Cerita

22 4 0
                                    

Di ruangan keluarga, dengan sofa panjang di belakang karpet besar, sebuab meja di depan karpet yang di atasnya ada TV besar, ada keluarga kecil sedang berkumpul sambil menonton tv, sesekali mereka tertawa.

"Pah kapan jalan jalan. Ana bosen nih." Rengek Ana

"Minggu." Ucap Irfan

"Hah! Beneran?" Tanya Ana

"Kapan si Nak papah mu itu boong." Ucap Rani

"Yes! Ana ke kemar dulu ya ngantuk."

"Iya sayang good night."

"To mah."

Ana berjalan menaiki anak tangga. Setelah sampai di dalam kamarnya, ia melempar tubuhnya ke kasur dengan posisi tengkurep di atas guling. Tangannya meraih ponsel di atas meja yang masih di charger. Ana mencoba menelfon Clarisa. Karna Clarisa tidak mengabarinya sama sekali.

"Halo cla sumpah lo jahat banget gak ngabarin gue sama sekali, lo sahabat gue bukan si!"

"Weh weh tenang dong girl, gue kan lagi ada urusan keluarga, gue emang sengaja gak megang hp, gue gak mau di ganggu, dan gue minta maaf banget udah buat lo khawatir."

"Iya iya sorry. Harusnya gue yang minta maaf ke elo karna gue udh buat risih, hehehe"

"Ada apa emang? Lo udh jadian sama Daffa ya?"

Ana melotot, bagaimana bisa sahabatnya ini sudah tau? Belum saja satu hari berita Daffa menembak Ana di UKS langsung menyebar.

"Besok aja deh gue ceritain ke elonya."

"Gue keponya sekarang An,klo engga di kasih tau. Besok gue gak masuk nie."

"Eh eh jangan dong,tar gue gak ada temennya."

"Gc kasih tau!"

Ana menceritakan semua kejadian detail tentang di gendong Daffa, di tembak Daffa untuk jadi pacarnya dan pertemuan dengan Bella and the geng.

"Anjir lo serius? Jadi lo cuman pura pura pacaran sama Daffa?"

"Hm. Dah ah! Gue ngantuk."

Tut tut

Setelah itu, Ana langsung mengakhiri telfon itu secara kasar. Ana melirik jam dinding di atas piguran foto Ana. Jam 10 lewat 15 menit.

***

"Ana mana Ana mana." Pekik Clarisa memasuki ke kelas.

Tiba tiba saja Daffa datang dan melempar tas nya di atas meja, tepat sekali. Dengan cepat Clarisa mencegah lengannya agar cowok itu tidak keluar kelas lagi.

"Lo liat Ana?" Tanya Clarisa

"Perpus."

"Anjir singkat banget."

Tanpa basa basi, Clarisa seger berlari kecil ke perpustakaan tanpa menaruh tasnya terlebih dahulu. Ketika sudah berada di dalam perpus, mata Clarisa mencoba mencari keberadaan Ana. Setelah 5 detik, Clarisa berjalan ke arah Ana.

"Lo beneran cuman pura pura doang An."

"Anjir udah kaya setan aja lo, tiba tiba muncul." Ucap Ana

"Stttt,,,,,jan keras keras." Lanjut Ana sambil menengok kanan kiri

"Oh okey okey, bukannya lo musuhan?" Tanya Clarisa

"Iyalah, gue sebenernya mah ogah pura pura pacaran sama dia, tapi mau gimana lagi, itu juga biar gue gak di ganggu sama fensfens."

"Tapi kalo kelamaan bisa jadi cinta beneran loh." Ledek Clarisa

"Apaan si gk akan!"

3 detik berikutnya, ada yang menarik tangan Ana dengan halus. Lantas cewek itu menoleh.

"Mau ke mana si?"

"Ke kelas bareng gue, biar di kata pacaran." Bisik Daffa

Daffa segera merangkul bahu Ana sambil berjalan dengan tersenyum bangga. Ana memang sedikit risih, namun ia terus tersenyum walaupun terpaksa. Sedangkan Clarisa? Ana meninggalkannya.

Kini Daffa dan Ana menjadi pusat perhatian sebagian murid. Daffa pun tidak memperdulikannya dan tetap berjalan dengan angkuhnya. Bel masuk sudah berbunyi 1 menit yang lalu.

"Anjay. Sekarang yang pacaran mah lengket terus, kemana mana bareng padahal dulu udah kaya tom and jeryy." Sahut Gani ketika Daffa dan Ana masuk ke kelas.

Mereka bardua tidak menanggapi perkataan dari Gani. Ana segera menuju ke bangkunya di ikuti Daffa.

Tiba tiba seisi kelas menjadi sunyi dan ternyata pak Rudi, guru seni sudah duduk di bangku guru.

"Anak anak, minggu depan kita ulangan tengah semester. Jadi, kalian buat kelompok band yang isinya 4 sampai 5 anggota"

"Saya yang akan membagikan kelompok. Minggu depan kalian tampil di ruang serbaguna. Bebas menggunakan lagu apa saja."

"Ada yang ingin bertanya?"

"Pak make baju bebas apa seragam?" Tanya Ani

"Tetap memakail seragam."

"Pak, apa gk kecepetan minggu depan?" Tanya Reva

Pak Rudi berfikir sebentar

"Bener juga kamu Reva, yaudah di ganti jadi 2 minggu lagi."

"Ok pak." Jawab seisi kelas dengan bersemangat.


***


"Lo bisa main gitar?" Tanya Daffa kepada Ana yang duduk di sampingnya. Bel istirahat sudah berbunyi 1 menit yang lalu.

"Gue justru pengen bisa mainin gitar, tapi gak ada gitarnya."

"Ya beli dong."

"Dulu gue udh pernah nyewa 3 minggu, nyatanya gue gk bisa."

Ya emang, Daffa dan Ana satu kelompok dengan Clarisa, Dino, dan Gani. Mereka belum tau lagu apa yang akan di bwakan 2 minggu lagi.

"Gimana kalo gue ajarin?" Pertanyaan dari Daffa membuat Ana mengalihkan pandangannya dari ponsel ke wajah Daffa.

Mereka saling bertatapan.

"Heh ngapain lo liatin gue!"

"Gak ush ge'er."

Daffa beranjak pergi dari tempat duduknya. Dan Ana segera pergi ke kanti menghampiri Clarisa.

AnFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang