Pagi-pagi sekali, Al sudah mengirim pesan pada Gani bertanya apakah ia mau di jemput atau tidak. Tetapi karena Gani tidak ingin Al datang jauh-jauh hanya untuk menjemput dirinya, ia mengatakan akan berangkat sendirian. Dan dari situ lah perdebatannya dengan Louis dimulai.
“kan jauh bang sekolah ku”
“justru karena jauh dan kamu gak punya SIM sayang”
“terus gimanaaaa…masa aku harus jalan kaki?”
“gak mungkin lah dek..lebay bat dah kamu”
“makanya abang ngeselin sih..”
“naik ojol kan bisa dek”
“gak mau ih apaan buang-buang duit”
Louis menggelengkan kepala mendengar ucapan adiknya, ia tidak ingin berdebat di pagi buta ini. Ia mengeluarkan Handphonenya dan menelpon seseorang.
“Al lu udah berangkat belom?”
…“tolong jemput Gani bisa? Pagi-pagi udah rewel ni anak”
…“iya gapapa..gua masuk pagi juga soalnya”
…“makasih bro”
Gani ingin mengomel lagi karena tadi pagi ia sudah menolak Al agar bisa membawa motor sendiri, tetapi mendengar ucapan kakaknya yang mengatakan harus kerja membuat Gani bungkam. Kakaknya memang harus kerja, agar mereka berdua bisa hidup. Mereka bukan anak Sam Alexander yang kaya raya lagi.
***
Gani dal Al sudah dalam perjalanan ke sekolah dengan Gani yang diam seribu bahasa karena malu dengan Al yang tadi pagi ia tolak tapi malah menjemputnya karena Louis dan juga masih sedikit kesal dengan Louis yang tidak mengiizinkan dirinya membawa kendaraan sendiri. Ia kesal tetapi berusaha memahami walaupun jadinya malah tambah kesal dengan keadaan. Al yang biasanya jahilpun ikut diam, membiarkan Gani sibuk dengan pikirannya, memberi ia ruang untuk berpikir. Mereka sampai di sekolah dalam keadaan hening, Gani meninggalkan Al sendirian di parkiran tanpa berpamitan. Ia tidak marah dengan Al, ia hanya malu dengan kejadian pagi tadi dan Al hanya membiarkannya saja. Nanti juga Gani akan menjelaskan padanya mengenai pagi ini. Gani sampai di kelas dengan wajah cemberut yang membuat seisi kelas terkejut, tidak biasanya Gani menunjukan sifatnya yang satu ini di depan umum. Gani banyak berubah sejak mengenal Sandra, lebih menjadi dirinya sendiri tanpa takut di judge. Sandra yang sedang asik dengan novelnya pun terkejut dengan kehadiran Gani yang langsung bercerita tanpa disuruh dan tanpa jedah mengenai paginya.
“ jadi gue harus apa?” Tanya Gani setelah bercerita panjang
“ yah kamu harus minta maaf”
“ lah buat apa?”
“ kan kamu diemin kak Al dari pagi Gani…dia salah apa coba?”
“ tapi malu Sannnnndraaaaaaa”
“ terus kamu mau hubungan kamu sama kak Al ancur karena gengsi kamu?”
“ hubungan hubungann…emang kita apaan”
“ kan kalian temenan..kamu mau gak punya temen lagi? Udah dikit temenmu. Lagian kak Al tu gak salah, kak Loui juga gak salah. Mereka cuma gak mau kamu di tangkep polisi”“iya sih”
“ gak usah alesan lagi..nanti samperin kak Al minta maaf aku temenin deh”
“ benerann ya”
“ iyaa bawel deh”
Gani menunggu bel istirahat dengan cemas, ia tidak fokus dengan pelajaran hari ini walaupun sebenarnya setiap haripun ia tidak fokus bahkan tidak peduli. Setelah menunggu dengan cemas akhirnya bel istirahat berbunyi dan Gani mengajak Sandra langsung ke kelas Al tanpa mampir ke kantin. Sekarang yang paling penting adalah meminta maaf baru urusan perut. Mereka sampai di kelas Al dengan Al yang duduk di bangkunya sambil tiduran, Gani masuk ke kelas Al tanpa permisi karena tidak ada siswa lain. Gani membangunkan Al yang tertidur, setelah menunggu Al sadar sepenuhnya Gani meminta maaf dan menjelaskan situasinya pagi tadi. Setelah mereka berdua berbaikan, Gani mengajak Sandra dan Al untuk makan bareng setelah pulang sekolah nanti tetapi Sandra tidak bisa ikut bersama dengan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
FantasyAl pov "Cewek unik. Lo selalu tersenyum saat bareng sahabat lo tapi nangis saat sendirian di pantai dan lo sok judes depan anak sekolahan. Siapa lo sebenarnya Gani?" Gani pov "Lo cowok pertama yang berhasil runtuhin benteng pertahanan gue"