[02] Jadi Babu?

1.4K 101 30
                                    

Karena ucapannya tadi kini Alena harus berhadapan langsung dengan sang penguasa sekolah siapa lagi kalo bukan Sehun Mahardika Pratama. cih, seperti artis Korea saja namanya.

"LO TADI BILANG APA!? JAWAB!?" ucapnya penuh amarah. Melihat itu nyali Alena menciut.

"Gu—gu—gue, ke—ke—ceplosan," jawab Alena gugup. Keringat dingin sudah membasahi dirinya. Ternyata berhadapan langsung dengan sang penguasa sekolah sangat menakutkan.

"KECEPLOSAN LO BILANG!?" bentaknya. Lalu Sehun mengambil sup kuning dan menyiramkannya pada baju seragam Alena.

"Hah, ba—ba—ju gue," ucap Alena gugup, dan hampir menangis tapi Ia tahan.

Plis Alena jangan nangis, lo enggak boleh cengeng.

"ITU HUKUMAN BUAT CEWEK BUSUK KAYA LO YANG BERANINYA NGOMONGIN GUE DARI BELAKANG!" tanpa di duga untuk yang kedua kali nya Sehun menyiram Alena dengan minuman berwarna merah. Tak lupa Sehun berikan selai warna coklat pada rambut Alena.

"Kasian banget yah," ucap Jono.

"Iya kasihan banget," sahut si Joni.

"PERINGATAN BUAT KALIAN SEMUA KALO SAMPE GUE DENGER SALAH SATU DARI KALIAN NGOMONGIN GUE DARI BELAKANG GUE PASTIKAN HIDUP KALIAN ENGGAK BAKAL TENANG. SEPERTI CEWEK YANG ADA DI SEBELAH GUE!"

Alena berusaha tidak mendengar apa yang senior itu katakan. Karena sungguh Ia sangat malu. Badan nya terasa lengket semua, seperti mati rasa. Ini baru hari pertama berangkat sekolah tapi sudah mendapat masalah bagaimana dengan besok?

Melihat teman nya yang di perlakukan seperti itu Anabella hanya bisa menggigit bibir kuat. Ia tidak bisa menolong apapun. Melaporkan pada guru juga tidak berani, pasti akan menjadi korban selanjutnya. Huh, bagaimana ini?

"MULAI SEKARANG LO JADI BABU GUE!" ucap nya final.

"KENALIN INI BABU GUE YANG BARU!"

"SIAPA NAMA LO?" tanya Sehun lalu mencengkram bahu Alena kuat.

"Ale—na shh," jawab Alena disertai ringisan.

"OH JADI NAMANYA ALENA."

"Bukannya itu anak baru ya," kata salah satu siswi.

"Iya dia anak baru, sekelas sama gue."

"MULAI BESOK LO JADI BABU GUE! APA YANG GUE SURUH ATAU MAU LO HARUS TURUTIN! PAHAM!?"

Hening Alena tidak menjawab.

"JAWAB PAHAM GAK!?" bentaknya.

"Iya pa—paham."

"Oke, bagus." Setelah itu Sehun dan teman-temannya pergi dari kantin dengan gaya cool nya, siapapun yang melihat pasti akan terkagum-kagum.

----

Kini Alena dan Anabella sedang berada di dalam toilet wanita. "Badan gue lengket semua," ucap Alena sedu.

"Maapin, gue ya Al. Enggak bantuin lo," ucap Ana lalu memeluk Alena.

"Ana lo apaan si! jangan peluk gue, badan gue lengket semua ntar lo ikutan lengket lagi!"

"Maapin gue dulu."

"Maapin gimana maksud lo!? Orang lo enggak salah!"

"Iya tapi gue ngerasa bersalah enggak nolongin lo, Al."

"Gapapa Na, gue enggak papa." Ana pun melepaskan pelukan nya pada Alena.

"Baju gue gimana ya?" ucap Alena sambil berfikir.

"Gue coba beli di koprasi ya."

"Boleh tuh. Tapi, lo enggak papa kan?"

"Enggak papa. Santai aja, sekalian gue mau izinin lo karena enggak masuk jam sekarang."

Alena tersenyum."Makasih ya," ucapnya tulus. Ana mengangguk sebagai balasan.

----

Kini Sehun dan teman-temannya sedang berada di basecamp tempat mereka berkumpul untuk membolos. Banyak sekali sekolah lain yang mengunjungi basecamp mereka hanya untuk sekedar mengobrol. Letaknya dibelakang sekolah Citra Bangsa.

Padahal para guru sudah memperingatkan untuk tidak membolos disitu. Tapi yang namanya anak sekolah pasti akan susah dibilangin.

"Gila aja. Gue enggak nyangka sama tuh cewek," ucap Zidan dengan kekehan kecilnya.

Sehun hanya menanggapi dengan senyuman. Ia pun mematik rokok lalu menyesapnya.

"Kata nya sih dia anak baru," sahut Ciko salah satu teman Sehun.

"Yang bener lo?" tanya Zidan, Ciko mengangguk.

"Gue mau nanya deh sama lo, apa alasan lo jadiin dia babu? Gue tahu sendiri lo enggak bakal sampe segitubnya, Hun?" Kali ini Boby yang bertanya. Karena ini kali pertamanya Sehun memperlakukan cewek dengan sekejam itu apalagi menjadikannya babu.

"Enggak tau. Gue tertarik aja," jawab Sehun simpel. Sesimpel hidupnya.

"Gue cabut," ucap Sehun lalu pergi meninggalkan basecamp.

---

SENIOR (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang