Eunha menatap pantulan dirinya di cermin, masih tidak percaya bahwa tiba saatnya dia memakai gaun untukmu hari pernikahannya.
Pagi ini kediaman Duke Jeon memang terlihat sangat sibuk bahkan Eunha bisa mendengar langkah kaki yang terdengar tidak beraturan dari luar kamarnya.
"Aku tidak menyangka akan melihat kamu menikah secepat ini."
Perempuan itu menoleh, pintu kamarnya terbuka dan beberapa orang masuk ke dalam kamarnya.
Eunha tersenyum. "Aku juga tidak menyangka pernikahanku akan terjadi secepat ini."
"Wah nona Calarice, kamu cantik sekali. Pantas saja tuan Duke sepertinya ingin cepat-cepat menikahi kamu, supaya tidak ingin direbut oleh orang lain." pujian itu terlontar begitu saja di antara mereka.
"Benar sekali, anak itu jika sudah menginginkan sesuatu akan langsung melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya."
Para perempuan itu berbicara banyak hal, Eunha bersyukur bisa berada di antara mereka.
"Yuna, terimakasih sudah bersama ku sampai saat ini dan memberikan aku banyak hal yang tidak bisa aku dapatkan sebelumnya." Eunha berjalan ke arah teman baiknya itu.
Yuna tersenyum. "Sekarang akan ada lebih banyak orang yang bisa memberikan kamu banyak hal juga, jangan pernah ngerasa sendiri lagi. Berbahagia lah sekarang."
Yerin mengambil langkah dan berhenti di antara Eunha dan Yuna. "Setiap orang yang hadir di dalam kehidupan kita, selalu memberikan hal baru yang sebelumnya tidak pernah kita dapatkan, hidup itu terus berubah, jadi butuh banyak hal untuk kita belajar."
"Sepertinya aku akan menangis, kenapa tiba-tiba suasana nya jadi haru begini," ucap Rose sambil menatap orang-orang di depannya.
"Aku juga, oh iya ngomong-ngomong siapa yang akan mengantar kamu menuju altar? Aku dengar tuan Count …."
Eunha tersenyum. "Tenang saja nona Rose, ayahku datang tadi pagi-pagi sekali. Dia bilang ini meski sekalipun aku dan dia saling membenci. Seorang ayah tetap harus menjadi orang yang mendampingi anak-anaknya untuk menuju altar pernikahan."
Rose tersenyum, begitu juga Sowon dan yang lain.
"Huft semoga hari ini berjalan dengan lancar."
Tok tok tok
"Nona, kita harus bersiap-siap sekarang."
"Baiklah," balas Eunha.
"Oh tuhan, aku sudah pernah melewati hari-hari seperti ini dulu, sepertinya aku tidak gugup sama sekali. Tapi kenapa saat kamu yang menikah aku malah gugup?" Yuna memegangi dadanya karena jantungnya terasa berdetak dengan lebih cepat.
"Sudah lah, ayo pergi. Kami akan mengantar sampai ke depan pintu."
Eunha menganggukkan kepalanya, mereka membantu Eunha berjalan karena sedikit kesulitan dengan gaunnya.
Tiba-tiba rasanya sangat aneh, seperti perasaan bahagian yang memuncak tapi di barengi perasaan gugup yang tidak jelas.
Hari ini dia akan menikah, dengan laki-laki yang beberapa bulan sebelumnya tidak pernah dia sangka akan menjadi Suaminya.
"Selamat pagi tuan Count," sapa mereka berbarengan kecuali Eunha tentunya.
Laki-laki paruh baya itu, hanya tersenyum kepada mereka.
"Kami masuk lebih dahulu ya? Aku rasa kamu butuh waktu sebentar." Yuna menepuk-nepuk bahu Eunha, sementara yang lain hanya tersenyum, lalu membungkuk kecil dan masuk ke dalam tempat pernikahan Eunha berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔
Fanfiction[Drama/Romance] [R+15] Yerin harus menikah dengan Duke Kim karena titah dari Raja. Sementara Eunha menikah dengan Duke Jeon karena perjodohan yang sudah berlangsung sejak mereka kecil. Dua pria yang menjadi incaran para wanita dalam pergau...