Part 17

48 17 0
                                    

Pagi hari seorang laki laki tengah berjalan menyusuri koridor dan disambut suara ocehan, seruan, maupun rayuan para cewek cewek. Cowok itu tak merespon sama sekali, ia hanya mengabaikannya dan terus berjalan menuju kelas 12 IPA 2. Tidak hanya disepanjang koridor cowok itu mendapat seruan tapi dikelas pun heboh. Pasalnya cowok itu merubah gayanya seperti yang semula.

Rambut acak acakan, satu kancing atas dibiarkan terbuka, raut muka tersematkan dingin atau cool, seragam yang dikerluarkan menambah kegantengan cowok itu semakin woww.

"Gilaa ganteng banget"

"Gantengnya muncul lagi gaiss"

"Sangar tenan mas broo"

"Gue meleleh Lan..."

Begitulah kiranya seruan dari cewek cewek 12 IPA 2. Semuanya heboh karena laki laki itu merubah gayanya yang semula agak humoris kini berubah menjadi seorang bad boy. Apakah dia Alan?. Yaps dia Alan.

"Penampilan lo keren banget broo" sahut Rendy seraya memandangi Alan dari atas sampai bawah. Sedangkan Alan hanya merespon dengan senyuman miring.

Chafid yang semula bermain game di handphonenya kini merubah pandangannya menatap Alan dengan heran.

"Lo kayak dulu lagi?, jadi bad boy lagi?" Chafid menghembuskan napas dengan gusar seusai mengeluarkan kalimat itu.

"Iya" jawab Alan dingin dan SPJ (singkat padat jelas).

"Wahh keren lo Lan, pertahanin penampilan lo biar banyak cewek kek gue" ucap Johan yang sok kegantengan, jiwa yang bar bar dan juga humoris. Salah satu siswa 12 IPA 2. Alan hanya memandang Johan sekilas sebagai respon.

"Minggir gue mau duduk" ucap Alan sambil membelah kerumunan diantara mereka bertiga yang seakan akan menghadang Alan untuk duduk lalu mendudukkan pantatnya ke kursi.

"Santai aja kali" sahut Johan tak terima karena tadi badannya sedikit terhuyung ke belakang gara gara dorongan pelan dari Alan.

"Ehh muka lo kok tiba tiba kusut Jo" ucap Rendy.

"Gue jadi inget, tadi pagi gue abis dimarahin emak gara gara gue nyuri uang 20k di laci lemari emak gue" ucap Johan dengan nada melas.

"Sukurin lo, jadi anak gausah durhaka, dikutuk jadi kambing baru tau rasa lo" ucap Rendy sambil menoyor kepala Johan. Johan pun mengelus ngelus bagian yang ditoyor Rendy.

"Emang ada yang dikutuk jadi kambing" tanya Chafid sok polos.

"Yang dikutuk jadi monyet aja ada napa yang dikutuk jadi kambing kagak ada" jawab Rendy sambil melebarkan bibirnya saat berbicara.

"Anjin lo" ucap Chafid.

"Siapa yang manggil nama gue" jawab Anjin yang tengah duduk di pojok, entah apa yang dilakukannya. Dan mereka bertiga tertawa terbahak bahak, sedangkan Alan hanya tertawa kecil.

                                          ♤♤♤

Tet...Tet...Tet

Bel pulang berbunyi, saatnya siswa siswi mengistirahatkan otak maupun badannya. Murid murid keluar berhamburan, mempercepat langkahnya atau lari.

Sedangkan seorang siswi yang berambut panjang, berwarna hitam kecoklatan, lesung pipi yang kecil malah hampir tak terlihat masih duduk di bangku kelas yang tengah asik membereskan alat tulis dan buku.

"Huhh capek banget hari ini" ucap Shellina sambil menguletkan badannya.

Kemudian ia berjalan keluar kelas dan menuju selatan sekolah untuk mencari taksi. Ia tak membawa mobil, mobilnya masih di bengkel. Entah, sudah tiga minggu tapi mobilnya tak kunjung kembali kepadanya.

SHELLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang