[Jawabannya?]
Aku menghela nafas. Lelah dengan sikap seorang Tsukishima Kei. Pertandingan dimulai. Rasanya ingin bermain voli disana. Kufokuskan mataku ke arah tim Kageyama, Hinata dan tentunya Tanaka. Syukurlah tak ada yang menyadari keberadaanku selain Tanaka dan Si Tiang Listrik itu.
Suara mereka yang sedang bermain mungkin bisa terdengar sampai luar gedung saking kerasnya mereka berteriak. Entah itu teriakan, "cover", "one touch", dan lainnya. Bahkan bola yang dipukul Hinata, bisa menghasilkan beberapa poin. Kau bisa kalah dengan Hinata lho, Tiang makiku di dalam hati.
Batinku sekarang sudah bertugas untuk memakinya saat ia kebobolan bola. Atau terkadang aku sedikit terkekeh karena kepayahannya.
Walau aku mengatakannya payah, tentu saja aku bisa bermain voli. "Oi, Akashi-san, lihat, aku memenangkannya dengan mereka" pekik Tanaka. Sial, dia membuat keberadaanku mencolok batinku. "Akashi- san ada disini?" tanya Hinata.
"Tanaka- senpai harusnya membuat keberadaanku tidak mencolok" gerutuku. "Akashi-san, bagaimana permainan si cebol ini?" tanya Kageyama. "Receive, itu yang perlu Shoyo tingkatkan, kemampuan dalam receive mu itu payah" jawabku. Kageyama tersenyum senang, mungkin ia merasa menang. Hinata mungkin tampak tak terima dengan kritikanku.
Ponselku bergetar. Aku membuka ponselku. Pesan masuk.
[Hari ini, kita akan latihan musik, kuharap kau bisa datang latihan, ini dari ketua]
"Lain kali kau bisa datang untuk melihat latihan" ucap pemuda dengan surai silver itu. Aura ramahnya sangat terasa. "Arigatou, lain kali aku akan melihat latihan, permisi" kataku sambil menurui tangga dan pergi ke luar gym.Aku meninggalkan ruangan itu dalam keadaan hening. Klub musik ada latihan dadakan tumben banget pikirku. Saat sampai. "Kuso! Masih dikunci" gumamku. "Hei, nanti pintunya rusak!" tegur seseorang. Hitomi Hoiso. Ketua klub. "Gomen, ketua lama sih" ujarku enteng. "Kau yang datangnya kepagian, lagian aku baru ngirim beberapa puluh menit yang lalu, masa Akashi-san udah datang duluan"
"Habis nonton klub voli tadi"
"Nonton klub voli?"
Aku mengangguk. "Iya, klub voli" jawabku. Ia meraih kunci ruangan klub lalu membukanya. "Kau bisa bernyanyi 'kan?" tanyanya. "Bisa" jawabku. "Tadi malam, aku dapat pesan dari pembina, Misaki- san main piano, Makoto- kun main biola, aku dapat posisi sama dengan Makoto- kun, posisimu yang belum kebagian" ujarnya.
Anjir, pembina jahat banget sama aku, ketemu belum pernah, jangan-jangan pembina dendam nih, batinku berkata seperti itu. "Kalau posisimu nyanyi gak apa-apa?" tanyanya. "Iya, gak apa-apa, lagian yang penting dapat posisi" jawabku enteng. Langkah kaki terdengar di koridor. "Hahaha, aku yang pertam- eh?" ucapnya.
"Mampus tuh, Akashi-san yang pertama, bukan senpai, makan tuh" maki Misaki. Terlalu frontal sama senpainya sih, pikirku. "Hey hey hey Hosio, lama gak ketemu!" sapa Makoto- senpai. Mirip Kise- san, pikiranku berkata begitu. "Ish! Jauh-jauh kau!" hardik ketua.
"Jangan main mulu! 2 pekan lagi ada lomba harus serius!"
"Baik, mohon bantuannya!"
Skip time
"Suaraku habis..."
"Jariku bisa kaku kayak jari boneka milik ibuku nih"
"Leherku pegel"
"Kalian jangan ngeluh mulu!"
