AnaHilang?

20 4 0
                                    

Daffa memarkirkan sepeda ninjanya di halaman parkir SMA Garuda 1. Tangannya mulai membuka helm full face nya dan mengibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri sambil mengacak sedikit rambutnya kemudian ia tata kembali. Entah untuk berapa kalinya Daffa menjadi pusat perhatian. Para fens nya pun menggerumbuli Daffa dan Ana.

"Eh eh ada pacarnya itu." Bisik cewek ke temannya namun masih bisa di dengar oleh Ana.

"Oh hai. Pacarnya Daffa, Liana Salsabilla." Bella melambaikan tangan ke arah Ana.

"Omongan lo yang katanya bakalan ngejauhin Daffa mana!?" Sentak Bella tepat di depan wajahnya.

"Lo nggak punya malu hah? Udah sombong, kecentilan sama banyak cowok lagi."

Ana masih tetap diam. Daffa tidak mencegah Bella terus memaki Ana, dia menunggu apa yang akan di lakukan Bella ke pada Ana.

"Lo itu baik di depan munafik di belakang!"

Daffa merasa muak dengan ucapan Bella, dengan segera ia menarik tangan Ana menjauh dari parkiran tersebut.

"Lo gak betah ya jadi pacar pura pura gue?" Tanya Daffa pelan kepada Ana.

"Gue ya.. gak tau lah."

"Yaudah gini aja. Mulai sekarang lo jadi pacar gue beneran!" Ucap Daffa memberanikan diri

"Hah!"

"Iya. Lo jadi pacar beneran gue Liana Salsabilla."

Ana mengerutkan keningnya. Ia menatap lekat mata Daffa. Tidak ada sedikitpun kebohongan yang ada di wajah Daffa.

"Kenapa sayang."

"Ih apaan si lo."

"Udah yu masuk kelas bentar lagi bel." Ajak Daffa kepada Ana.


***

"Lo udah buat nyokap bokapnya Ana percayakan?"

"Iya gue udah buat Ana sakit hati kemaren malem."

"Bagus. Sekarang tinggal kita lenyapkan Ana dari muka bumi ini hahahah."

Intan hanya tersenyum miris dan melirik ke arah Bella.

"Pokonya bel istirahat lo harus ke kelas gue."

"Ok ok gue paham."

"Bagus."

***

Kringg
Bunyi bel istirahat pun berbunyi
Semua siswa berhamburan layaknya seperti ada gempa.

"Cla gue ke kamar mandi dulu bentar. Kebelet gue."

"Iyaiya nanti lo nyusul ya kekanti."

Ana hanya mengguk dan berlari kecil menuju toilet. Sampai di toilet Ana pun merasa lega. Ana membuka pintu toilet untuk ke keluar dan tiba tiba.

"Heh siapa lo." Ana tak bisa melihat karna matanya di tutup oleh kain berwarna hitam.

"Udah deh ikut aja." Bella dan Intan menyeret lengan Ana membawa nya pergi dari toilet tersebut. Sesampai di sana Bella dan Intan melemparkan Ana kesembarang tempat yang sangat menjyjykan Dan gelap."

"Aw."

"Sakit ya. Ulu ulu. INI BELUM SEBERAPA! APA YANG LO RASAIN TERHADAP GUE!" Bella menjambak rambut Ana dan membuka kain yang berada di matanya. Dan Ana tidak bisa membrontak karna tangannya yang di pegang oleh kedua temannya itu. Intan hanya berdiri menyaksikan yang terjadi dan tersenyum miris.

AnFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang