Mina tampak gugup dengan pertanyaan itu. "Kamu bicara apa sih, Chaeng?". Dan jawaban ini benar-benar membuat Chaeyoung kesal.
Ia menatap Mina selama beberapa saat. "Kamu mainin aku". Ia berkata. "Kamu pikir aku lelucon?".
"Apa? Nggak!". Mina tergagap, sangat gugup dengan Chaeyoung yang serius. "Aku nggak berpikir kalau kamu lelucon".
"Kalau gitu katakan, Mina". Chaeyoung menatap Mina. "Apa kamu sayang sama aku?".
25 Apa Kamu Sayang Aku?
Hening selama beberapa saat sebelum Mina tertawa gugup, entah mengapa berharap situasi ini tidak setegang itu. "Chaeng, kamu nggak apa-apa?".
"Nggak, aku nggak baik-baik saja". Chaeyoung mendengus, kesal. Ia tahu bahwa ia tidak seharusnya memaksa Mina, namun hal ini sungguh membuat Chaeyoung stres ketika Mina bertingkah seperti ini. Tarik ulur, sangat melelahkan. Chaeyoung muak dengan semua ini dan ia perlu tahu sekarang.
"Sebenarnya, aku nggak pengen memaksa kamu buat menjawab ini, tapi kamu bikin aku gila, Mina". Chaeyoung tampak marah. Ia menghela napas keras, mengamati Mina. "Apa kamu sayang sama aku?".
Mina tampak gugup dan sedikit terperangah. Ia tertawa pahit, mungkin masih berharap bahwa semua ini adalah lelucon. "Chaeyoung, kenapa kamu seperti ini-?".
"Mina, apa kamu sayang aku?".
"Aku nggak tahu!". Ya, bukannya mengatakan ya atau tidak, justru Mina mengatakan tidak tahu. Dan Chaeyoung merasa kecewa, mengetahui bahwa ia tidak cukup untuk membuat Mina mengatakan ya.
"Nggak tahu, huh?". Chaeyoung terdengar lebih tenang. Namun, ia tidak senang. Mina masih menyukai Jeongyeon dan hal itu mengacaukan suasana hati Chaeyoung.
Sementara itu Mina tampak merasa bersalah, matanya menghindari tatapan tajam Chaeyoung. "Maafkan aku, Chaeng. Tapi, aku bingung sama perasaanku. Aku beneran nggak tahu tentang ini". Chaeyoung tidak mengatakan apapun, sehingga Mina melanjutkan. "A- aku masih suka sama Jeongyeon. Masih. Tapi, saat aku bersamamu, aku merasa...". Mina memperlambat ucapannya, berhenti. Ia menatap Chaeyoung dan tersenyum. "Aku merasa bahagia".
Bahagia?
Hati Chaeyoung berkedut. Ada bagian dari hatinya yang senang mendengarnya, namun perasaan itu tidak cukup mengalahkan rasa sakitnya, bagian ketika Mina menyebut nama Jeongyeon.
"Aku tahu ini mungkin terdengar serakah, tapi". Ia berhenti, tampak gugup. "A- aku pengen kamu ada di sisiku".
Sial. Kalimat itu membuat Chaeyoung gila. "Sebagai apa, Mina? Teman atau... lebih?".
Suasana terasa tegang dan sesak, dan tidak menjadi lebih baik ketika Mina menghela napas pasrah. "Aku nggak tahu".
Dan jawaban tak yakin itu membuat Chaeyoung kesal, namun ia benci ketika Mina melakukan hal ini, memainkan hatinya. Mungkin saja, Mina bahkan tidak tahu apa yang saat ini ia lakukan pada Chaeyoung, namun Chaeyoung tidak bisa melakukan ini lebih lama lagi.
"Ini bodoh. Maaf, karena bikin kamu menjawab pertanyaan bodohku". Chaeyoung tertawa sendiri, merasa sangat bodoh. "Aku nggak seharusnya berharap apapun darimu. Betapa bodohnya aku".
"Nggak, Chaeng. Nggak gitu-".
"Dengar, Mina. Aku bohong kalau aku bilang aku nggak pengen kamu membalas cintaku. Tapi, kalau kamu masih cinta sama dia, kalau gitu lakukan. Lakukan yang terbaik. Aku akan berusaha menerimanya". Chaeyoung mendengus, frustasi dengan momen ini. "Tapi, tolong, jangan mempermainkan hatiku".
"Apa?". Mina tampak bingung dengan bagian terakhir itu. "Aku nggak mempermainkan hatimu, Chaeyoung".
"Kamu mempermainkannya. Dan kamu hebat karena membuatku gila". Chaeyoung kembali tertawa, pahit dan sedih. "Lihat. Kamu tahu perasaanku, dan ya, aku cinta sama kamu. Dan kamu bilang kamu nggak tahu perasaanmu sendiri, itu bikin aku gila, Mina". Jelas Chaeyoung. "Tolong, lebih baik cintaku bertepuk sebelah tangan daripada harus dimainin sama kamu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 336 | Terjemahan Indonesia ✅
Teen FictionChaeyoung baru saja pindah ke asrama baru, bertemu dengan teman sekamarnya, Mina, di dalam kamar mandi dan telanjang. Author: remyo2010 Original story: https://my.w.tt/uXSP7I3T84 Translated by: nagaras