Kado Ulang Tahun Terbaik

1.2K 119 8
                                    

Bolehkah aku memintanya?

Ia ragu. Ia tidak yakin jika Mina akan memberinya hadiah ini, namun ia tidak bisa berhenti menginginkannya.

Aku janji ini akan menjadi terakhir kalinya aku menginginkan ini, Tuhan.

Chaeyoung menelan ludah. Matanya masih menatap bibir Mina. Ketika ia mendongak lagi, ia melihat mata Mina masih memandangnya, menunggu.

Biarkan ini jadi dosa terbesarku.

"Aku pengen cium kamu".


23 Kado Ulang Tahun Terbaik

Hening sebelum akhirnya Mina tersentak. "Eh?".

Mina tampak terkejut. Ia tidak mengira. Sementara Chaeyoung hanya duduk di tempatnya, gelisah, tiba-tiba merasa gugup setelah memintanya. "Kamu dengar aku, Mina. Jangan bikin aku mengulanginya, karena aku malu banget".

Mina tidak mengatakan apapun, menatap Chaeyoung, ingin tahu jika ia serius atau tidak. "Kamu serius?".

"Kamu pikir aku bercanda?".

Mina masih tercengang, kehilangan kata-kata. Ia mengalihkan pandangan dari Chaeyoung, memilih menatap pohon di depan mereka. Setelah beberapa saat, ia tertawa getir. "Wow, aku nggak nyangka".

"Aku juga". Chaeyoung tertawa canggung. "Tapi, aku nggak pengen apa-apa sekarang, selain itu tadi".

Tubuh Mina menegang. "Kenapa kamu minta itu?".

Chaeyoung berhenti, berpikir. Dia benar, kenapa aku minta sebuah ciuman dari dia? Chaeyoung tidak mengerti alasan dibalik keinginannya. Dia hanya... menginginkannya.

"Aku nggak tahu". Ia menggelengkan kepala, tidak menemukan alasan apapun. "Aku cuma... pengen. Apa aku boleh... memintanya?".

Mina tidak menjawab, menatap Chaeyoung dengan ekspresi yang tidak terbaca. Dan Chaeyoung yakin bahwa Mina akan menolak permintaannya.

Chaeyoung tersenyum, tertawa pada dirinya sendiri. Kamu bodoh banget, Son Chaeyoung. Dia nggak akan ngelakuin itu. Dia nggak akan bilang iya. Dia nggak akan bilang oke-

"Oke".

Chaeyoung menoleh, memandang Mina, tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Apa?".

Mina menghela napas pelan. "Oke". Mina tersenyum, anehnya tampak tenang. Ia melirik Chaeyoung, terhibur karena wajah kaget itu. "Ayo cium".

Chaeyoung merasa seperti dunianya berhenti. Semua menjadi buram dan satu-satunya yang tidak buram adalah Mina. Jantungnya berhenti berdetak selama beberapa saat, karena ia tidak mengira Mina akan dengan mudah mengatakan iya.

"Kamu serius, Mina?". Ia bertanya dengan hati-hati, ingin memastikan bahwa itu bukan mimpi. Ia akan mencium Mina dan kali ini, dengan cara yang benar. Apa ini mimpi?

"Jangan tanya lagi, Chaeyoung". Mina berkata lembut dan bahkan tersenyum, Chaeyoung bisa melihat kesedihan dalam tatapannya. "Aku setuju. Jadi, cium aku sekarang. Ayo cium".

"Sekarang?". Chaeyoung tiba-tiba merasa gugup. Ia tahu ia adalah orang yang menginginkannya, namun ia tidak bermaksud untuk melakukannya sekarang. Ya, ia tidak mengira Mina akan menerimanya, jadi ia tidak mempersiapkan apapun. "Sekarang?".

"Ya, tentu saja". Mina menggerakkan tubuhnya, menghadap Chaeyoung, terlihat siap untuk berciuman. "Ayolah".

Chaeyoung menelan ludah, dengan tegang melihat sekeliling taman, mengecek situasi. Tidak mungkin melakukannya disini. Ini adalah tempat umum. Oleh karena itu, ia tersenyum getir. "Ayo ke ruanganku saja". Ia berkata, berusaha meyakinkan Mina agar tidak melakukannya disini. Atau mungkin, ia hanya menginginkan waktu untuk menyiapkan hatinya.

Room 336 | Terjemahan Indonesia ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang