Pacaran?

21 5 0
                                    

Ana menegang di tempat. Wajahnya merah. Tubuhnya berkeringat dingin. Diringa sangat kaget. Bagai mana tidak? Daffa menembak Ana secara tiba tiba. Bukan hanya Ana, Bella dan ke 2 temannya itu sangat terkejut.

Ana masih diam di tempatnya, dia tidak menepis tangan Daffa. Kerena Ana sadar dengan keaďaan sekarang. Cara ini adalag cara satu satunya untuk membasmi Bella and the geng. Tapi di pikiran Ana sudah macam macam. Sedangkan Daffa, dia masih seria menatap Ana. Menjalankan drama sebagus mungkin.

"Se-rius? Lo nem,,,bak A,,,na?" Tanya Bella ketakutan.

"Ya gue serius."

"Lo cuman bercanda kan Daf!!!"

"Gue serius!"

"Tapi kan lo berdua selalu berantem layaknya musuhan!"

"Kali ini beneran dari hati gue."

"Mustahil!"

Daffa beralih menatap Ana

"Gimana jawaban lo An?"

"Hah? Hm,,,,gue." Ucap Ana gugup

Daffa melotot sebentar dengan arti Ana harus menjawab iya.

"I-iya gue mau jadi pacar lo Daf." Ucap Ana refleks

Setelah itu, Bella bener benar menangis. Kemudia Bella keluar di ikuti kedua temannya.

Ana menepis tangan Daffa "Gak lucu."

"Sorry,cmn itu caranya supaya Bella gk ngusik hidup lo lagi."

"Emang nya gue mainan."

"Udah deh diem aja, intinya sekarang lo pacar pura pura gue."

"Hah!"

"Iya lo pacar pura pura gue, tapi jangan harap gue bakalan suka sama lo."

"Lo gila! Emang nya gue mau sama lo!"

"Intinya lo jalanin aja peran lo sebagai cewe gue."

Ceklek
Bunyi suara dari dalam UKS terdengar lantang. Membuat Ana dan Daffa kaget.

"Ka Daffa bisa bantu aku gk ngerjain tugas? Eh ada ka Ana." Ucap seorang gadis tersebut

"Oh, iya bisa tan."

Daffa menoleh ke arah Ana "Inget! Gue duluan." Tegas Daffa.

AnFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang