chapter 04

82 30 2
                                    

Even though at the first meeting you always upset me, but that memory makes me smile every time I remember it.

" "

"Kak Della i'm coming!!!" Teriak Freya mengabaikan para pengunjung bandara yang mengarahkan pandangan kearahnya.

"Hey gila!" Teriak seseorang dibalik tubuh Freya.

Freya berbalik dan memandangi seseorang yang telah berani mengatainya. Mereka berhasil berpandangan walau kedua mata indah Freya terhalangi oleh kaca mata berwarna hitam. Kembali Freya menarik koper dan melangkah menuju mobil hitam mengkilat disertai jari tengah yang terangkat diudara.

Freya terus berjalan dengan anggun mengibaskan rambut indahnya yang tergerai bak model photoshoot.

Tuk tuk

Gadis itu mengketuk kaca mobil tempat penumpang disamping pengemudi. Freya tersenyum miring tak sabar mengeluarkan sebuah amukan kepada Della karna telah membuatnya menunggu lama. Ia memainkan kuku-kuku jarinya sembari menunggu kaca jendela turun sepenuhnya.

"Kau!" Bibirnya terbuka dengan mata membesar dibalik kaca mata hitamnya. Freya segera berbalik menubrukkan punggung kepada pintu mobil. Ia memegangi dadanya yang berdetak begitu kencang, bukan karna adanya perasaan cinta melainkan ia terkejut seperti baru saja melihat sesosok hantu.

Freya menggosokan matanya, namun saking terkejutnya ia sampai lupa jika mata indahnya tertutupi oleh kaca mata.

"Ini pasti karna aku pakai kaca mata berwarna hitam."

Freya melepaskan kaca mata berwarna hitam yang bertengger dihidungnya. Bukannya berbalik ingin memastikan apa yang dilihatnya dengan mata telanjang, Freya malah mengambil kaca mata berwarna lain yang berada didalam tas selempangnya.

"Sepertinya warna kuning tidak terlalu seram." Freya akhirnya mengambil salah satu dari deretan lima kaca mata yang berwarna merah, kuning, hijau, biru, dan ungu.

"Kali ini pasti tak akan salah!" Setelah bertengger dengan sempurna pada hidung mancungnya, Freya kembali berbalik dan pandangannya kembali bertemu dengan sepasang mata.

"Sepertinya kaca mataku memang bersalah!" Freya kembali berbalik dan melepaskan kaca mata mahalnya. Sampai kapan pun juga seseorang yang berada didalam sana tak akan berubah, walau melihatnya dengan berbagai cara.

"Pandanganku pasti tidak salah!" Kukuh Freya namun kini tak lagi menggunakan kaca mata. Tanpa berhitung terlebih dahulu Freya membalikkan tubuhnya kembali.

Gelap.

Tentu saja karna gadis itu kini tengah memejamkan mata.

Perlahan kedua mata indah itu kembali terbuka. Freya mengerjap beberapa kali menyesuaikan pandangannya yang sedikit memburam akibat memejamkan mata dengan sangat erat. Setelah menyesuaikan pandangan dengan cahaya matahari di sore ini, kini Freya dapat melihat dengan jelas.

"Eh?"

"Kak Della?" Freya memasukkan kepalanya kedalam mobil melalui kaca yang sepenuhnya terturun. Freya menengokan kepala kesana kemari namun tetap saja sosok Della tak ada didalam mobil yang sangat mengkilat diantara deretan mobil lainnya.

"Awh!"

Ketika berbalik tiba-tiba kepalanya terpantul kebelakang akibat menubruk sesuatu yang berada didepannya.

"Keningku!" Histeris Freya menghusap-husap keningnya tanpa tahu apa yang telah membuatnya seperti itu.

Dengan mata terpejam dan kepala menunduk, Freya meraba benda yang telah membuat kepalanya pening.

Married FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang