"My Lady, anda ditunggu oleh Tuan di ruang kerjanya." pelayan itu berdiri di depan pintu masuk.
Eunha menghela napas, padahal dia baru saja sampai. Dia ingin beristirahat secepat mungkin, jadi dia segera mengikuti untuk pergi ke ruang kerja Duke Jeon.
Tok tok tok
Eunha menunggu sambil melihat ke arah jendela luar, sepertinya hujan akan turun.
"My lady, tuan menunggu anda di dalam."
Eunha menoleh dengan wajah gusar, "Tolong pergi ke kamarku dan tutup semua gorden yang ada di sana."
"Baik my lady."
Eunha masuk ke dalam ruang kerja Duke Jeon, dan melihat laki-laki itu menatap ke arah dirinya.
"Dari mana saja kamu?"
Eunha menatap laki-laki itu sebentar, "Pesta, Anda juga lihat saya di sana kan?"
"Tapi kamu pulang lebih dulu, dan kenapa baru sampai sekarang?"
"Kenapa saya harus mengatakannya kepada Anda?"
Eunha menatap sengit Duke Jeon, laki-laki ini memang aneh, bukannya dia tidak perduli dengan apa yang Eunha lakukan.
"Tuan Duke, saya rasa harus ada kesepakatan di antara kita."
"Kesepakatan? Memang apa yang bisa kamu berikan melalui kesepakatan itu?"
Eunha melipat kedua tangannya di depan dada, "Anda hanya ingin punya keturunan bukan? Saya akan memberikannya, tetapi setelah itu, aku ingin kita bercerai."
Duke Jeon menggebrak mejanya, "Kamu pikir kamu bisa apa setelah bercerai dengan ku?"
"Apapun! Asal aku tidak terus-menerus berada dalam penderitaan!"
Duke Jeon bangkit dan berjalan mendekat ke arah Eunha, tapi wanita itu tidak bergeming sedikitpun.
Laki-laki itu menarik lengan Eunha, hingga membuat wanita itu dan dirinya berada dalam jarak yang begitu dekat, Duke Jeon lalu menunduk hingga kedua dahi mereka bersentuhan.
"Apa yang anda ...,"
"Jangan bersikap angkuh di hadapanku." meski kalimatnya terdengar sangat mengejek, nada suaranya terdengar lembut.
Eunha bahkan terkejut saat mendengarnya, sampai rasanya Eunha lupa caranya bernapas. Tangan kanan Duke Jeon bergerak untuk menangkup pipi Eunha.
Usapan lembut yang Duke Jeon berikan di pipinya, membuat geleyar aneh pada tubuh Eunha. Tiba-tiba perutnya terasa melilit dan kepalanya pusing.
"Pejamkan mata mu."
Entah karena apa Eunha langsung menurut begitu saja, tubuhnya tidak lagi mau menuruti keinginan Eunha. Dia dapat merasakan hembusan napas Duke Jeon menerpa wajahnya.
"Setelah ini kamu tidak akan bisa pergi, atau lari dari ku."
Duke Jeon menghapus jarak keduanya, dan memberikan lumatan-lumatan kecil pada bibir cherry itu.
Ciuman pertamaku!
Eunha membuka matanya dan berusaha mendorong, tetapi tidak bisa karena tangan kiri Duke Jeon sudah menahan tengkuknya.
"Lepas!" teriak Eunha di sela ciuman mereka.
Tapi Duke Jeon tidak menghiraukan hal itu. Eunha bahkan mulai kehabisan napas, ini ciuman pertamanya dan Eunha benar-benar tidak tahu harus apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔
Fanfiction[Drama/Romance] [R+15] Yerin harus menikah dengan Duke Kim karena titah dari Raja. Sementara Eunha menikah dengan Duke Jeon karena perjodohan yang sudah berlangsung sejak mereka kecil. Dua pria yang menjadi incaran para wanita dalam pergau...