Ketua baru-baru ini terlihat kesal. "Bukan kalian doang yang capai tau! Aku juga capai" katanya. "Cih" sindir Makoto. Aku menyenderkan punggungku ke dinding klub. "Makoto- senpai jangan tiduran di depan pintu, ganggu orang lewat" kata Misaki.
"Eh, maaf Misaki- chan"
Misaki yang pertama kali bubar. Kegiatan klub sudah bubar sejak 10 menit yang lalu. Kami lebih memilih untuk berada di sini dulu. "Aku duluan ya!" sahut Makoto- senpai. "Biar aku saja yang pegang kunci klubnya, aku ingin latihan lagi" ucapku. Ketua menoleh, lalu cengar-cengir. "Oke, Akashi- san, nih" balasnya lalu melempar kunci klub.
"Mata nee"
Aku menangkap kunci klub, tak membalas ucapannya tadi. "Oi, kau ini, sudahku tagih jawabannya" ucap Tsukishima Kei. "Apaan sih, sana, aku ingin latihan" hardikku. Bukannya pergi, ia malah masuk ke ruangan klub. "Suaramu itu bagus juga ternyata" pujinya. "Arigatou untuk pujiannya itu, sana pergi"
"Jahat sekali, kau ini [Name]"
"Jangan panggil aku dengan namaku, panggil aku Akashi-san!"
Dia malah tersenyum. Kami-sama! Aku butuh bantuanmu kami-sama! Jeritku dalam hati. "Jawabanmu?" tanyanya. Aku bisa gila gara-gara di ikuti oleh orang ini terus, gerutuku dalam hatiku. Lantas, aku memalingkan wajahku ke jendela. Dia malah mendekat. "Aku tak suka adanya penolakkan" ucapnya.
Cepat biarkan aku latihan!
"Hah... jawabanku.."
Ucapanku terhenti. Menghela nafas. Kenapa aku jadi ragu gini, tinggal bilang saja, batinku menjerit-jerit seperti itu. Pikiranku seperti blank. Tak tahu apa yang aku harus ucapkan. "Jawabanmu?" tanyanya sedikit menggodaku. Aku menggosokkan tanganku dengan lengan hoodie yang kukenakan.
"Iya"
"Apa?"
"Iya"
"Tunggu suaramu itu terlalu kecil, bisa ucapkan lagi?"
"Iya baka!" pekikku. Sekarang wajahku sudah semerah rambut nii-chan. Buru-buru aku menutup wajahku dengan tudung hoodie. "Hmm.. jawaban yang kuinginkan" katanya. Dia memelukku bahkan aku bisa mendengar detak jantungnya. "Akhirnya, kau bisa menjadi milikku"
Sial, jantungku malah berdetak tak keruan gerutuku. "Menyingkirlah, aku ingin latihan, Tsukishima-kun" ucapku. Mendorong tubuhnya itu. "Kulihat kau latihan boleh kan?" tanyanya. "Tidak! Tidak boleh, sana! Pergi, pertandinganmu sudah selesai 'kan, pulang sana!" titahku. Dia berdiri, berkata, "kejam sekali kau ini, [Name]"
Entah mengapa pipiku kembali merona karenanya. Aku mengatur posisi dudukku. Dia pun membalikkan badan. "Ini, balasannya" ucapnya. Tak begitu terdengar karena ia mengatakannya dengan nada pelan. Bibirnya mendarat dipipiku. "Aku duluan ya, [Name]"
Dasar, kau membuat jantungku berdebar lagi.. ternyata, dia punya sisi lembut seperti ini..
BERSAMBUNG.
Bener-bener perjuangan bikinnya. Kalian masih bertahan kan dirumah? Sehat-sehat ya! 💪
#dirumahaja

KAMU SEDANG MEMBACA
My Melody [Tsukishima Kei X Reader]
FanfikceAkashi [Name] dan Tsukishima Kei membuat janji saat musim panas. "Aku janji!" Kisah [Name] dan Tsukishima Kei diiringin oleh alunan lagu yang lembut. Meski demikian, apa [Name] bisa menepati janjinya?