Sudah 7 Hari Alena tidak berangkat sekolah, percayalah rasanya seperti berminggu-minggu. Hari ini ia memutuskan untuk berangkat sekolah walaupun Amira sudah melarangnya Alena tetap bersikeukuh Ingin berangkat sekolah.
"Kamu masih sakit Alena," ucap Amira.
"Aku udah baikan Bun," jawab Alena meyakinkan.
"Bunda, nggak ngizinin kamu berangkat ya!!"
"Ndaaaaaaaaa," rengek Alena.
"Kasih ijin ajalah Bun, nanti biar Ayah yang mengantar Alena berangkat Sekolah," sahut Wanda.
"Boleh ya, Nda?"
Melihat Alena yang ingin sekali berangkat Sekolah dengan berat hati Amira mengizinkan, "Hm."
"WAH, Bunda emang terbaik," ucap Alena lalu memeluk Amira sayang. "Ayah nggak dipeluk juga nih?" ucap Wanda dengan mimik wajah yang dibuat kesal.
"Ayah juga dong," ucap Alena lalu beralih memeluk Wanda.
----
Setibanya disekolah, Alena langsung berjalan menuju ke kelas nya 11IPA4. Satu langakah lagi ia akan menginjakkan kakinya dikelas tiba-tiba saja tangannya dicekal seseorang, dan ternyata dia Sehun.
Lagi, lagi senior nya yang menyebalkan.
Sampai kapan sih dia tidak mengganggunya lagi, Alena kan jadi sebal, nasib orang cantik emang gini, upss."Ikut gue," ucapnya
"Ih, nggak mau."
"Ikut gue sebentar, jangan gegabah," ucapnya lalu membawa Alena pergi.
Setelah berjalan cukup lama ternyata Sehun membawanya kebelakang sekolah tempat yang jarang sekali siswa-siswi berlalu lalang.
Konon katanya sih dibelakang Sekolah cukup angker, dulu banyak sekali siswi yang menghabiskan nyawanya disini bisa dikatakan bunuh diri akibat hamil diluar nikah.
Banyak sekali Mbah Kunti yang bergentayangan, Alena jadi bergidik ngeri membayangkan Mbah Kunti benar-benar ada.
"Awas ya! lo, jangan ngapa-ngapain gue," peringat Alena. Bukannya menjawab Sehun malah balik bertanya, "Lo menghindar?" tanyanya.
Mendengar itu Alena cukup terkejut, "Maksud lo?" jawab Alena tidak mengerti.
"Nggak usah sok bego deh, kenapa lo menghilang selama 7 hari?"
Alena menaikkan sebelah alisnya, sejak kapan senior nya ini Ingin tahu alias kepo tentang hidupnya. "Bukan urusan lo," jawan Alena.
"Lo berani sama gue?"
"Gu—Pak Tris, itu Pak Tris—" ucap Alena mengalihkan fokus Sehun. Melihat fokus Sehun yang tak lagi padanya Alena langsung berlari sekencang mungkin.
"Sial, awas lo," umpat Sehun, karena Alena sudah mengerjainya.
----
Alena melemparkan tasnya kesembarang tempat. Lalu dengan segera mendudukan bokongnya. Anabella yang melihat tingkah sahabatnya yang seperti itu hanya mengerutkan dahinya bingung.
"Huft, capek banget gila," ucap Alena lalu menyeka keringatnya.
"Kaya abis dikejar Setan aja lo, Ta?"
"Ini mah lebih parah daripada Setan!"
"Terus apa dong?"
"Biasa senior ngeselin itu," ucapnya lalu menegukkan air putih yang sempat ia bawa.
"Maksud lo Kak Sehun?" Alena mengangguk.
"Waktu lo nggak berangkat aja dia, nanyain terus ke gue. Jangan-jangan__"
"Jangan-jangan apa!? nggak usah aneh-aneh ya, Na!"
"KAK SEHUN SUKA SAMA LO!" teriak Ana menggelegar, mendengar itu semua penghuni Kelas menatap keduanya. "ANA!" geram Alena, Ana hanya membalasnya dengan cengiran.
"Berisik woi!"
"Berasa kelas milik sendiri."
Alena dan Ana diam tidak menanggapi. Baru saja Ana akan menanyakan pada Alenaa kenapa tidak berangkat Sekolah selama 7 Hari, tiba-tiba saja guru yang mengajar datang, jadilah Ana mengurungkan niatnya untuk bertanya. Pasalnya Alena tidak mengatakan apapun pada Ana mengapa selama 7 Hari tidak berangkat.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam Buuuu," jawab mereka serempak.
"Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja, ya?" ucap Ibu Nowella. Bisa dikatakan Ibu Nowella adalah guru yang jarang sekali marah, tetapi kalau sudah marah jangan ditanya.
"Ba—" belum sempat mereka selesai menjawab Ibu Nowella dengan cepat memotongnya.
"Oke baik. Karena yang kalian tahu sendiri, saya mengajar disini sebagai guru Bahasa, saya tugaskan kalian untuk membuat Puisi."
"Temanya bu?" tanya Alena, Ibu Nowella yang sangat asing melihat muka Alena pun balik bertanya, "Kamu Anak baru?"
Alena tersenyum lalu mengangguk, "Kok Ibu baru liat ya, nama kamu siapa?"
"Nama saya Alena bu,"
"Yang lengkap dong sayang,"
"Maaf Bu, nama saya Alena Wanda Amira."
"Oke Alena, Semoga betah ya disini. Hati-hati loh sama Kepin, sering gigit orang cantik dia," kata Ibu nowella, membuat seluruh kelas tertawa.
"Oke anak-anak, saya akan menjawab yang tadi Alena tanyakan, jadi nanti temanya bebas ya. Kalian boleh searching di gogle. Ingat ya, pas nanti mau menampilkan harus Peefect, dalam artian kalian harus bagus nampilinnya. Jangan gerogi seperti si Kepin." lagi-lagi seluruh kelas dibuat tertawa.
"Yaaaah Ibu, kebiasaan nama saya selalu dibawa-bawa," ucapnya.
"Becandalah Pin," kata Ibu Nowella.
"Sekarang kerjakan ya!!"
"Siaaaaaaaap Buuuuuuu!!" jawab mereka semangat empat lima.
"Bagus!"
----
Tak terasa bell pulang berbunyi, membuat siswa-siswi SMA Citra Bangsa berhampuran untuk pulang. Seperti saat ini Alena sedang menunggu Ayahnya, untuk menjemputnya pulang.
Sebenarnya tadi Saga sempat menawarkan Alena untuk pulang bareng. Tetapi Alena menolaknya secara halus, karena Ayahnya sudah berjanji akan menjemputnya.
TIN!
"Ayah!" seru Alena. Wanda tersenyum, "Ayo masuk." Alena mengangguk lalu memasuki mobilnya.
"Maafin Ayah ya, lama." mendengar itu Alena menggeleng cepat."Nggak kok Yah, Alena baru aja pulang." Wanda mengangguk lalu menjalankan mobilnya menuju pulang.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR (TERBIT)
General FictionDONT COPY MY STORY🙏 BELUM DI REVISI!! DITERBITKAN OLEH MOCCHACINOPUBLISHER. Sehun Mahardika Pratama. Siapa sih yang tidak kenal dengan dia. Bahkan hampir seluruh seantero sekolah tau. Senior yang selalu bikin masalah setiap harinya tetapi banyak di...