12

39 9 0
                                    

Pagi itu berlalu dengan cepat menurut Gani, rasanya ia tidak ingin pulang hari ini. Walaupun sudah lama tidak menjadi adik yang baik dan penurut, ia masih hafal sifat kakanya yang sangat cerewet jika sedang marah.  Gani dan Sandra keluar dari kelas dan mereka menunggu supir Sandra datang. Gani melihat Louis sedang berdiri sambil mengobrol dengan Al, hatinya sudah tidak tenang hanya dengan melihat dua lelaki itu berdiri bersama. Setelah supir Sandra datang, Gani langsung menghampiri kakanya di lapangan.

“eh abang ko udah di sini aja?” pertanyaan konyol Gani yang berusaha melucu

“udah dari tadi, udah sana kamu masuk mobil”

“gak..aku pulangnya sama bang Al aja kan aku bawa motornya bang Al tadi pagi”

“gak enak aja lo…tadi pagi gue dianterin abang lo jadinya gak bawa kendaraan” sambar Al

Gani cemberut mendengar penolakan Al terhadapnya, ia masuk ke mobil Louis dengan diam dan menerima nasibnya hari ini. Dalam perjalanan pulang, mereka mampir untuk makan sebentar dan di dalam mobil Louis mulai mengoceh dan tentunya Gani hanya diam tidak berani menjawab. Bahkan saat sedang makanpun Louis tidak berhenti mengoceh, membuat Gani sedikit bosan tetapi tidak ada pilihan lain selain mendengar.  Mereka sampai di rumah dan melihat Ayahnya sedang duduk di depan rumah. Gani mengambil kesempatan ini untuk kabur sesaat setelah Louis memarkir mobilnya, karena salah satu dari mereka harus menjelaskan kenapa mereka jadi sering pulang bareng dan karena pertengkaran kemarin Gani masih tidak ingin berinteraksi dengan Ayahnya.

                                          ***

Gani berbaring sebentar sebelum menganti seragamnya, sedikit rindu dengan kasurnya yang ia tinggalkan semalam. Pikiran Gani sedikit melayang, kalau saja mamanya masih ada pasti mama akan sangat marah Gani berbaring dengan seragam seperti sekarang. Ia tersenyum membayangkan wajah kesal mamanya, Gani rindu mama sudah lama tidak mendengar suaranya membuatnya rindu. Gani mulai sedikit mengantuk, mungkin karena kelelahan. Tetapi ia merasa ada yang aneh, baru saja sebentar ia tertidur tetapi kenapa ia bisa menyadari ia tertidur dan kenapa ia seperti bermimpi melihat Agatha sedang duduk melihatnya dari bawah pohon dan lebih anehnya ia menyadari bahwa ia sedang bermimpi. Tidur macam apa ini yang membuatnya seperti ini, Gani memutuskan untuk menghampiri Agatha dan menanyakan saja padanya kalaupun ini mimpi, ini mimpinya ia bebas melakukan apapun di mimpinya.

“hai Gani, gimana kabarmu?” sapa lembut Agatha

“baik Tha, kamu sekarang gak sakit lagi?” balasnya sambil duduk di samping Agatha

“hemm..sekarang udah gak sakit lagi, aku udah sehat..kamu gak takut lagi?”

“gak sih, bingung aja ini mimpi apaan ko bisa ada kamu dan aku bisa nyadar gini? Kau tahu aku takut aku sakit” jawab Gani khawatir, jika ia sudah memanggil Agatha dengan formal maka ia sedang sangat serius

“hatimu memang sedang sakit, tetapi perlahan kamu akan baik-baik saja. Oh ya kabar mamamu baik, aku bertemu dengannya”

“ha? Memang bisa? Kenapa bisa? Dunia macam apa yang kalian tinggali?”

“rasa penasaranmu memang bisa mengalahkan takutmu ya..aku akan jawab nanti, sampai nanti dear”

Begitu Agatha mengatakan itu, Gani langsung terbangun dari mimpinya. Ia terkejut dan senang sekaligus, tetapi sedih kembali meliputinya. Gani menangis, perasaannya campur aduk ia senang bisa berkomunikasi dengan Agatha tetapi juga terkejut dengan dirinya sendiri juga sedih. Ia sedih karena tidak memahami dirinya sendiri apa yang sedang terjadi dengannya sekarang, sungguh membuatnya takut. Gani memutuskan untuk mandi, menyegarkan pikirannya. Setelah selesai mandi, ia turun ke bawah mencari makanan ia sangat lapar setelah mimpi indahnya tadi seolah-olah bermimpi dapat menguras seluruh tenanganya. Gani mengeluarkan setiap makanan yang ada di dalam kulkas, berusaha mengisi perutnya yang keroncong. Ia makan sambil melihat-lihat sosial media sampai abangnya datang dan mengacaukan mood Gani lagi.

“gila dek, perut kamu terbuat dari apa? Baru empat jam lalu kita makan loh”

Saat Gani hendak menjawab Louis langsung menyumbat mulut adiknya dengan sepotong roti dan bergabung dengan adiknya, makan sambil melihat-lihat sosial media bersama dari HP Gani. Sesekali mereka tertawa dan menggerutu kasian, Ayah mereka Sam menyaksikan momen langkah itu. Ia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan kedua anaknya ini, apa yang terjadi sehingga mereka bisa dekat kembali. Ia benar-benar harus mencari informasi tentang semua ini. Setelah beberapa menit menyaksikan momen langkah itu, ia memutuskan untuk kembali lagi ke kantor karena ia memang hanya pulang sebentar untuk mengambil barang-baranya yang harus dibawah untuk tugas keluar kotanya. Sedangkan Louis dan Gani masih asik dengan kegiatan mereka, setelah makanan di meja habis mereka hendak memesan makanan dan berpindah ke kolam renang untuk bersantai. Gani memesan makanan dari Handphonenya dan Louis sedikit sibuk dengan Handphonenya juga.

“dari pacar bang?” tanya Gani

“gak kok, ini abang dapat pesan kalo abang keterima di Rumah Sakit Gloria”

“loh abang kapan ngirim cv? Udah lama? Terus abang harus kesana sekarang?”

“gak kok sayang, mereka bilang abang bisa mulai kerja besok”

“ohh syukur deh”

Louis tersenyum tipis ternyata adiknya sangat menghargai waktu mereka berdua sampai tidak ingin berpisah. Itu sudah cukup bagi Louis untuk makin mencintai adiknya, adik kecilnya masih membutuhkan dirinya dan itu sudah jadi alasan yang cukup untuk Louis agar memfokuskan dirinya untuk sang adik. Setelah beberapa menit makanan mereka datang dan mereka melanjutkan acara makanan mereka sambil bercerita, menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi sejak mereka tidak saling sapa. Gani tidak menyangka hari ini ada, ia tidak menyangka bahwa ia bisa sangat terbuka lagi dengan kakaknya ternyata ia tidak bisa menghindari tatapan lembut kakanya yang seperti menawarkan tempat nyaman untuknya.  Mereka menghabiskan hari itu bersama, bahkan sampai mematikan Handphone masing-masing agar bisa saling mendengar dengan baik, mereka tertawa bersama diselengi sedikit tangisan karena cerita luka mereka mengenai hari berat mereka tanpa saling mendukung. Tentang airmata mereka dan kehancuran hati mereka tanpa saling sapa. Hari ini berlalu dengan banyak emosi bagi Gani dan Louis, mereka benar-benar tidak menyangka dengan hari ini sekeras apapun mereka berjuang untuk menutupi cerita mereka tetap terkalahkan dengan tatapan satu sama lain. Hari ini akan menjadi lem untuk mereka berdua, menjadikan mereka untuk dekat lagi membuat Gani kembali jadi gadis manis yang manja lagi setidaknya dihadapan kakaknya. Ia tidak perlu pura-pura kuat lagi, sebagian dirinya yang hilang kembali lagi. Setelah cerita panjang mereka, mereka mengabadikan momen hari itu denga berfoto bersama.

Kira-kira kaya gini ya Al sama Louis berdiri di lapangan guys 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira kaya gini ya Al sama Louis berdiri di lapangan guys 😁

Kira-kira kaya gini ya Al sama Louis berdiri di lapangan guys 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Louis sama Gani

Gambaran aja guys, kalian bebas membayangkan siapa Gani dan tokoh lainnya. Jangan lupa tekan bintang di sudut kiri yaaaaa  ❤️

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang