"Papa" pekik Shellina sambil merentangkan tangan dan ingin memeluk papanya."Sayang" teriak Andre karena tak tahan menahan rasa rindu kepada Revika. Andre seketika langsung memeluk Revika.
Shellina memanyunkan bibirnya sambil menunduk karena Shellina yang merentangkan tangannya untuk memeluk papanya. Tapi Revika yang dipeluk terlebih dahulu.
"Lihat itu, Shellina ingin dipeluk papanya" ucap Revika seraya melirik Shellina sekilas.
"Ngga usah, papa belum mandi, nanti kamu bau Shell" Andre menolak secara halus.
"Yaudah ngga apa apa" Shellina menahan agar air matanya tak keluar.
"Yaudah ayo pulang" ajak Andre.
¡!¡!¡!¡!¡!
"Papaa" pekik Davino histeris sambil memeluk papanya.
"Mama kenapa ngga ngajak Davino jemput papa" Davino mengerucutkan bibirnya.
"Mama takut ganggu kuliah kamu" jelas Revika.
"Giliran bang Davin meluk papa aja boleh, mama juga boleh, sebenarnya aku itu siapa sih, anak mama papa atau bukan sih, setiap mereka mengobrol pasti aku ngga dianggap, aku merasa terkucilkan di keluarga ini setiap papa dirumah" batin Shellina sambil berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Revika melihat Shellina terkucilkan pun langsung menghampiri Shellina di kamarnya.
"Kenapa sih, kenapa aku dari dulu ngga pernah dipeluk papa, papa ngga pernah manggil aku sayang, papa ngga pernah ngasih hadiah saat aku ulang tahun, hiks..., kenapaaa" tangis Shellina pecah. Air mata dibiarkan lolos begitu saja dari kelopak matanya.
Tok tok tok...
"Shell buka pintunya, ini mama sayang" ucap Revika di luar kamar Shellina. Tepatnya di depan pintu kamar Shellina.
Shellina beranjak dan membukakan pintu yang tadi ia kunci. Sebelumnya ia menghapus air matanya, ia tidak mau mamanya tahu kalau ia sedang sedih.
"Mama, masuk aja ma" ucap Shellina setelah membukakan pintu dan mempersilahkan mamanya masuk dan duduk di ranjang Shellina.
"Mama ngerti perasaan kamu, papa sebenernya sayang kamu, kamu ngga boleh berpikiran macem macem ya" ucap Revika sambil melerai rambut Shellina yang indah.
"Tapi papa ngga pernah meluk aku, pasti ada aja alasannya, papa juga ngga pernah ngasih kado saat aku ulang tahun, papa juga ngga pernah manggil aku sayang, papa ngga sayang aku maa..." ucap Shellina menunduk sambil menahan kuat kuat agar air matanya tak jatuh.
"Lihat mama, papa itu sayang sama kamu, kamu jangan berfikiran yang ngga ngga dong" ucap Revika sambil menopang wajah Shellina.
"Kalau papa sayang sama aku, kenapa papa ngga pernah ngelakuin semua itu, aku juga butuh kasih sayang seorang papa ma, kenapaa" tangis Shellina pecah, ia tak kuat menahannya.
Mulut Revika bungkam, ia tak tahu akan menjawab apa, ia bingung, apakah ia akan mengatakan yang sebenarnya, sepertinya ini belum saat yang tepat untuk menjelaskan kebenarannya.
"Kenapa mama diam, mama ngga bisa jawab kan, sepertinya aku bukan bagian keluarga dari kalian" ucap Shellina sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Sayang..." Revika ikut menangis, ia tak kuat suaminya selalu memperlakukan Shellina begitu, ia sudah berapa kali menasehati suaminya agar memberi kasih sayang yang sama, tapi suaminya selalu marah saat Revika membahas ini.
Semua fasilitas Shellina itu dari mamanya, keperluan apa saja pasti mamanya yang memenuhi. Sedangkan papanya hanya seperempat saja.
"Yaudah mama keluar dulu ya, kamu jangan sedih, jangan berfikiran negatif" Revika sambil mengusap lembut rambut Shellina. Shellina hanya mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELLINA
Teen Fiction{REVISI SETELAH END!} "Seolah lo pergi dan ngga kembali" ¤Alan Arsenio Recard¤ "Jauh maupun kita deket, rasa cinta gue ke lo ngga bakal berkurang sedikitpun" ¤Shellina Ayu Larasati¤ Seperti apa kisahnya? Baca terus! Oke👌 Happy reading:)