Tutup Pintunya, Bodoh!

1.1K 116 25
                                    

Chaeyoung berjalan menuju pintu, membukanya. Ia sangat gugup ketika ia melihat orang yang berdiri di hadapannya. Dan ia bisa mendengar Mina bertanya dari belakangnya. "Siapa, Chaeng?".

Chaeyoung tidak bisa menjawab. Mina meletakkan bonekanya, bangun dari tempat tidur dan mendekatinya.

"Siapa, Ch-".

Mina terhenti ketika melihat orang yang ada di hadapan Chaeyoung. Tubuh orang itu terhuyung-huyung, mabuk. Wajahnya merah, membuat Mina bertanya-tanya berapa banyak yang ia minum. Ia tersenyum sangat lebar ketika ia melihat sosok Mina. "Hai, Mina".

Mina menelan ludah. Untuk beberapa alasan, ia tidak ingin menatap wajah Chaeyoung sekarang.

"Jeongyeon".

19 Tutup Pintunya, Bodoh!

"Hai, Mina!".

Jeongyeon sendawa dengan keras, membuat kedua gadis di hadapannya mundur. Chaeyoung masih tampak terkejut dan terpaku, sementara Mina juga terkejut, tidak percaya bahwa gadis ini berdiri di hadapan mereka.

"Jeongyeon". Panggil Mina, khawatir. Jeongyeon bukan tipe orang yang minum sampai ia mabuk, Nayeon yang seperti itu. Jadi, Mina bingung karenanya. "Kamu ngapain disini?".

Gadis itu tersenyum. "Aku cuma pengen mengunjungi sahabatku, Mina". Ia tertawa. "Jadi, aku boleh masuk nggak?".

"Tapi, tunggu-".

Mina hanya memandanginya ketika Jeongyeon menerobos masuk. Ia mengikuti dengan matanya, masih tidak tahu harus bicara apa. Sementara Chaeyoung yang berada di sebelahnya masih terpaku, sama sepertinya, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Jeongyeon".

Bagaimana Mina memanggil Jeongyeon, rasanya melukai hati Chaeyoung. Pelan dan sangat lembut, dimana itu adalah alasan Chaeyoung menyukai suara Mina. Dadanya sakit, ia cemburu.

Chaeyoung menarik napas dan menghembuskannya, berusaha melepaskan tali tak terlihat yang menyesakkan dadanya, namun ia tidak berhasil. Dadanya masih berat, masih sesak, yang membuatnya tidak bisa bernapas dengan normal.

Mina perlahan mendekati Jeongyeon, dengan hati-hati menepuk pundaknya. "Jeongyeon, apa yang terjadi?".

Dan ketika itulah tiba-tiba Jeongyeon menarik Mina ke dalam pelukannya. Ia mulai menangis, di pundak Mina. Dan Mina tidak bisa melakukan apapun kecuali membalas pelukan itu, berusaha menenangkannya.

Di sisi lain, Chaeyoung melihatnya dalam hening. Entah mengapa ia berpikir bahwa Mina terlihat penuh kasih sayang ketika mengurus orang yang ia suka. Dan itu semakin melukai Chaeyoung, tidak bisa melihat pemandangan itu lebih lama.

Jadi, ia mengalihkan matanya dan berkata. "Aku- aku akan kasih kalian waktu". Oh astaga, ia benci ketika suaranya terdengar bergetar. Membuatnya terdengar lemah, dimana itu adalah kebenarannya, namun ia tidak ingin siapapun melihatnya seperti ini.

Dan tanpa menunggu sebuah jawaban, Chaeyoung berjalan menuju pintu, meninggalkan keduanya. Tepat sebelum ia meninggalkan kamar itu, ia melirik kedua orang di belakangnya dan menangkap mata sedih Mina yang sedang menatapnya. Membuat Chaeyoung bertanya-tanya, mengapa ia menatapnya seperti itu? Mengapa?

Chaeyoung menelan ludah. Ia berkedip beberapa kali, menahan air matanya agar tidak terjatuh. Ia tidak ingin Mina melihatnya menangis, namun di saat yang sama, ia tidak bisa menahannya lebih lama. Jadi, ia bergegas keluar meninggalkan kamar itu.

Ia menutup pintu di belakangnya, memberikan Mina dan Jeongyeon waktu berdua. Sulit untuk melakukannya. Hatinya sedih, kesal, marah, namun ia tahu, ia tidak bisa melakukan apapun. Karena Mina dan dia hanya teman sekamar, tidak lebih dari itu.

Room 336 | Terjemahan Indonesia ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang