Pertama Sekolah

37 7 0
                                    

Ana bersekolah di SMA Garuda 1 ia masuk ke kelas XI Ipa dua. Ana menelusuri lorong' dan mencari kelasnya.

"Gais,tu anak baru ya?"
"Iya kali gue gak pernah liat."
"Gila cantik banget."
"Idaman."
"Sok kecakepan banget si."

Begitu lah ujar' murid yang berada di samping nya. Ana tidak mempedulikannya ia terus berjalan menuju kelasnya.

"Anak' di sini kita kedatangan murid baru." Ucap bu salma wali kelas nya.

"Cewe cwo bu?"
"Cantik gak bu."
"Semoga cowo amin."
"Cewe aja biar jadi temen gue."

Murid' tengah berbincang bincang apakah Ana itu cewe atau cowo atau jangan' bencong,ya gak lah namanya juga Ana pasti cewe.

"Masuk."

Ana berjalan melewati pintu dan menatap murid' yang sedang berbincang soal diri nya.

"Ceritakan tentang diri mu." Ucap bu Salma, Ana hanya mengangguk.

"Nama saya Liana Salsabilla panggil saja Ana. Saya pindahan dari Amerika." Jelas Ana

"Ada yang mau bertanya?" Tanya bu Salma

Salah satu siswa mengangkat tangannya

"Nomer hp nya berapa?" Tanya Gani,Gani adalah cowo playboy cap kangkung di kelasnya.

"Ish kamu tu ya gan." Ucap bu Salma sambil menggeleng-gelengkan kepalannya.

"Ana kamu bisa duduk di samping Daffa." Bu Salma menunjuk ke arah Daffa di ikuti pandangan Ana ke arahnya.

Ana duduk di samping Daffa, namanya  Daffa Alfarezel zaidan. Daffa adalah salah satu cowo ter cool dan tercuek di SMA Garuda 1 bisa disebut dengan The Most Wanted Boy.
Mereka berdua saling bertukar pandang.

"Ngapain lo liatin gue begitu!" Tegas Ana

"Ge'er." Ucap

Ana hanya diam dan beralih pandangan ke depan untuk mengikuti pelajaran.


***


Kringggg.....


Bunyi bel menyelamatkan semua siswa yang berada di dalam kelasnya masing'.

"Hey."

"Sapa ya?" Tanya Ana

"Kenalin gue Clarisa."

"Oh,gue Ana."

"Kekantin bareng gue yu."

Ana hanya menganguk.
Meraka berdua menghabiskan waktu berdua untuk berbincang-bincang.

"Lo tau ga,yang duduk sama lo itu?" Tanya Clarisa

"Gak lah kan gue anak baru."  Ucap Ana

"Dia itu cowo terhits di sekolah dan terdingin mengalahkan es batu di kutub utara yang gak bisa di cairin dan lo cewe beruntung yang bisa duduk sama dia." Jelas Clarisa

"Oh." Ucap Ana Singkat

Ana terdiam tidak memperdulikannya.


***

Ana membereskan buku' yang ada di atas meja untuk di masukkan kedalam tas nya.

"Gue duluan An." Ucap Clarisa

Ana hanya menoleh dan mengangguk. Di samping Ana ada lelaki yang tengah tertidur pulas, siapa lagi kalau bukan Daffa.

"Heh! Bangun udah waktunya pulang,lo mau nginep di sini? Atau jangan' emang rumah lo yang di sini." Ucap Ana

Daffa yang terganggu suara keras Ana pun membuka matanya perlahan lahan untuk mengumpulkan energinya.

"Berisik!" Tegas Daffa

Ana hanya diam dan langsung berjalan meninggalkan Daffa seorang diri.

"Ini yang gue suka." Guman Daffa dan tersenyum miris.

"Daf ayo cabut,molor terus." Ucap seseorang di balik depan pintu kelasnya. Namanya Samuel Alexander sahabat Daffa yang beda jauh sifatnya dari Daffa ia ramah dan baik hati tidak seperti Daffa yang dingin seperti es batu.

***


"Mah pah anak mu pulang." Ucap Ana yang sedang mencari-cari orang tuanya. Ana melihat mamahnya yang sedang duduk di kursi halaman belakang dan Ana menghampirinya.

"Eh sayang,udah pulang,gimana tadi di sekolah?" Tanya Rani

Ana terdiam memikirkan sesuatu ia tidak boleh mengecewakan mamah tersayang nya itu.

"Udh,lumayan lah mah,yaudah aku masuk ke kamar ya."

"Iya sayang."

Ana berjalan menaiki anak tangga dan memasukkan dirinya ke dalam kamar untuk merebahkan diri nya yang sudah tidak kuat lagi berdiri.

AnFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang