11

43 7 6
                                    

Pagi itu Gani melakukan aktivitasnya seperti biasa, bangun lebih pagi membuat sarapan dan berangkat sekolah. Tetapi sebelum berangkat sekolah ia mendengar percakapan Ayahnya dengan sang kakak di ruang keluarga, menanyakan apakah ada perkembangan dengan hubungannya dengan Gani tetapi karena sudah janji akan mempercayai Gani, Louis tidak mengatakan apapun informasi tentang Gani. Ia hanya tersenyum lalu berlalu dari situ,  ternyata abangnya memang benar-benar mempercayai dirinya. Ia sampai di Sekolah dengan suasana hati yang sedang baik sehigga ia memutuskan untuk tidak ke atap hari ini, Gani langsung menuju kelasnya dan duduk sambil mendengarkan lagu sampai Sandra datang. Sandra masih merasa bersalah dengan Gani sehingga ia hanya diam saja duduk di samping Gani, Gani merasakan bahwa Sandra masih canggung dengannya sehingga ia mengajaknya ke kantin.

“ke kantin yuk San”

“ha? Apa? Iya deh ayok”

Gani hanya tersenyum dan mereka jalan dalam diam, lucu juga Sandra batin Gani. Ia merasa Sandra memang tidak bermaksud menyakitinya, hanya saja itu sudah menjadi sifat Sandra. Mereka sudah sampai di kantin dan Sandra langsung memesan makan, Gani mengirim pesan ke Al menyuruhnya menyusul mereka di kantin. Al yang baru sampai di Sekolah langsung menyusul ke kantin untuk bertemu dengan Gani.

“lah tumben lo di kantin dek?” kata Al yang baru saja sampai di kantin

“Sandra belom sarapan, gua temenin”

“ha?? Lo gak sakit kan?”

“kenapa harus sakit dulu baru temenin dia makan bege”

“hahaha ya gak gitu, tapi tumben lo gak risih sama dia”

Sandra datang dengan sepiring penuh pecel di tangannya dan memotong pembicaran Al dan Gani yang sedikit rahasia itu. Mereka menemani Sandra sarapan sambil mendengarkan candaan Al, seperti biasa Al menjadi pencair suasana.

“San, lo makan gak ada minumnya?” kata Al

“ada kok kak, nanti bapaknya bawain, aku pesenin buat kita bertiga” baru saja mengatakannya bapak penjaga kantin datang membawa tiga minuman untuk mereka

Sandra langsung menyeruput teh hangatnya, mereka masih di kantin sampai salah satu teman kelas Al datang dengan beberapa dayangnya. Sepertinya ia tidak suka pertemanan Al dengan Gani, ia menghampiri mereka dan mengatakan hal yang di luar batas.

“Al lo ngapain main sama dia sih?”

“yah urusan gua lah lo siapa ngurusin hidup gua” Gani hanya tersenyum miring mendengar perkataan Al, puas dengan jawaban Al

“eh Gani, lo sekarang gak bergaul sama Agatha lagi? Udah nemu yang sejalur ama lo?” Sandra yang sedari tadi sedang menikmati makanannya pun kaget dengan ucapan kakak kelas bodohnya itu, menyemburkan makanan dari mulutnya ke baju sang kakak kelas

“maaf kak…aduh kakak sih ngomongnya gak masuk akal” permintaan maaf tidak tulus Sandra membuat kakak kelasnya itu semakin marah, ia hendak di jambak tetapi tahan Gani

“lo gak ada hak nyakitin temen gua, lo juga gak punya hak ngomong sama kita. Mending lo pergi daripada nantinya lo nyesel” cegah Gani

Sepertinya tidak semua anak di Sekolah ini tahu kepergian Agatha atau kakak kelasnya itu hanya sekedar ingin membuat Gani marah. Gani duduk kembali di bangkunya dan kaget melihat Sandra yang masih bisa melanjutkan makannya setelah kejadian tadi.

“lo masih bisa makan? Gak khawatir gitu abis bikin salah?” Tanya Gani kaget

“gak..emang aku salah apa? Kakak itu yang cari masalah duluan sama kamu” jawabnya polos

Al hanya tertawa melihat wajah kaget Gani dan jawaban polos Sandra, sepertinya Sandra bukan gadis lemah. Ia tahu cara melawan dengan caranya sendiri, sepertinya Gani akan cocok dengan anak ini. pikir Al.

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang