Astaga, Momo. Apa yang coba kamu lakukan? Jadi ini yang kamu rencanain saat kamu tenang?
Chaeyoung telah selesai berganti baju. Ia kemudian mengambil ponsel, dompet dan memasukkannya ke dalam tasnya. Astaga, ia tidak tahu kemana ia harus mencari Momo, namun sungguh, ia hanya perlu memulainya dulu sekarang.
Aku bakal nemuin kamu, Momo.
Ia selesai bersiap-siap, kemudian berjalan ke arah pintu. Ia membuka pintu dan sangat terkejut karena ia melihat Momo di hadapanya. Ia melambaikan tangannya dengan polos.
"Hai".
12 Hai, Chaeng!
Chaeyoung tidak dapat mengatakan apapun. Ia terlalu bingung bahkan untuk memberikan reaksi. Fakta bahwa Momo ada disini, tepat di hadapannya, sangat mengejutkan Chaeyoung. Sementara Momo berdiri seolah tidak ada yang salah dengan apa yang ia lakukan.
"Hai, Chaeng. Ingat aku? Aku-".
"Momo, kamu ngapain disini?". Chaeyoung akhirnya bisa mengatakan sesuatu. Ia segera merogoh ponsel dari sakunya, hendak memberi tahu Mina bahwa Momo ada disini bersamanya ketika tiba-tiba Momo merebut ponselnya dengan cepat.
"Jangan kasih tahu Mina aku disini, tolong".
Chaeyoung mengernyit. "Apa?". Ia mencoba mengambil ponselnya kembali, namun Momo menyembunyikannya di belakang badannya. "Mina sangat khawatir, Momo. Aku harus kasih tau dia kalau kamu disini".
Momo menggelengkan kepalanya. "Nggak, Chaeng. Tolong, biarin aku disini beberapa menit. Aku datang kesini buat ketemu kamu".
Kali ini, Chaeyoung berhenti mencoba mengambil ponselnya. Ia menatap Momo, memproses apa yang baru saja ia dengar. "Apa? Kamu kesini buat ketemu aku?".
Momo mengangguk sebagai jawabannya. Dan sebelum Chaeyoung bertanya lagi, Momo berjalan ke dalam kamarnya. "Bisa nggak kita ngobrol di dalam, please? Aku agak capek". Ia mendorong Chaeyoung ke samping, melihat sekeliling ruangan. "Oh, jadi ini kamarmu dan Mina. Bersih banget, seperti dugaanku. Sahabatku yang cantik memang yang terbaik".
Chaeyoung menatap khawatir. Matanya sesekali melirik ponsel yang berada di genggaman Momo, berpikir bagaimana ia bisa mengambilnya kembali. Mina harus tahu bahwa Momo baik-baik saja. "Oke, Momo. Bisa nggak kamu jelasin ke aku kenapa kamu disini? Dan gimana kamu bisa keluar dari rumah?".
Momo terdiam, memutar tubuhnya dan menghadap Chaeyoung yang terlihat khawatir. Ia tersenyum, meyakinkan Chaeyoung bahwa ia akan baik-baik saja jika membiarkan Momo menghabiskan beberapa menit di asramanya.
"Pengasuh ketiduran dan aku dengan mudah mencuri kuncinya. Aku juga mencuri beberapa uang darinya dan dia nggak bangun. Bodoh emang". Momo membahas topik tentang dia yang kabur dari rumah. "Sejujurnya, dia selalu ngelakuin itu, tidur pulas, nggak peduli kalau aku kabur dari rumah. Dan aku bisa ngelakuin kapanpun aku mau, tapi aku nahan diri. Kali ini pengecualian". Ia berhenti. "Aku harus ketemu kamu. Ada sesuatu yang pengen aku katakan".
Chaeyoung menelan ludah. Momo melarikan diri dari rumah adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan fakta bahwa Chaeyoung adalah alasan mengapa ia melakukan ini membuatnya merinding. Hal yang paling mengejutkan adalah Momo sampai dengan selamat. Gadis ini pernah mencoba bunuh diri sebelumnya dan ia tidak melakukannya ketika berada di perjalanannya kemari. Berarti Momo sangat bertekad dengan tujuannya, yaitu bertemu Chaeyoung.
"Kamu ada sesuatu yang pengen disampaiin ke aku, Momo? Lanjutkan".
Momo tersenyum, berkedip pada Chaeyoung. "Aku suka sama kamu".
Chaeyoung terkesiap kaget. Ya Tuhan? Lagi?
"Astaga, Momo! Kamu lesbian juga?!". Chaeyoung tidak bisa menahan diri untuk menanyakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209743345-288-k864141.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 336 | Terjemahan Indonesia ✅
Teen FictionChaeyoung baru saja pindah ke asrama baru, bertemu dengan teman sekamarnya, Mina, di dalam kamar mandi dan telanjang. Author: remyo2010 Original story: https://my.w.tt/uXSP7I3T84 Translated by: nagaras