Bagian Tujuh Belas

4.7K 642 233
                                    

Maap aku gak jadi double up
Karena part cerita kali ini bakal panjang sepanjang kalau aku nulis double up:) #kayaknya 🤣🤣🤣🤣
Btw part ini mengandung kebucinan yang berlebihan :( jangan mual!

~

    Terkadang Eunha iri pada tokoh-tokoh perempuan yang berada di dalam novel yang dia baca, mereka cukup bahagia walau bukan berasal dari kalangan bangsawan. Ternyata hidup sederhana mungkin lebih baik dari pada bergelimang harta tapi tidak bisa bahagia.

    Bukannya Eunha mengeluh karena terlahir dari keluarga bangsawan, hanya saja sampai sekarang Eunha tidak bisa juga menemukan kebahagian yang bisa membuatnya untuk bertahan.

    Kecuali bersama Yuna, perempuan itu mungkin sekarang satu-satunya alasan Eunha bertahan, tapi Yuna bukan berasal dari keluarga Eunha. Bingung bukan? Saat orang luar lebih bisa mengerti dirimu dibanding keluargamu sendiri.

    "Lagi-lagi kamu melamun."

    Eunha langsung mengerjapkan matanya, lagi-lagi dia tidak membaca situasi. Akhir-akhir ini entah mengapa dia semakin sering melamun, namun memikirkan hal-hal yang tidak cukup baik, bahkan terkadang berfikir untuk pergi saja dari kediaman Jeon, atau apa yang terjadi jika tiba-tiba kesehatan nya memburuk dan tidak ada orang di sampingnya.

    "Hei."

    Eunha terpaksa menoleh saat tiba-tiba Duke Jeon menangkup pipi kanannya hingga keduanya bertatapan. Walau sudah sering menatap wajah Duke Jeon, Eunha masih belum terbiasa dengan jarak yang begitu dekat seperti ini.

    "Jika kamu mengantuk, lebih baik bersandar saja dibahuku, masih butuh sekitar satu jam lagi untuk sampai."

    Eunha menghela napas, tapi mengikuti apa yang laki-laki itu katakan, dia sebenarnya juga tidak ingin ikut, tapi karena laki-laki ini memaksa Eunha untuk pergi dengannya, jadilah mereka berangkat bersama. Mereka juga akan menginap beberapa hari di Mansion milik keluarga Duke yang ada di sana.

    Oh, mereka pergi untuk bertemu dengan rekan bisnis Duke Jeon. Eunha juga bingung kenapa dia harus ikut, padahal kan dia tidak bisa apa-apa.

    Eunha merasakan usapan lembut di kepalanya, rasanya aneh. Eunha tidak pernah merasakan perlakuan lembut seperti ini, kapan terakhir kali Eunha bersandar pada bahu seseorang?

    "Tidur saja, saat sampai kamu lanjut istirahat di Mansion, aku sudah meminta untuk menyiapkan kamar untukmu."

    "Lalu kenapa saya harus ikut?" tanya Eunha dalam keadaan yang mulai setengah sadar, rasa kantuk mulai menguasai dirinya.

    "Di sana cocok untuk beristirahat, lagi pula aku harus seminggu di sana, tidak mungkin aku meninggalkan kamu di rumah itu sendirian." Duke Jeon melingkarkan lengannya pada pinggang Eunha, jarak keduanya semakin dekat.

    "Kenapa memangnya? Bukankah anda sudah sering pergi sebelumnya?"

    Duke Jeon terdiam, hanya usapan lembut laki-laki di kepalanya yang bisa Eunha rasakan, sampai pada batas kesadarannya Eunha sempat mendengar laki-laki berucap. "Aku rasa aku sudah gila, karena tidak bisa lagi meninggalkan kamu sendirian."

    Tidak ada jawaban dari Eunha, karena gadis itu sudah terlanjur terlelap, sambil bersandar pada bahu Duke Jeon.

~

    "Anda sudah pulang?"

    Eunha sedang duduk sambil meminum tehnya di dalam kamar, dia cukup terkejut saat bangun tadi, karena sudah berada di atas ranjang, bahkan pakaian nya sudah berganti dengan gaun tidurnya.

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang