Part 11

60 22 2
                                    

Sinar mentari mulai menyinari kelopak Shellina yang memberi kode untuk bangun dari tidurnya. Shellina yang merasa tersinari cahaya kecil menyilaukan pun terbangun dan bergegas mengambil handuk untuk mandi setelah itu sarapan pagi bersama keluarganya. Ralat. Personil kurang satu, papanya yang sedang sibuk di luar negeri.

"Pagi Shell" sapa Revika.

"Pagi juga ma" sapa balik Shellina sambil duduk di kursi.

"Bang Davin mana ma?" tanya Shellina sambil melahap roti berisi coklat yang ia pegang.

"Udah pergi, katanya ada urusan yang ia selesaikan sebelum ke kampus" jelas Revika

"Ouhh" jawab Shellina.

"Ma Shellina berangkat dulu ya" pamit Shellina sambil meraih tasnya dan menggendongnya.

"Iya, hati hati, jangan ngebut" ucap Revika yang mengasih perhatian ke Shellina, buktinya disuruh hati hati dan jangan ngebut tapi aku prediksi Shellina mengabaikan nasihat mamanya.

"Iyaa" jawab Shellina sambil bersalaman ke mamanya dan tidak lupa mencium tangannya.

                                              ¶¶¶

"Woyy" sapa Alan yang sedari tadi berlari sampai ngos ngosan mengejar Shellina. Kenapa Alan mengejar Shellina? entahlah.

"Apaan sihh" ucap Shellina.

"Ikut guee" ucap Alan yang berusaha mempulihkan tenaganya.

"Ngapain" tanya Shellina kepo.

"Ntar juga tau" ucap Alan yang sedang menggelandangkan Shellina.

"Ihh apa apaan sih" ucap Shellina yang berusaha melepas tangan Alan dari pergelangannya.

Alan menoleh ke Shellina "Udah diem, gausah bawel" ucap Alan. Shellina pun berdecak kesal.

Alan memberhentikan Shellina di mading "Tuhh liat itu foto lo kan?" tanya Alan.

"Iyaa, itu foto gue" ucap Shellina kaget melihat foto kecilnya yang sedang menangis, lebih malunya lagi Shellina memakai daleman doang, kaos? ngga make, rok? ngga make juga. Dan diatas foto itu bertuliskan namanya, Shellina Ayu Larasati. Betapa malunya kalau aib waktu kecil kalian disebar, apalagi hanya memakai daleman doang. Ouhh itu sungguh memalukan!.

"Siapa yang berani majang aib gue waktu kecil?" tanya Shellina emosi juga diselimuti rasa malu dan merobek robek foto yang telah ditempelkan di mading.

"Gue" tiba tiba ada suara sahutan dari arah belakang, dan itu Raisa.

"Kurang ajar!" Emosi Shellina sudah memuncak sampai di ubun ubun. Seolah olah suasana yang adem berubah jadi panas. Ia pun mendekat kepada Raisa dan menjambak rambut berwarna merah campur pirang.

"Auww" ringis Raisa kesakitan dan memegangi rambut yang dijambak.

"Uluh uluh sakit?, iya utututu kacian dech" jeda sebentar " Makanya jadi orang itu jangan suka cari masalah" cecar Shellina.

"Babi!" Raisa pun membalas menjambak Shellina. Kondisi sekarang sedang jambak jambakan. Alan yang disamping Shellina hanya diam dan menonton aksi mereka berdua.

"Lo berani ngejambak gue" tantang Shellina dengan wajah yang sudah memerah, darah sudah mendidih di dalam tubuhnya.

"Gue ngga takut sama lo, bangke!" ucap Raisa yang mempererat jambakannya. Tangan Shellina meraih tong sampah yang disampingnya, disitu kebetulan ada minuman floridina yang masih ada isinya tapi dibuang, ia meraihnya dan langsung mengguyur Raisa dengan floridina sisa itu.

"Minum tu floridina basi" ucap Shellina yang melepaskan jambakannya terhadap Raisa, sebaliknya pun begitu, Raisa melepas jam akan nya terhadap Shellina karena ia reflek yang tiba tiba Shellina mengguyur dengan floridina sisa itu.

"Anjeng lo" teriak Raisa, Shellina pun mengabaikan dan memilih untuk pergi. Dan Alan pun mengejar Shellina.

"Shell, lo gak apa apa kan?" tanya Alan.

Shellina menggeleng nggelengkan kepala "Gue ngga papa, gue cuma kesal sama Raisa" ucap Shellina sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Gue ngga terima diginiin, gue harus membalas lebih dari dipermalukan" ucap Shellina dengan mengeraskan rahangnya.

"Udahh, lo jangan pikirin masalah ini dulu, lo lagi emosi" ucap Alan yang berusaha menenangkan Shellina. Shellina memang orang yang emosian.

"Mending gue salin PR fisika, itu lebih pakem" ucap Alan enteng kaya ngga ada dosa bangett.

"Pekerjaan lo cuma nyalin PR gue, berusaha dong" ucap Shellina agar tidak jadi menyalin PR nya, masa setiap hari Alan nyalin PR Shellina, kapan Alan pinterr. Udahh soal itu lupain oke.

"Berhubung lo ngga mau liatin PR lo ke gue, yaudah ketimbang gue ngga ngerjain PR terus dihukum Bu Hani mending kita bolos, nongkrong dimana gitu kan enakk" ucap Alan memberi solusi, tapi solusinya bolos :( . Ouh iya Bu Hani adalah guru fisika.

"Pinter juga lo" puji Shellina, tapi kali ini doang, yakali Alan dipuji pinter beneran tapi tiap hari nyalin pekerjaan Shellina.

"Emang gue pinter, bawaan lahir itu" ucap Alan kePDan.

"Pinter pinter, tiap hari nyalin pekerjaan gue itu yang namanya pinterr" ucap Shellina sambil menjitak kepala Alan.

"Jangan gitu dong, aminin kek" rengek Alan layaknya anak kecil yang minta dibeliin balon😂.

"Yain deh" Shellina mendengus pasrah dan memutar kan bola matanya dengan malas.









Haii aku kambekk. Gimana cerita aku?. Vote dan komen ya, kalian jangan jadi siders dong aku sedih :( . Tapi aku nyadar sii cerita aku abal abalan😕. Slow update ya, byee.

Follow, NdyAsy🌾

SHELLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang