Sandiwara

17 5 0
                                    

Gue harus berpura pura sakit supaya Ana yang di salahin. Guman Intan

"Ana kamu udah pulang?"

"Udah mah." Ana mencium punggung tangan Rani di lanjut mencium Irfan

"Loh, Intan mana?" Tanya Irfan

"Gk tau, dia gk pulang bareng aku pah."

"Hah! Kan dia baru di sini. Kalo dia kenapa napa gimana?"

"Belain aja terus Intan."

"Sampai Intan ke napa napa." Ucapannya terpotong karna kedatangan Intan yang tidak biasa saja.

"Intan!" Teriak Irfan mendekati

"Kamu kenapa nak?" Tanya Irfan

"Oh, ini gakpapa om. Tadi cuman nyasar terus ketemu sama orang orang gak di kenal terus nyerang aku. Untung aja ada taksi."

Irfan menoleh ke arah Ana dengan mata sidikit melotot

"Apa si pah. Dia cuman drama."

"Gara gara kamu. Intan jadi gini." Tegas Rani

"Ah mama sama papa sama aja. Lebih belain orang lain ketimbang anaknya sendiri."

Ana berjalan menuju kamar. Dan membantingkan tubuh kedalam ranjang kasurnya.

"Tapi kamu gkpapa kan nak?"

"Engga kok tan."

"Yaudah sakarang kamu masuk kamar bersihin  diri kamu."

Intan hanya mengangguk dan berjalan menuju  kamar Ana

Ceklek
Intan membuka pintu kamar. Ana pun menoleh ke arah Intan."

"Ngapain lo."

"Gue mau bersihin badan gue lah."

"Belum puas lo ngehancurin hidup gue dulu!"

"Blm."

"Kenapa!"

"Karna gue suka sama Daffa."

"Hah! Lo mau ngerebut Daffa dari gue! Belum puas lo ngambil Aldo dari gue! Dan sekarang nyokap bokap gue juga lo ambil lagi. Sekarang lo mau ambil Daffa dari gue! Gak akan."

Ana kaget dengan ucapannya tadi. Karna dia tidak menyukai Daffa. Mengapa ia tidak ingin kehilangan sesosok Daffa.

"Terserah lo." Intan berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Ana masih memikirkan perkataan yang ua katakan tadi. Hingga akhirnya ia pub tertidur pulas.


***


"Daffa makan dulu." Ucap Devi

"Iya mah."

Daffa menghabiskan makanannya dengan lahap.

"Kamu kapan punya pacar?" Tanya Devi membuat Daffa terkejut.

Uhuk uhuk

"Pelan pelan dong sayang, nih minum dulu."

"Mama si bercanda aja."

"Serius juga boleh kok sayang."

"Kapan kapan deh Daffa bawa ke sini."

"Serius sayang!? Jadi kamu beneran udah punya pacar?" Tanya Devi senang

Masih pura pura si mah, tapi Daffa yakin. Suatu saat nanti Daffa akan mendapatkan dia sepenuhnya. Batin Daffa

"Hm. Daffa ke kamar dulu ya."

"Iya sayang good night."

"To mah."

***

Tok tok tok

Suara itu terdengar oleh Ana dan Intan. Ana pun segera menghampiri pintu untuk membukanya.

Ceklek

"Eh lo Daf. Gue izin ke mama gue dulu ya."

"Hm."

Ana berjalan masuk kedalam rumah untuk meminta izin ke pada Rani

"Mah aku berangkat duluan ya. Daffa jemput aku."

"Terus Intan sama siapa?" Tanya Rani

"Udah tan gkpph aku naik taksi aja."

"Ah. Mulia sekali hati mu nak."

Alah cuman modus. Batin Ana

Lo boleh seneng seneng sekarang An. Liat aja lo nanti. Batin Intan

"Yaudah tan aku berangkat dulu ya. Taksinya udah ada di depan kok."

"Eh iya hati hati ya sayang."

Intan tersenyum kepada Rani. Intan berjalan menuju keluar. Dan pada akhirnya Daffa dan Intan pun bertatap tatapan.

"Ehem." Ucap Ana untuk mengagetkan mereka berdua

"Lo udah izin."

"Dh."

Ana dan Daffa berjalan menuju  motor ninjanya.
Intan yang melihatnya pun sangat geram menahan amarahnya.

AnFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang