Alena mengeratkan pelukkan nya pada pinggang Sehun. Seperti pagi biasa Sehun akan mengantarkan nya berangkat sekolah.
Meski pagi nya sempat berdebat karena Sehun melarang Alena untuk berangkat sekolah, tapi dengan keukuh Alena memaksanya. Alena yang keras kepala pun Sehun sebaliknya."Udah siap?" ucap Sehun. Alena mengangguk lalu menaruh dagunya di pundak Sehun.
NGENG
Sehun pun menjalankan motornya. "Sehun," ucap Alena saat diperjalanan.
"Hm," sahutnya.
"Masih marah?" tanya Alena memastikan.
"Hm." lagi-lagi Sehun hanya membalasnya dengan dehaman.
"Ishh." Alena mengerucutkan bibirnya sebal. Ngambekan banget si jadi cowo kan makin sayang, eh enggak hehehe.
Tak terasa keduanya pun sampai didepan sekolah. Meskipun masih sepi, Alena bersyukur, karena hari ini ia tidak terkena hukuman. Gila aja sih kalo sampe kena hukuman lagi, pak Tris nggak bisa di ajak kompromi. Alena pun dengan segera turun dari atas motor Sehun, lalu merapikan penampilannya yang berantakan.
"Makasih ya," ucap Alena.
"Seharusnya hari ini lo enggak usah berangkat, biar besok aja. Lagian besok juga gue udah diskors nya," ucap Sehun datar.
"Yaaaaaah kan udah terlanjur," ucap Alena.
"Yaaaaaah kan udah terlanjur," ucap Sehun mengulangi ucapan Alena.
"Ngeselin!" dengus Alena lalu memukul tangan Sehun.
"Aws sakit," ringisnya."Gitu aja sakit!"
"Alena?"ucap Sehun, kali ini dengan wajah serius.
"Iya?"
"Lo yakin hari ini berangkat sekolah?"
"Yakinlah, buktinya gue udah ada disekolah."
"Tapi gue—"
"Lo tenang aja, gue bakal jaga diri baik-baik. Kok, kesannya kita kaya mau pisahan aja sih," kata Alena.
"Gue khawatir Alena," ucap Sehun.
"Paansi, yaudah gue masuk dulu ya, bye," ucapnya. Sehun membalasnya dengan senyuman. Sehun masih berdiam, ia akan memastikan apakah Alena baik-baik saja. Ketika pandangan Alena sudah menghilang, Sehun menjalankan motornya meninggalkan halaman sekolah.
----
Setelah mengantar Alena, Sehun memutuskan untuk pergi ke markas. Sehun yakin disana banyak anak-anak troublemaker yang membolos.
Ketika sampai, Sehun langsung memarkirkan motornya dan berjalan masuk. Benar dugaannya, disana, Boby, Zidan dan Ciko, sedang bercanda gurau.
"Bro!" sapa Zidan. Sehun tidak menyahut, langsung saja mendudukan dirinya di sofa.
"Lo kenapa Hun? Muka lo suntuk amat?" sahut Ciko.
"Gue, nggak papa," jawab Sehun akhirnya.
"Kalian bertiga nggak berangkat sekolah?" tanya Sehun berbasa-basi.
"Elah. Kaya nggak tau kita aja sih, Hun," ucap Ciko dengan kekehan kecilnya.
"Mau minum? Gue ambilin?" ucap Boby akhirnya yang sedari tadi hanya diam.
"Nggak usah, Bob. Biar gue aja." Sehun bangkit dari duduknya, tapi baru saja melangkah.
Dor
Dor
Dor
Dor
"Polisi woii, polisi," ucap anak traoublemaker berhamburan.
"Ini kenapa ada polisi?" ucap Zidan yang mulai panik.
"Kalian tenang," ucap Sehun.
"SEMUANYA DIAM!" ucap Pak Polisi.
"SEMUANYA ANGKAT TANGAN!!" perintah Pak Polisi.
Semuanya pun angkat tangan, menuruti semua intruksi dari Pak polisi.
"DIANTARA KALIAN, SIAPA YANG BERNAMA SEHUN MAHARDIKA PRATAMA?"
Sudah Sehun duga, Sehun pun mengangkat kedua tangannya."Saya Pak,"
"Saudara Sehun, Anda kami tangkap, atas tindakan anda tempo hari yang lalu karena telah menusuk saudara Geo Nugraha."
"Tapi gue nggak nusuk dia! Sialan!" ucap Sehun marah.
"Anda bisa jelaskan di kantor polisi nanti."
"Borgol dia!" ucap Pak polisi, diangguki bawahannya.
"Pak, Sehun nggak salah!" teriak Boby. Tapi percuma saja Pak polisi sudah membawa Sehun pergi.
"Bangsat!" umpat Boby.
"Kenapa cuma Sehun? Gue yakin ada yang nggak beres," ucap Zidan diangguki yang lainnya.
----
Sehun Mahardika Pratama
Alena Wanda Amira
SEE, NEXT PART SELANJUTNYA❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR (TERBIT)
General FictionDONT COPY MY STORY🙏 BELUM DI REVISI!! DITERBITKAN OLEH MOCCHACINOPUBLISHER. Sehun Mahardika Pratama. Siapa sih yang tidak kenal dengan dia. Bahkan hampir seluruh seantero sekolah tau. Senior yang selalu bikin masalah setiap harinya tetapi banyak di...