"Aku baik-baik saja."
Eunha menyandarkan dirinya pada dinding, sambil melihat ke arah halaman yang terhalang oleh jendela dan dinding kamarnya.
"Suaramu tidak terdengar seperti kamu baik-baik saja. Aku bukannya baru kenal kamu sehari dua hari nona Calarice." Eunha bisa mendengar temannya itu berdecak kesal di ujung sana.
"Aku memang baik-baik saja, jangan berlebihan," balas Eunha.
"Aku tahu kamu sering terbawa suasana, tapi dengarkan aku . Jangan sampai hal itu membuat kamu lemah. Laki-laki itu bisa saja membuat dunia mu yang diliputi kebahagiaan hancur dalam sekejap. Baik kamu mau pun aku, tidak ada yang tahu bagaimana isi hati sebenarnya laki-laki itu."
"Aku tahu, dia bilang bahwa ada seorang perempuan yang berharga untuknya dan aku paham soal itu," ucap Eunha
"Nona Roseanne?"
"Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya."
Eunha terdiam setelah mengatakan hal itu, Yuna juga tidak mengatakan apapun lagi.
"Ada satu harapan yang sampai saat ini belum juga dikabulkan oleh Tuhan, aku ingin melihat kamu menikah dan hidup bahagia bersama keluargamu nantinya. Kita berteman cukup lama, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa sebagai teman mu."
Eunha tanpa sadar tersenyum, tapi sekaligus ada rasa sakit di hatinya, dia selalu membuat orang lain khawatir akan dirinya.
"Yuna, terimakasih. Aku selalu berdoa kepada Tuhan agar kamu selalu bahagia."
"Aku selalu melakukan hal yang sama untuk mu."
"Jangan dilanjutkan, aku seperti akan menangis karena ini."
"Aku juga. Tapi aku akan lebih sedih jika kamu tidak bahagia."
"Aku pasti akan bahagia, aku janji padamu."
~
"Apa yang kamu sedang lakukan?"
Sebuah lengan melingkar di pinggang Eunha, membuat perempuan itu sedikit terkejut
Eunha menghela napas untuk menetralkan rasa tekejutnya dan mencoba untuk tersenyum. "Hanya sedang melihat-lihat saja," balasannya.
Perempuan itu bisa merasakan napas Duke Jeon begitu dekat dengan telinganya, tapi hari ini dia tidak ingin laki-laki itu menyadari betapa gugupnya dia. Hatinya masih terasa kacau.
"Kemarin kita tidak jadi pergi, sebelum pulang bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
Eunha menoleh. "Tuan, apa itu boleh dilakukan lain kali saja?"
Duke Jeon mengerutkan dahinya, lalu memutar tubuh Eunha agar berhadapan dengannya dan menyentuhkan punggung tangannya pada dahi perempuan itu. Dia pikir mungkin Eunha itu sedang sakit, tapi ternyata suhu tubuhnya normal.
"Saya tidak sakit, saya hanya ingin cepat-cepat pulang saja." Eunha menepis pelan tangan Duke Jeon.
Laki-laki itu menghela napas. "Ada apa? Kali ini aku jamin tidak akan ada gangguan."
Eunha tetap menggelengkan kepalanya. "Saya sedang tidak ingin pergi ke mana-mana. Sebaiknya kita pulang saja, jalan-jalan bisa dilakukan lain waktu."
"Baiklah jika itu mau kamu." Duke Jeon menarik Eunha ke dalam pelukannya.
Sementara Eunha tidak tidak banyak merespon, hanya tersenyum saat laki-laki itu menatap wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔
Fanfiction[Drama/Romance] [R+15] Yerin harus menikah dengan Duke Kim karena titah dari Raja. Sementara Eunha menikah dengan Duke Jeon karena perjodohan yang sudah berlangsung sejak mereka kecil. Dua pria yang menjadi incaran para wanita dalam pergau...