16

23 2 0
                                    

Alarm Loui baru saja berbunyi pagi itu dan bahkan sang pemilik alarm masih menggeliat di kasurnya tetapi Gani sudah bangun dan bersiap-siap ke sekolah dengan semangat yang di dapatnya dari sang anak baru. Setelah selesai mandi dan bersiap-siap Gani membuat sarapan dan memanggil kakaknya untuk sarapan bersama. Tidak ada perdebatan pagi itu, Gani memilih menuruti kakaknya untuk naik ojol saja daripada selalu merepotkan Al. setelah sarapan, Gani berpamitan untuk ke sekolah terlebih dahulu bahkan jauh sebelum Louis selesai bersiap-siap untuk bekerja.

“bangggg…gani berangkat”

“bentar dek”

“udah gapapa gak usah dianter ke bawah…hati-hati ya bang”

“kamu jugaa dek”

Setelah aksi teriak meneriak antara mereka berdua pagi itu, Gani turun ke bawah karena driver ojolnya sudah datang. Gani sampai di sekolah dan karena masih terlalu pagi hanya ada dia dan ketua kelas tertidur di bangkunya seperti biasa, entah anak ini pulang ke rumahnya atau tidak. Gani duduk di bangkunya sambil mendengar musik sambil menunggu Sandra agar memiliki teman untuk menghampiri si wajah baru kemarin. Selang beberapa menit seseorang masuk ke kelas mereka tetapi Gani tidak menyadari sama sekali sampai suara langkah kaki itu makin mendekat padanya dan berdiri di hadapannya. Gani mendongkakkan kepalanya dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Si wajah baru.

“vik tidurnya dari tadi? Apa dia pingsan?” tanyanya to the point

“ha? Pingsang kenapa?”

“aku bangunin gak gerak sama sekali dia”

“ohh emang gitu tiap harinya, bukan pingsan. Nanti juga bangun sendiri”

“ohh yah udah” setelah mengucapkan kalimat pendeknya ia hanya berdiri diam membuat Gani bingung

“kenapa? Lo gak punya temen selain vicktor?”

“punya. Tapi gak nyambung semua dari kemarin kalo ngomong”

“ohh yah udah duduk dulu sambil nunggu vik bangun”

Setelah itu hening. Gani tidak berani membuka pembicaraan, ia memang akan menghampiri anak di depannya ini tetapi itu nanti setelah dia mengumpulkan keberaniannya. Ia sengaja datang sepagi ini karena ingin menunggu Sandra bukannya dihampiri begini.

“kamu punya novel gak?” tanyanya tiba-tiba

“punya. Tapi genrenya horror”

“gapapa, boleh pinjem?”

Gani mengambil novel yang selalu dibawahnya setiap hari ke sekolah itu, ia lebih tertarik membawa novel daripada buku pelajaran. Setelah memberikan pada jack, keheningan tercipta lagi. Jack sibuk membaca buku dari Gani dan Gani hanya memasang hadsate tanpa lagu yang diputarkan. Ia ingin berbicara dengan Jack tetapi tidak berani, ia hanya sesekali menatap Jack yang entah kenapa sangat menawan jika sedang membaca atau mungkin hanya Gani yang melihat hal tersebut. Setelah menunggu dalam keheningan akhirnya Vik bangun, dan mengajak Jack untuk ke kantin menemaninya sarapan dan setelah itu berkeliling melihat sekolah sebentar. Tetapi Gani malah membuat keributan dengan Vicktor.

“lu sekolah buat tidur? Ketua kelas apaan lu”

“udah diem, berisik lu…dari kemaren-kemaren lu diem aja gua tidur. Ayo Je awas gila kalo kelamaan bareng ni anak”

“enak ajaaa. Sana lu”

“aku bawa ya bukunya. Nanti kalo udah selesai aku balikin”

Gani hanya mengangguk dan mendapat pelototan dari Vik seperti tanda “gila lu cepet banget pepet anak orang” yang tidak dipedulikan Gani. Mereka keluar dari kelas dan Gani bisa bernapas legah sekarang, rasa gugupnya hilang seketika digantikan rasa senang. Jika Jack memiliki hobby yang sama dengannya, itu akan lebih mudah untuk mendekatinya.

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang