9

47 6 1
                                    

Sudah tiga minggu sejak kepergian Agatha, Gani menjadi sangat pendiam. Ia hanya berbicara jika menurutnya penting. Surat dari Agatha belum juga ia baca. Gani seperti mayat hidup yang berjalan kesana kemari. Pergi ke Sekolah jika dijemput Al dan pulangpun diantar Al. begitu selama tiga minggu dan hari ini Gani mengajak Al ke atap sekolah untuk merokok dan membaca surat dari Agatha.

                       Gani menangis lagi membaca surat dari Agatha, sungguh ia lemah jika berhadapan dengan Agatha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                      
Gani menangis lagi membaca surat dari Agatha, sungguh ia lemah jika berhadapan dengan Agatha. Agatha terlalu berarti untuknya. Tetapi benar kata Agatha ia harus bangkit. Bukan ini yang Agatha inginkan.

“gua salah gak sih bang nangis buat dia?”

“gak kok, lo berhak nangis buat dia. Tapi dia juga berhak berharap kebahagian buat lo”

“udah cukup jadi mayat hidupnya, lo harus bangkit lagi. Jangan kaya gini terus”

“hem, bantu gua”

“pasti ko. Gua bakal selalu berusaha bantu lo. Dah ayok ke kelas gua ada try out nanti siang.

Hari itu Gani mendapat sebuah kelegaan, ia merasa harus bangkit untuk Agatha. Sekarang ia akan hidup untuk Agatha.

                                         ***

Setelah pulang sekolah, Gani dan Al mampir ke pemakaman Agatha untuk menabur bunga. Setelah itu Al mengantar Gani pulang, Gani jadi lebih sering di rumah sejak Agatha pergi, jika keluarpun ia hanya menemani Al bermain basket di lapangan kompleks. Sore itu Gani tidak hanya menemani Al tetapi juga ikut bermain, ia harus mulai beraktifitas lagi. Ternyata berteman dengan Al tidak seburuk yang Gani pikirkan, ia merasa memiliki seorang kakak lain. Setelah lelah bermain mereka akhirnya istirahat sebentar.

“eh bang emang kalo abis olahraga bisa ngantuk ya?”

“lah mana gua tau…gua gak pernah”

“halah dasar emangnya apa sih yang lo tau..dah ah gua mau tidur bentar”

“lah sarap…tidur di lapangan”

Gani tidak menanggapi Al lagi, ia benar-benar merasa mengantuk kali ini. Dalam sekejap ia tertidur. Dalam tidurnya ia melihat Agatha, tersenyum lembut padanya. Gani senang bisa melihat Agatha di mimpinya, mungkin ia merindukan Agatha.

“Gani harus bisa tersenyum terus ya”

“Tha gimana kabarnya? Agatha bahagia di sana?”

“Agatha gak sakit lagi kok, Agatha bahagia Gani udah bisa tersenyum lagi. Gani harus bahagia ya sebentar lagi Gani bakal ketemu Agatha lagi.”

Gani terbangun karena Al membangunkannya. Sedikit marah karena menganggu ia dan Agatha walaupun hanya dalam mimpinya.

“apaan sih bang ganggu banget lo”

“lo yang apaan, tidur ko senyam senyum sendiri”

“bodohamat…gua mimpiin Agatha tau”

“ke rumahnya Pak Adrian yuk”

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang