"Loh, ini kita mau ngapain?" ucap Alena bingung karena kakak seniornya tidak membawa Alena ke sekolah melainkan ke sebuah rumah kecil yang sedikit kumuh dan tidak terurus.
"Enggak usah banyak tanya!" ucap nya lalu melangkahkan kaki memasuki rumah yang di katakan tak layak untuk di tinggali.
"Gue males berangkat sekolah. Makanya bolos, daripada gue bolos sendiri mending ngajak lo, biar kalo dihukum gue enggak sendiri," ucap Sehun. Yah, dia Sehun orang yang telah membuat hidup Alena tidak tenang.
"Lo tuh nyebelin banget, gue mau sekolah," ucap Alena lalu berdiri dan hendak pergi, tapi langkahnya terhenti karena mendengar ucapan Sehun.
"Selangkah lo pergi, gue jamin hidup lo enggak bakal tenang."
"Tapi jangan bolos dong!" ucap Alena dengan wajah memelas.
"Lo babu gue!" Skakmat, Alena diam.
Sial, sial, sial, umpatnya
Melihat Alena yang hanya diam, Sehun mengeluarkan selembar kertas beserta bolpoin juga.
"Gue mau buat perjanjiaan selama lo jadi babu gue," ucap Sehun.
"HAH!"
"Enggak bisa gitu dong!" bantah Alena.
Yang benar saja Ia hanya melakukan satu kesalahan tapi seniornya ini?
Tidak memperdulikan ucapan Alena, Sehun menuliskan sebuah perjanjian di kertas selembar yang Ia bawa, seniat itukah. Jadi, ini alasan Sehun membawanya.
Setelah sudah menuliskan perjanjian itu, Sehun memberikannya pada Alena.
"Baca!" titahnya.
"Enggak mau!" tolak Alena.
"Gue bilang baca!" bentak Sehun.
"1. Pihak pertama selalu benar.
2. Apapun yang diinginkan pihak pertama, oihak kedua harus patuh dan tidak membantah.
3. Setiap harinya pihak kedua harus membawakan bekal untuk pihak pertama."
"Lo bisa baca enggak!" ucap Sehun menggebrak meja, melihat hal itu Alena mundur.
"Bisa kok," ucap Alena lalu menyeka keringat yang ada di dahinya, karena jujur saja Ia merasa sangat takut.
"Baca ulang! yang keras!"
"1. Pihak pertama selalu benar.
2. Apapun yang diinginkan pihak pertama, pihak kedua harus patuh dan tidak membantah.
3. Setiap harinya pihak kedua harus membawakan bekal untuk pihak pertama.
4. Jika pihak pertama melakukan kesalahan kembali lagi ke pasal 1."
"Oke bagus!" kata Sehun.
"Udah paham sekarang?" Alena mengangguk.
"Good! Ayo ikut gue," ucap Sehun lalu menarik tangan Alena dan membawa pergi ntah kemana.
"Mau kemana lagi!" sentak Alena.
"Diem!"
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh ternyata Sehun membawanya kesebuah markas, bisa dikatakan tempat berkumpulnya anak-anak sekolah untuk membolos letaknya dibelakang SMA Citra Bangsa.
"Turun," ucap Sehun ketika sudah sampai, Alena menurut.
"Broo, siapa?" sapa salah satu teman Sehun,."Pacar?" katanya lagi.
"Biasa," balas Sehun dengan cengiran.
"Anjir cantik loh," sahut yang lainnya, Sehun diam tidak menanggapi.
"Duduk!" ucap Sehun, lagi-lagi Alena menurut.
"Gue mau pulang," ucap Alena.
"Kalo sebut kata pulang lagi, gu—"
"PAK TERNYATA ANAK-ANAK BOLOS DISINI SEMUA." kata Satpam, mendengar hal itu semua siswa yang bolos langsung berhamburan.
"Lari woii!"
"Anjir, Pak Tris!"
"Kabur!"
Entah karena masih belum meresapi apa yang terjadi Alena dan Sehun malah termenung.
"Sehun, kamu lagi! dan siapa cewek itu?" tunjuk Pak Tris pada Alena.
"Kamu— kamu anak baru!?" ucap Pak Tris dengan berdecak pinggang.
"Pak sa-saya," ucap Alena terbata.
"Kalian berdua Ikut saya!"
Lagi-lagi hal buruk menimpanya.
----
SEE, NEXT PART SELANJUTNYA❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR (TERBIT)
Ficción GeneralDONT COPY MY STORY🙏 BELUM DI REVISI!! DITERBITKAN OLEH MOCCHACINOPUBLISHER. Sehun Mahardika Pratama. Siapa sih yang tidak kenal dengan dia. Bahkan hampir seluruh seantero sekolah tau. Senior yang selalu bikin masalah setiap harinya tetapi banyak di...