Pertengkaran Bodoh

1.1K 120 16
                                    

It's okay, mereka hanya teman. Mereka hanya mengobrol di dalam.

Chaeyoung memegang gagang pintu dan membukanya. Ia menunduk sehingga ia tidak bisa melihat kedua orang itu.

"Guys, maaf, aku mau ambil-".

Ucapan Chaeyoung terhenti karena ia baru saja melihat sesuatu. Itu adalah kaki mereka, sangat dekat. Kali ini, Chaeyoung tanpa sadar mendongak dan apa yang ia lihat selanjutnya adalah sebuah mimpi buruk.

Jeongyeon dan Mina, mereka berciuman.

20 Pertengkaran Bodoh

Jeongyeon muncul di tengah malam, di depan pintu kamar Mina dan Chaeyoung. Dan kamu tahu apa? Pikiran Mina sama sekali tidak senang, meskipun orang yang ia suka sekarang berdiri di hadapannya, wajah merah dan berdiri sempoyongan.

Mina tidak yakin mengapa ia tidak merasa senang sedikitpun. Selama ini, ia selalu senang setiap kali Jeongyeon di dekatnya. Namun kali ini, Jeongyeon seolah tidak diharapkan dan Mina tidak bisa berbohong jika ia mengacaukan waktunya dengan Chaeyoung.

Ketika Jeongyeon masuk ke dalam kamar mereka, Mina semakin tidak menyukainya. Ia bisa melihat dan merasakan ketegangan pada wajah Chaeyoung, gadis itu terpaku di depannya. Ia terkejut dan juga tersakiti.

Meskipun ia tidak suka melihat Jeongyeon disini, ia tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya. Jeongyeon tidak suka minum banyak dan juga, ia sendirian sekarang, tanpa Nayeon (yang membuatnya lebih aneh). Disaat itulah Mina tahu bahwa ia harus ada disana untuk Jeongyeon sebagai seorang teman.

Jadi, perlahan dan dengan hati-hati, Mina mendekati Jeongyeon. "Jeongyeon, apa yang terjadi?". Ia bertanya. Namun kemudian Jeongyeon menariknya ke dalam pelukan dan ia mulai menangis. Mina tidak bisa melakukan apapun kecuali menenangkannya. Ia membalas pelukan Jeongyeon dan disaat itulah ia melihat wajah Chaeyoung.

Ia tampak sangat tersakiti. Matanya sedih dan terpukul. Ia bersumpah suara Chaeyoung bergetar ketika ia berkata. "Aku- aku akan kasih kalian waktu". Dan sebelum Mina bisa mengatakan apapun, ia pergi dari tempat itu, keluar. Ia berhenti tepat di depan pintu dan melirik mereka.

Mata mereka bertemu, keduanya tidak bisa membaca apa arti tatapan masing-masing. Dan Mina sangat ingin mengatakan jangan pergi, tetap disini, tapi ia tahu, itu akan lebih menyakiti Chaeyoung melihat mereka seperti ini sekarang. Mereka saling memandang selama beberapa detik sebelum Chaeyoung kembali menoleh, kali ini benar-benar meninggalkan kamar itu.

Maafin aku, Chaeng.

Dan sekarang, hanya ada Jeongyeon dan Mina di dalam kamar itu. Mina menghela napas, menginginkan ini segera berakhir. "Jeongyeon, apa yang terjadi?".

Jeongyeon masih menangis di pundak Mina. Tidak ada tanda ia akan berhenti, jadi Mina dengan lembut menepuk punggungnya. "It's okay. Kamu bisa menangis sepuasmu disini".

Dan setelah beberapa saat, Jeongyeon perlahan berhenti menangis dan sekarang ia terisak-isak. "Kami berantem lagi, Mina".

Bukan sebuah hal yang mengejutkan bagi Mina. Terlepas bahwa Nayeon dan Jeongyeon terlihat seperti pasangan yang sempurna, mereka sebenarnya tidak. Mereka sering bertengkar. Keduanya kuat dan keras kepala, jadi berdebat adalah hal yang tak terelakkan bagi mereka.

Mina bergumam. "Jadi? Apa masalahnya kali ini? Bukannya kamu sudah biasa sama omelannya? Tenang dan selesaiin, bicara sama dia".

"Nggak bisa". Jeongyeon menarik dirinya dari Mina. Matanya merah. "Kami berantem lebih parah dari biasanya dan dia bilang mau ninggalin aku kalau kita terus-terusan berantem kayak gini".

Room 336 | Terjemahan Indonesia ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang