chapter 23

12 0 0
                                    

Your name, body, face, voice, and everything in you I am interested in.  but, I will never be able to turn away from him, because I love my husband

" "

"Jelaskan alasan kalian melanggar peraturan lalu lintas!"

Salah satu dari kedua polisi yang berbeda dengan keempat polisi yang bertugas di jalan raya menatap Freya beserta pria tampan secara bergantian. Polisi yang mempunyai warna kulit berwarna gelap mengetuk-ketukkan jari pada meja ruang introgasi, menunggu terdengarnya jawaban dari kedua penyebab kericuhan.

"Kita belum berkenalan, namaku Freya dan kamu?" Dengan senyum manis yang terpancar, Freya menyodorkan tangan kanannya. Terlihat dibagian pergelangan tangan gadis itu yang memerah.

Kedua polisi yang bertugas mengintrogasi kedua penyebab kericuhan saling memberi pandangan kala merasa diabaikan oleh dua muda mudi dihadapannya.

"Jadi Ms.Freya, anda belum mengenalinya?" Tanya polisi yang mempunyai kulit berwarna terang kepada Freya yang menarik tangannya dari hadapan pria yang telah mengabaikan juluran tanganya.

Freya menganggukan kepala. "Iya. Saya baru pertama kali ini bertemu dengan si tampan." Ia melirik sesaat pria yang berada disampingnya, lalu tersenyum menatap kedua polisi secara bergantian.

"Dia bernama Marius." Ucap polisi berkulit gelap menggeser sebuah buku bersampul coklat kehadapan temannya yang telah siap dengan polpennya.

"Nama yang indah, sesuai dengan wajahnya." Freya tersenyum geli. Ia kini mengerti dengan kalimat-kalimat yang telah wanita glamour tadi katakan saat mereka bertemu di loby.

Freya melirik Marius. 'Bagaimana bisa ia hanya diam saja ketika wanita glamour mengatainya sebagai pria kasar dan pria tidak benar.' Lalu tersenyum kembali kepada polisi yang telah memberi tahukan nama pria tampan yang kini bangkit dari duduknya.

"Kau mau kemana?! Masa introgasi belum selesai dan kau belum bisa pergi dari sini!" Tegas polisi berkulit gelap berhasil membuat langkah Marius terhenti.

"Kau ingin melihatku kencing disini?" Marius menatap sinis kedua polisi, lalu pergi meninggalkan ruang introgasi.

"Anak itu memang sangat lah nakal, mungkin sudah puluhan kali dia berada disini." Polisi berkulit gelap menggeleng-gelengkan kepala karna kelakuan Marius menutup pintu ruang introgasi dengan sangat kencang. Freya yang menjadi pendengar membulatkan matanya.

"Apa yang telah Marius perbuat?" Tanya Freya mencondongkan badan supaya suara pak polisi lebih terdengar jelas lagi.

"Kekerasaan, pembuat onar, obat-obattan, balap liar, dan penyuka dunia malam. Marius akan melakukan tindak kekerasannya kepada siapa pun yang telah berani mengganggu ketenangannya. Hingga polisi pun telah dibuat tumbang diatas brangkar rumah sakit oleh Marius." Kata pak polisi sedramatis mungkin hingga membuat Freya yang membayangkan Marius melakukan semua perbuatan buruk itu merinding.

Freya menganggukan kepala mengerti. "Pantas saja penampilan Marius seperti preman, tetapi mr...mmm mengapa Marius masih berkeliaram? Ah maksud ku kenapa Marius tidak di penjara saja?" Tanya Freya yang telah dibuat penasaran oleh pak polisi dengan latar belakang dari sosok misterius Marius.

"Tidak bisa karena Kakek Marius adalah seorang mantan ketua kepolisian. Beliau sangat menyayangi Marius, hingga semua permasalahan yang telah Marius perbuat Kakeknya lah yang akan ikut turun tangan untuk menyelesaikannya." Bisik pak Polisi membuat Freya kembali mengangguk-anggukan kepala.

"Apakah Pak polisi juga akan melaporkan masalah ini kepada Kakek Marius?" Tanya Freya cemas karna didalam masalah Marius kali ini terdapat dirinya yang ikut terlibat.

Married FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang