chapter 08

109 35 2
                                    

"Kak Della!"

Suara melengking milik sosok gadis ditengah-tengah ranjang memenuhi seisi ruangan bernuansa violet. Entah apa yang membuat gadis berwajah pucat khas bangun tidur terburu-buru.

Freya membuang selimut kesegala arah, lalu beranjak dari tempat tidur dengan kedua telapak kaki yang mendarat sempurna diatas sandal rumah. Tidak perduli lagi dengan rambut yang terlihat kusut serta wajah bantal yang masih tercetak jelas pada wajah cantiknya, Freya berlari dengan kecepatan tinggi menuruni anak-anak tangga.

"Papah dan mamah kemana?" Tanya Freya pada diri sendiri ketika telah sampai dilantai bawah mendapati ruang makan yang tak bersekat dalam keadaan kosong.

"Miaw..."

Freya berbalik dan seketika itu juga keempat kucing kesayangannya berhambur kedalam pelukannya. Freya berjongkok mengelusi satu persatu punggung kucingnya yang sangat ia rindukan. Sudah sebulan lamanya mereka tak berjumpa dan hari ini mereka kembali dipertemukan.

"I miss you my son!" Girang Freya memeluk kelima kucing jantannya sekuat mungkin.

Keempat kucing itu terlihat sangat senang melihat ibunya kembali, terkecuali kucing bercorak macan yang entah mengapa selalu menunjukkan wajah datar.

"Hey boy!"

Freya melepas pelukan dengan keempat kucingnya, memilih memeluk erat seekor kucing bercorak seperti macan. Kucing bercorak macan itu adalah kucing kesayangannya, karna kucing itu merupakan peliharaan pertamannya.

"Apa kau tidak merindukanku Tiger?" Tanya Freya kepada kucing berwajah datar yang diberi nama Tiger. Freya yang gemas pun tak tahan untuk meremas Tiger yang berwajah datar.

"Selamat siang nona, apakah liburan anda di Bali berjalan dengan lancar?"

Freya mendongak menatap si pemilik suara. Senyum lebarnya seketika terbit kala pandangannya bertemu dengan tatapan pria berpakaian formal menjulang tinggi dihadapanya.

"Tentu saja aku menikmatinya.."

Terlalu bahagia memandangi wajah tampan dihadapannya hingga Tiger terlempar kelantai. Freya beranjak membawa dirinya berhadapan dengan pemilik mata sipit.

"Oppa, i miss you!!!!!" Freya berlari kearah pria asian yang segera menghindar.

"Saya adalah bodyguard nona." Si pria membungkuk menghormati gadis berwajah tertekuk. Sekali lagi, ah sepertinya bukan hanya sekali saja pria tampan itu mengingatkan Freya jika dia adalah seorang bodyguard.

"Aish!" Geram Freya menatap pria yang dipanggil Oppa itu dengan ujung mata.

"Aku sangat merindukan mu Oppa!! Kyaa!" Freya berhambur kedalam pelukan pria yang bermuka pasrah menerima kegemasan Freya. Pria itu bergerak kesana kemari akibat Freya yang memeluknya dengan sangat erat.

"Jack! Kau harus bertanggung jawab jika Freya sampai hamil!" Tekan Della yang tiba-tiba melewati mereka dengan membawa secangkir teh.

"No-nona salah pa-paham." Sergah pria bernama Jack yang berada didalam pelukan Freya ketika Della melewati mereka begitu saja. Jack berusaha melepaskan diri dari kegemasan Freya yang sialnya memeluknya dengan sangat erat. Jack pun pasrah.

"Yak Oppa! Apa yang kak Della katakan memang benar! Kau harus bertanggung jawab! Kau harus menikahiku!" Tekan Freya membuat mata sipit milik Jack membesar.

"Kau setegang itu oppa? Aku hanya bercanda. Aku dan kak Della telah menganggapmu sebagai kakaku. Lagi pula kenapa kau masih sendiri diumur tiga pulu? Kau itu tampan oppaaaa, lantas apa yang membuatmu seperti saat ini?" Kesal Freya mendorong Jack hingga pelukan mereka terlepas.

Married FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang