"Yena kalau sudah besar akan menjadi istri kak Soobin!"
Anak laki-laki yang di sebut namanya hanya tersenyum lalu mengusap lembut pucuk kepala adik dari temannya itu.
"Soobin mana mau sama bebek jelek dan cerewet seperti kamu."
Gadis kecil itu menoleh ke arah sang kakak yang baru saja mengatakan hal buruk tentang dirinya.
"Hiks … mama! Papa!" Yena langsung berteriak dan menangis karena mendengar ucapan jahat sang kakak.
Sementara orang tua mereka hanya menatap anak-anak mereka sambil menggelengkan kepalanya.
"Jangan kamu bantu, aku ingin lihat apa yang anak itu lakukan."
Perempuan itu mendengus dan kembali duduk di kursinya. "Kamu tahu sendiri kan Yeonjun benar-benar tidak peduli jika Yena menangis."
"Itu karena kamu selalu langsung datang dan menenangkan Yena."
"Lihat Somi bahkan hanya menatap mereka dengan kebingungan."
Yerin menoleh. "Anak kalian benar-benar terlalu tenang, bagaimana cara kalian mengajari mereka?"
"Karena mereka berdua sama-sama tidak banyak tingkah. Yena dan Yeonjun kan mengikuti sifat kamu."
Yerin memukul lengan suaminya karena kesal. "Sifat buruk mereka jelas-jelas seperti kamu!"
"Kak sudah-sudah sebaiknya kakak tenangkan Yena dulu." Eunha mencoba melerai keduanya.
Yerin akhirnya bangkit dan berjalan ke arah anak-anaknya itu, putrinya langsung berlari dan memeluk dirinya.
Eunha tersenyum, lalu tatapannya jatuh kepada Somi yang sedang menatap ke arah dirinya.
"Somi, kemari." Eunha menggerakkan tangannya untuk meminta Somi mendekat.
Tapi ternyata bukan hanya Somi yang datang, Soobin juga mendekati mereka.
Eunha mengangkat Somi untuk duduk di pangkuannya. Somi sekarang sudah berusia lima tahun sementara Soobin sebelas tahun.
"Setelah pulang dari sini Somi sama Soobin ingin makan apa?" tanya Eunha dengan nada lembut sambil mengusap pipi chubby Somi.
"Somi mau ice cream."
"Kita akan makan itu setelah makan siang oke? Soobin ingin apa?"
Anak laki-lakinya itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku ikut saja."
Eunha tersenyum lalu memindahkan Somi untuk di duduk pangkuan suaminya, lalu dia meminta Soobin untuk duduk di sebelahnya.
"Soobin masih memikirkan tentang akademi? Tenang saja tidak seburuk yang kamu kira kok, lagi pula ada Yeonjun yang akan masuk ke akademi bersama kamu."
Soobin menganggukkan kepalanya lagi, anak itu memang tidak pernah membantah atau meminta sesuatu. Eunha jadi agak khawatir.
"Soobin ingin apa? Nanti mommy belikan."
Tapi anak itu masih saja menggelengkan kepalanya. "Soobin sudah memiliki semua yang Soobin inginkan, hanya Soobin sedih jika harus jauh dari kalian."
Eunha tersenyum. "Mommy akan sering menulis surat untuk kamu jangan khawatir."
Soobin menganggukkan kepala mengerti.
Duke Jeon yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum, dulu dia tidak pernah mendapatkan perhatian seperti yang anak-anaknya dapatkan sekarang. Dia bersyukur memilih Eunha sebagai pendamping hidupnya, perempuan itu memiliki begitu banyak kasih sayang untuk keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔
Fanfiction[Drama/Romance] [R+15] Yerin harus menikah dengan Duke Kim karena titah dari Raja. Sementara Eunha menikah dengan Duke Jeon karena perjodohan yang sudah berlangsung sejak mereka kecil. Dua pria yang menjadi incaran para wanita dalam pergau...