Revika datang membawa kompresan dan langsung ia mengompres Shellina.Revika menempelkan telapak tangannya ke kening Shellina "Badan kamu panas banget, duhh ko kamu bisa gini sayang" gumam Revika sambil mengelus elus kepala Shellina.
"Arka tadi Shellina kenapa"
"Ee... itu tante..." Arka menggaruk nggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal.
"Ouhh tante ngerti, tadi Shellina habis hujan hujanan?" Revika peka. Ia tahu persis kebiasaan Shellina setelah hujan hujanan. Ya gini deh pingsan.
"I-iyaa" ucap Arka sambil tersenyum kikuk.
"Yaudah tante tinggal sebentar dulu ya, tante panggil dokter buat memeriksa Shellina" Revika beranjak dari tempat tidur Shellina. Dan Arka merespon dengan senyuman disertai anggukan.
"Shell, gue mau nanya, sebenarnya lo masih ada rasa sama gue?" Obrol Arka dengan Shellina yang masih memejamkan matanya dan terbaring lemah di tempat tidurnya.
Tiba tiba Shellina membuka matanya, ia melihat ada sosok seorang laki laki di sampingnya. Awalnya pandangannya kabur tapi perlahan lahan mulai jelas seorang laki laki itu Arka.
"Arka" ucap Shellina lirih sambil memegangi kepalanya yang pusing.
"Udah lo rebahan aja, lo harus istirahat" Shellina terpaksa mengangguk.
"Tadi dia denger omongan gue nggak ya" batin Arka.
Ceklek. Pintu kamar Shellina terbuka menampilkan perempuan separuh baya dan laki laki separuh baya. Revika dan dokter yang tadi ia panggil untuk memeriksa keadaan Shellina.
Setelah dokter mengecek keadaan Shellina, dokter menganggap ini demam biasa dan insyaallah besok bisa sembuh, dokter juga memberi saran untuk istirahat dan minum obat.
"Saya permisi dulu" pamit dokter itu lalu pergi.
"Yaudah saya juga pamit mau pulang" pamit Arka dan Revika pun menganggukinya.
☆☆☆
"Pagi Ma" sapa Shellina.
"Pagi juga sayang" jawab Revika.
"Ko kamu pake seragam?" Tanya Revika.
"Kan mau sekolah" jawab Shellina sok polos.
"Udah deh ngga usah belagu, masih sakit sok sok an mau sekolah, yang ada malah nyusahin temen temen lo di sekolah" ejek Davino
"Apa lo bang" ucap Shellina sambil hendak melemparkan sendok ke muka Davino.
"Davino ngga boleh gitu aht" ucap Revika sambil mengambil roti lalu mengoleskan selai diatasnya.
*****
"Shell lo udah ngerjain tugas dari Bu Sari?" Tanya Steva. Bu Sari itu guru kimia, salah satu dari empat guru lainnya yang belum nikah.
"Udah, dari kemaren kemaren malah" jawab Shellina tanpa menoleh ke arah Steva.
"Gue pinjem buku tugas kimia lo" ucap Alan ke Shellina yang muncul begitu saja.
"Ihh mikir dong, nyalin pekerjaan orang mulu" gerutu Shellina.
"Cepetan mana bukunya" ucap Alan datar. Shellina mencebikkan bibirnya lalu mengambil buku dari tasnya dan menyerahkan ke Alan.
"Makan tu buku" Shellina kesal.
"Kalo emang bisa dimakan abang makan, apasih yang ngga buat adek" sahut Johan lalu mengerlingkan matanya sebelah. Dan Shellina hanya menyengirkan bibirnya seolah mengatakan 'jijik'.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELLINA
Teen Fiction{REVISI SETELAH END!} "Seolah lo pergi dan ngga kembali" ¤Alan Arsenio Recard¤ "Jauh maupun kita deket, rasa cinta gue ke lo ngga bakal berkurang sedikitpun" ¤Shellina Ayu Larasati¤ Seperti apa kisahnya? Baca terus! Oke👌 Happy reading:)