membuat si pria tampan merasa kesepian, ia malah terlihat beraut datar seperti tengah menikmati kesendiriannya.
Pandangan bersorot dingin itu mengarah kepada sebuah figuran yang menghiasi dinding polos cafe. Figuran yang hanya berisikan sebuah lukisan pemandangan bukit yang menyuguhkan lautan luas namun mampu menarik perhatian si pria dingin.
"Saya minta maaf karna telah datang diwaktu yang lebih dari perjanjian kita...saya mempunyai sedikit urusan yang tidak bisa ditunda." Sosok wanita penuh kharisma persis seperti si pria dingin yang mengenakan pakaian formal menarik tempat duduk yang hanya tersisa satu. Meja yang mereka tempati memang didesain untuk dua orang.
"Darrell,"
Pria dingin bernama Darrell mengalihkan pandangan dari figur yang berada dibalik tubuh wanita berwajah asian. Pandangan mereka bertemu. Hawa di sekitar wanita berwajah asian terasa mencekam ketika pandangannya bertemu dengan manik dingin pria dihadapannya.
"Hemm, mengapa cafe terlihat sangat sepi?" Tanya si wanita berwajah asian memecah keheningan diantara mereka. Mata sipitnya menelusuri sekeliling cafe walau sebenarnya ia telah mengetahui alasan saat ini cafe kosong, karna tadi ia sempat melihat papan yang tergantung dipintu bertulisan private.
"To the point." Darrell berhasil membuat wanita dihadapannya menatap matanya kembali.
"Saya tahu anda sangat tidak menyukai lawan bicara yang suka mengulur waktu." Wanita berwajah asian itu tersenyum manis dihadapan Darrell yang selalu berwajah datar. "Sebenarnya saya pun begitu, saya juga tak menyukai pembicaraan berbasa-basi yang pada akhirnya akan mengeluarkan kalimat permohonan." Lanjut si wanita.
"Anda akan membatalkan perjodohan ini?" Si wanita tersenyum membenarkan pertanyaan Darrell.
"Bisa dikatakan seperti itu... anda tidak akan menikah dengan saya____
Melainkan anda akan bersama adik saya." Kalimat yang keluar dari bibir mungil wanita asian berhasil mengubah mimik wajah Darrell yang selalu beraut datar.
"Saya tidak setuju." Tekan Darrell membuat wanita asian tertawa.
"Apa anda yakin?" Si wanita menghusap air mata yang menggenang di ujung mata. Darrell menatap datar wanita dihadapannya yang tengah asik menertawakannya.
"Darrell, dia adikku...Freya....Apa kau tak mengingatnya? Apa kau melupakan kejadian lima belas tahun yang lalu?" Tawa wanita asian itu semakin pecah ketika mengingat kejadian memalukan lima belas tahun yang lalu disaat usia mereka menginjak tiga belas tahun. Ternyata wanita asian yang tengah tertawa manis itu adalah Della, kakak perempuan Freya.
Della kini dalam mode sahabat, tak lagi dalam mode rekan bisnis keluarga yang akan mengharuskannya berbicara formal.
"Kau tenang saja, Freya tidak akan mengingatnya karna pada saat itu dia masih sangat lah kecil." Tawa Della memelan namun rasa yang menggelitiki pinggangnya terasa tak ingin berhenti. Della berusaha sekuat tenaga menahannya menghindari tatapan Darrell yang terlihat sangat emosi.
"Saya akan membatalkannya!" Tekan Darrell lalu akan beranjak jika tangannya tidak ditahan oleh Della.
"Aku hamil." Della menunduk, meremas tak selempangnya yang berada diatas pangkuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Freya
RomanceJika aku tidak menggantikan posisi kak Della, mungkin aku telah menjadi model papan atas. ~ FREYA BERREN LEE Semenjak dia hadir dikehidupanku hari-hariku yang damai berganti menjadi hari yang penuh kekesalan. ~ DARRELL DAMITRI __________ Berkat dia...