chapter 22

17 0 0
                                    

Can we talk? 
because I've never felt like this before.

" "

Ting

Lift berdenting pertanda telah sampai di loby. Ketika pintu lift terbuka pandanganya bertemu dengan sepasang mata yang sudah tidak lah asing bagi Freya.

Dia adalah Jack.

Segera ia membawa tubuhnya bersembunyi di balik tubuh kekar pria yang belum dikenalnya. Beruntung saja pria itu memiliki tinggi yang sama dengan Darrell, membuat tubuhnya yang tinggi dapat tersembunyi disana. Ia tak tahu pasti apakah Jack tadi sempat melihatnya, karna ia sangat terkejut dan langsung bersembunyi saja.

Freya segera menyembunyikan rambut indah yang digerainya dari balik jacket denim yang memiliki warna serasi dengan kaos hitam berukuran oversize. Supaya Jack beserta dua bodyguard yang berjaga tidak curiga, Freya memberanikan diri melingkarkan lengan kanannya pada pinggang pria tampan itu. Ia meraih lengan pemuda itu untuk segera merangkulnya.

Bersamaan dengan mereka meninggalkan lift, disaat itu pula juga Jack masuk kedalam Lift. Freya menghembuskan nafas lega, karna telah berhasil melewati rintangan. Namun ia merasa seperti ada yang aneh. Ia pun melirik pria itu yang hanya diam saja, tidak menolak atau pun marah atas kelakuan Freya yang memanfaatkannya.

Freya tersenyum lebar.

Karna pria tampan itu tidak menolaknya, Freya pun terus menjalankan aksinya. Layaknya sepasang kekasih, mereka berjalan melewati loby yang diramaikan oleh orang-orang berpakaian formal. Banyak mata memandang kearah mereka disertai kalimat-kalimat yang ditunjukkan kepada Freya terdengar sangat jalas oleh gadis itu.

"Tampan sekali Marius, tetapi sayang sikapnya kasar sekali." Kata seorang wanita dan dibalas oleh teman yang satunya. "Walau ia kasar aku tetap menyukainya, kyaa." Pekik tertahan wanita itu, karna tak berani terdengar oleh Marius.

"Apa dia kekasih Marius?"

"Aku kira dia adalah pemilik Unit ketiga, ternyata dia adalah kekasih Marius. Cih!" Kata seorang wanita berlipstik merah menunjukkan keiriannya.

"Apa mereka tinggal bersama? Gadis itu terlihat dibawah umur." Hal itu membuat mereka tertawa, membuat Freya sedikit meringsut malu.

"Apa kata orangtuanya ketika tahu anaknya tinggal bersama lelaki yang tak benar. Apa jangan-jangan dia adalah pelacur?"

"Apa karna Marius tampan hingga dia berani merelakan dirinya? HaHaHaaa~"

Perkataan mereka semua berhasil menyakiti perasaan Freya. Mereka membicarakan seseorang tanpa tahu kebenarannya. Freya yang biasanya selalu menerima perkataan baik dan tidak pernah dikatai seperti itu membuat gadis cantik itu menangis.

Perkataan mereka semua sudah diluar batas.

Freya menghentikan langkah membuat ia jauh dengan pria bertato itu. Ia menatap punggung itu yang terus berjalan tak memperdulikannya, hal itu membuat Freya menangis.

"Hiks!" Freya menundukkan kepala mengepalkan tangan sekuat-kuatnya.

"Haha lihat pelacur itu. Apa diranjang dia juga menangis?" Tawa wanita-wanita itu memenuhi indra pendengaran Freya.

"Marius saja meninggalkannya! Haha dasar jalang tak berguna! Ku sarankan, kau terlihat lebih cocok bersama kakek-kakek!" Tiga wanita itu mengelilingi Freya dengan kalimat-kalimat tajamnya.

"Minggir."

"Ma-marius.." Ketiga wanita yang telah berhasil mengoyak hati Freya segera menghindar ketika tiba-tiba saja Marius berada disana. Tanpa berkata-kata, Marius kembali berjalan meninggalkan Freya yang segera mengikutinya.

Married FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang