Bagian Tiga Puluh Empat

4.2K 612 149
                                    

    Hari ini Eunha terbangun dan menyadari bahwa sang suami sudah tidak berada di atas ranjang bersamanya.

    Masih cukup pagi jika laki-laki itu harus pergi bekerja, tapi Eunha tidak mau ambil pusing, karena perempuan itu paham benar bahwa suaminya adalah orang yang sibuk.

    Jadi dia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, saat masuk ke dalam Eunha melihat sebuah sticky note tertempel di cermin yang ada di sana.

Saat jam makan siang datanglah ke Restoran XX.
Aku menunggu kamu.
~Your Husband.

    Eunha tersenyum saat membaca tulisan di sticky note itu. Tapi hari ini dia juga harus bertemu dengan Yuna dan yang lain.

    "Sepertinya aku bisa pergi ke sana sebelum makan siang."

~

    "Wah apa suami mu benar-benar tidak membiarkan kamu keluar dari rumah setelah kalian menikah? Apa sebulan tidak cukup untuk kalian menghabiskan waktu untuk membelai satu sama lain? Benar-benar keterlaluan."

    Mereka sedang berkumpul di sebuah restoran yang tidak terlalu mewah, karena mereka memang berniat untuk tidak menarik banyak perhatian orang-orang.

    Sowon yang berada di sebelah Yuna langsung menepuk pelan perempuan itu, sementara Eunha dan Yerin hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar ocehan Yuna.

    Memang sih sudah dua minggu yang lalu Yuna mengirim pesan untuk mengajak Eunha bertemu, tapi Eunha sama sekali tidak bisa keluar dari rumah, lebih tepatnya dia sulit bergerak dari atas ranjang.

    "Biarkan saja sih, tidak ingat siapa yang tiba-tiba menghilang selama berbulan-bulan setelah menikah?" Sowon berucap sambil menoleh ke arah Yuna.

    "Memang anak satu ini tidak sadar diri, lagi pula tidak ada salahnya kan mereka bersama lebih lama."

    Sowon kali ini menoleh ke arah Yerin. "Ya tidak ada yang salah, karena aku tahu setelah ini kamu juga akan melakukannya kan?"

    "Ah itu benar! Kapan pernikahan kalian dilaksanakan? Ya Tuhan! Kasihan sekali para perempuan lajang yang mendambakan menikah dengan para Duke tampan itu, keduanya sekarang benar-benar akan sold out."

     Perempuan itu menggelengkan kepalanya saat mendengar Yuna berbicara. "Aku meminta waktu yang tepat, setelah acara ulang tahun sepupuku."

    "Ah, sepupu mu yang tinggal di desa itu?" Tanya Sowon.

    "Iya, aku berjanji untuk membawanya ke ke Ibu kota, dia juga sudah banyak membantu aku saat berada kediamannya," Jelas Yerin kepada teman-temannya.

    "Aku penasaran dengan anak itu setelah mendengar cerita dari kamu, jika dia kemari ajak kami juga."

    "Boleh saja."

    Eunha tersenyum, keempatnya semakin akrab saja. Padahal tadinya mereka sama sekali tidak pernah bicara, sekarang Eunha benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan para perempuan hebat ini.

    "Oh? Selamat siang tuan Duke."

    Semua serentak menoleh saat tiba-tiba saja Yerin bangkit dan membungkuk, karena kebetulan posisi perempuan itu menghadap ke arah pintu masuk karena posisi mereka melingkar, sementara yang lain membelakangi dan menyamping.

    "Sorry ladies, aku sudah punya janji makan siang dengan istri ku, yang sepertinya lupa dengan janji itu."

    Eunha melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dia benar-benar terlalu asik berbincang dengan teman-temannya tanpa sadar dia melupakan janji itu.

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang