10

40 7 5
                                    

Pagi itu baru pukul 05.00 tetapi Gani sudah siap-siap ke sekolah, bahkan ia sudah membuat sarapan untuk dirinya sendiri tentunya. Sejak kepergian Agatha, Gani jadi sedikit berbeda dan sejak melihat Agatha di kamarnya, ia jadi suka berangkat pagi tanpa Al, mencari waktu untuk dirinya berpikir dan atap sekolah adalah tempat yang cocok untuk itu. Gani sedang menikmati sarapannya sambil memainkan Hpnya sampai abangnya datang.

“dek tumben sarapan di rumah”

“ya emang gak boleh gitu?”

“bolehlah sayang, kana abang cuma nanya”

“tau ah…males”

“nanti pulang sekolah jalan yuk sama abang”

“ lah tumben gak jalan ama pacar..lo abis putus?”

“emang jalan sama adek sendiri harus nunggu putus?”

“gak sih…mau kemana emang?”

“kemana aja..tapi kita mampir Agatha bentar abang udah lama gak ke sana”

“yo”

Jawaban singkat Gani mengakhiri percapakan mereka pagi itu, Gani tidak suka membahas privasinya dengan abangnya itu. Ia menutup diri, ia cuma takut kalau saja abangnya pergi meninggalkan Gani, ia akan sangat sakit nantinya.
                        
                                       ***

Gani sampai di sekolah dan langsung naik ke atap sekolah. Sekarang sudah menjadi kebiasaanya, naik ke atap mendengarkan musik sambil tiduran di meja-meja bekas. Sepuluh menit berlalu, Gani menikmati waktu sendirinya sampai mendengar suara bising dari sudut atap. Ternyata bukan hanya Gani dan Al yang menyukai atap sekolah. Gani berjalan menuju sumber suara melihat siapa orang menjadikan atap tempat pelariannya itu dan ternyata Sandra. Karena malas berdebat dengan anak itu, Gani ingin pergi diam-diam tetapi baru saja sampai di tangga ia bertemu Al dan akhirnya mereka duduk di tangga atap karena tidak ingin kedengaran si penganggu Sandra.

“lo ko tumben dek cepet banget dari atap?”

“ada Sandra, gue males debat ama dia”

“hahaha…tapi dia lucu loh bisa-bisanya berani deketin lo”

“bukan lucu itu namanya..dia emang gak punya temen”

“emang kamu punya temen?” sambung Sandra yang ternyata sudah di belakang mereka

“lah iya dong…gue punya Agatha sama bang Al” Al hanya tersenyum mendengar ia masuk list teman Gani

“siapa Agatha? Ko aku gak pernah ketemu dia? Emang dia ada? Atau cuma sahabat pena kamu?” pertanyaan menusuk Sandra membuat Gani terdiam terasa seperti meremehkan Agatha

“emm Sandra mending lo gak usah bahas Agatha kalo masih mau di deket Gani” sambung Al

“Agatha itu bukan cuma temen buat gue, dia itu kakak yang gak pernah maksain gue buat cerita tapi selalu memberikan sandaran buat gue sampai gue mau cerita sendiri sakit yang gue rasa..dia itu segalanya buat gue dan dia akan selalu ada mau lo bisa liat dia atau gak” balas Gani pelan

Setelah mengatakan hal yang tidak pernah Gani sangka, ia meninggalkan Al dan Sandra di tangga atap. Sepertinya Gani akan sedikit galau lagi memikirkan Agatha. Ia sampai di kelas dan langsung duduk di bangkunya mendengarkan musik dari hadsatenya tetapi kali ini ia tidak ingin tiduran. Ia menunggu Sandra, ingin menegur anak itu untuk tidak boleh meremehkan Agatha seperti Agatha tidak pernah hadir di kehidupan Gani dan hanya hayalan. Setelah lima menit berlalu, Sandra masuk kelas dan langsung duduk di samping Gani, dari sorot matanya sepertinya ia sudah tahu dari Al siapa Agatha jadi Gani tidak perlu menjelaskannya lagi.

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang