Pemuda bersurai light-blonde itu menutup pintu klub musik. Mengintip sebentar kekasihnya yang sedang berlatih. Tak lama lagi mereka sama-sama dilibatkan oleh lomba. Inter-high voli dan lomba musik.
Sayup-sayup terdengar lagu yang di nyanyikan oleh Akashi [Name].
"Chiisa na kata wo narabete aruita"
Langkah kaki pemuda itu terhenti. Kepalanya menoleh ke ruangan klub musik. Lagu ini pernah ia dengar. Suara lembut itu mengalun bersama nada piano yang di mainkan. Kombinasi itu membuat orang yang lewat tersihir oleh indahnya melodi. Pemuda itu melanjutkan langkahnya dan menggaruk kepalanya.
"Tsukki!"
Panggilan itu di notis oleh sang empu. "Ada apa, Yamaguchi?" tanyanya. Nadanya agak tajam jika didengar. "Kau habis dari mana?" tanya Yamaguchi. "Bukan urusanmu Yamaguchi" jawab Tsukishima. Sang pemuda berambut hitam kehijauan itu gelagapan. "G-gomen Tsukki" ucapnya. Tak peduli dengan ucapan sang teman, Tsukishima berbalik.
Hening.
Suara piano yang di mainkan oleh [Name]. Berhenti. Manik Tsukishima menatap koridor. Menangkap seorang gadis yang mengunci pintu klub. [Name] menatap Tsukishima yang berada di bawahnya. Kedua insan itu saling menatap dalam durasi waktu yang cukup lama, lalu Tsukishima memaling mukanya.
"Ada apa Tsukki?"
"Bukan urusanmu Yamaguchi"
"B-baiklah"
Sore ini di tutup oleh keheningan. Langit senja menggambarkan perasaan mereka. Perasaan yang mungkin bisa dikatakan lega, ataupun juga tidak. Perasaan yang tak bisa dijelaskan.
[Name] melangkah, menjauhi gedung sekolah. Manik [e/c]-nya menangkap sosok yang ia kenal. Ia melambatkan langkahnya. Untuk kali ini ia tak ingin dekat-dekat dengannya. Panggilan dari seseorang masuk ke telinga [Name], membuatnya menghentikan langkahnya. Lalu menoleh. Pemuda degan surai jeruk mandarin itu memanggil [Name].
"Tadi kau dengar lagu mengalun di koridor tidak?" tanya Hinata pada [Name]. "Oh, itu kegiatan klub musik" jawab [Name]. Mata Hinata berbinar.
"Bodoh, jangan menatapnya seperti itu"
"Apa sih kau ini?!"
Muncullah sebuah adu mulut antara Hinata Shoyo dan Kageyama Tobio. [Name] yang melihat mereka teringat akan adu mulut Kise Ryouta dengan Aomine Daiki. Kalau soal kebodohan mereka, mereka bisa di sejajarkan.
"Jangan dekat-dekat cebol dan Raja"
Jelas-jelas ia cemburu,pikir [Name]. "Ano.. kau sedang memikirkan apa?" tanya Kageyama. [Name] buyar dari lamunannya. "Bukan apa-apa" jawab [Name]. Gadis itu memeriksa waktu di jam yang melingkari tangan kirinya yang mungil itu. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. "Tsukishima-san!" panggil Hinata. Yang dipanggil hanya menoleh dengan muka menyebalkan.
Manik pemuda itu seolah mengisyaratkan JANGAN-DEKAT-DEKAT-DENGAN-[NAME]. Gadis itu hanya terdiam, melangkah lagi. "Aku duluan, mata nee.." ucap [Name]. Gadis itu berlari melewati dua orang di depannya. Dengan tergesa-gesa [Name] menuju stasiun. Nii-chan jangan ada dirumah, ketahuan kan gawat jadinya, gerutu [Name] dalam hati.
Gadis itu ingat persis bagaimana seorang Tsukishima Kei menembaknya (?) di ruangan klub musik. Lalu, pikirannya menjadi blank.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Melody [Tsukishima Kei X Reader]
Hayran KurguAkashi [Name] dan Tsukishima Kei membuat janji saat musim panas. "Aku janji!" Kisah [Name] dan Tsukishima Kei diiringin oleh alunan lagu yang lembut. Meski demikian, apa [Name] bisa menepati janjinya?