Setelah tawuran tadi, Sehun langsung pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Banyak sekali luka lebam yang membekas diwajah nya. Sehun bahkan merasakan teramat perih dibagian perutnya akibat goresan pisau yang anak brigez berikan.
Baru saja Sehun akan melepaskan bajunya, tiba-tiba langasung terhentikan karena ponselnya berbunyi.
Babe is calling...
Sehun mengerutkan dahinya, tumben sekali Alena menelefon. Ini sudah jam 17.30 sore. Kalaupun Alena minta dijemput aneh sekali. Apa jangan-jangan Alena rindu padanya? Karena seharian ini tidak bertemu. Membayangkannya membuat hati Sehun berbunga-bunga.
Dengan segera Sehun pun mengangkatnya.
"Hallo babe, ada apa? Tumben nele-"
"Se...Sehun pe...lis kesini...gue nggak kuathhh..." ucap Alena lirih disebrang sana.
"Lo ada dimana!? Share lokasinya!?" ucap Sehun yang mulai khawatir.
"Brengsek! Lo ada dimana Alena?" ucap Sehun yang sudah tersulut emosinya karena Alena tak kunjung membalas.
"Gue-ada di ka-mar mandi se-kolahhh."
Tut... Sambungan diputus oleh sepihak.
Sial, siapa yang sudah berani mengusik miliknya.
Tidak memperdulikan penampilannya, Sehun mengambil jaket dan langsung bergegas keluar rumah.
Dengan perasaan khawatir, Sehun mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Meskipun banyak para pengendara mobil yang mengumpat karena aksi ugal-ugalan nya Sehun tidak peduli, hanya satu yang ia pikirkan sekarang, Alena.
"Gue harap lo nggak kenapa-napa Alena."
Sial, disaat-saat seperti ini lampu merah menyala. Karena rasa khawatirnya yang terlalu tinggi Sehun pun menerobos lampu merah.
TIN...TIN...TIN...
BRAK
Akibat tidak mematuhi peraturan lalu lintas, Sehun terjatuh dari atas motornya.
"Bangsat!" umpat Sehun.
"Mas, kalo naik motor yang bener dong!"
"Bisa naik motor enggak sih mas nya?"
"Itu masih lampu merah lo! Yang bener kalo naik motor!"
"Naik motor ugal-ugalan banget, jadi jatuh, rasain kan!""Bukannya nolongin malah ngebacot!" ucap Sehun kesal. Dengan sendiri ia bangun lalu mengendarai motornya lagi.
Tak terasa 10 menit kemudian akhirnya Sehun pun sampai didepan sekolah. Dengan tergesa-gesa ia turun dari atas motornya. Kedatangan Sehun yang tiba-tiba membuat Pak Joko mengerutkan dahinya.
"Den, mau kemana?" tanya Pak Joko. Sehun tidak menggubris lalu melewati Pak Joko begitu saja.
Begitu sampai di kamar mandi wanita, Sehun langsung mengecek satu-satu pintunya. Pertama tidak ada, kedua sampai ke 4, Sehun yakin yang terakhir ini Alena di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR (TERBIT)
General FictionDONT COPY MY STORY🙏 BELUM DI REVISI!! DITERBITKAN OLEH MOCCHACINOPUBLISHER. Sehun Mahardika Pratama. Siapa sih yang tidak kenal dengan dia. Bahkan hampir seluruh seantero sekolah tau. Senior yang selalu bikin masalah setiap harinya tetapi banyak di...