3

11K 1.4K 129
                                    

"Katakan padaku, kenapa kau seperti ini?" Haruto diam, lebih memilih mengacuhkan lawan bicaranya saat ini.

"Jika kau tidak ingin membaginya denganku, tidak masalah. Tapi jika kau membutuhkan solusi dariku maka datanglah"

Baru saja Jeongwoo ingin meninggalkan Haruto, namun ia merasakan cengkraman pada pergelangan tangannya yang memaksanya untuk tinggal.

"Aku hanya cemas" Jeongwoo mendengus, ia tau pasti ini soal pendamping itu.

"Kau sangat mengkhawatirkan dia rupanya" Jeongwoo tersenyum kecut, walau begitu ia harus menerima kenyataan bahwa ia hanyalah hadiah yang dipersembahkan ayahnya kepada Haruto sebagai simbol perjanjian damai antara keduanya, sungguh tega sekali.

"Asal kau tau, dia adalah luna ku. Jika dia sampai menolakku maka aku akan sakit" Haruto benar, Jeongwoo juga tidak ingin Haru nya sakit jadi baiklah, apapun untuknya.

"Kau tau bukan bahwa aku juga menyayangimu? " Jeongwoo tau, seharusnya dia tidak menanyakan hal ini, tapi ini sangat mengganggunya dan membuatnya gelisah.

"Hm" dingin dan tanpa ekspresi itulah jawaban Haruto.

"Terimakasih karena telah menyayangiku selama ini" Haruto beranjak meninggalkan Jeongwoo sendiri diruangan yang didominasi oleh warna maroon itu, sesuatu memaksa keluar dari diri Jeongwoo, membuatnya sesak dan terisak hebat.

"Aku tidak ingin kehilanganmu haru"

||||

"Tuanku, kaisar saat ini berada di kerajaan" Haruto segera menuju ke aula kerajaannya sesaat setelah yoshinori memberi kabar bahwa Seunghun berada di kerajaannya dan ia menunggu Haruto di aula kerajaan untuk membahas kesepakatan mereka.

"Apa kabar adikku?" Seunghun berjalan mendekati haruto membuka lebar rengkuhan tangannya berniat memeluk adik tirinya ini.

"Lepaskan" ucap haruto dingin, tentu saja seunghun membatalkan niatnya dan beralih membungkuk patuh.

"Kau ini, apa tidak bisa tidak sekaku itu dengan kakakmu huh?" Haruto memutar bola matanya malas, bukan apa-apa tapi dia tidak ingin basa-basi soal kesepakatan mereka.

"Kau harus membantuku, hyung"

Seunghun tertawa, ini kali pertamanya haruto memanggil dia seperti itu.

"Jadi? kau sudah menerimaku sebagai kakakmu?"

Haruto geram ia hampir saja mencakar wajah kakak tirinya ini jika saja seunghun tidak menghindar disaat yang tepat

"Turuti saja permintaanku!" Haruto bahkan tidak mampu mengendalikan emosinya bagaimana bisa ia menjadi seorang pemimpin dengan pack sebesar ini, batin seunghun.

"Baiklah aku akan membantumu" jawaban seunghun membuat haruto menyeringai, setidaknya dia punya senjata rahasia yang akan dia gunakan nantinya,

"Aku akan memberitaumu nanti, setelah waktunya tiba" setelah itu Haruto pergi meninggalkan Seunghun sendiri di aula seluas itu.

"Huh, dasar anak tidak tau diuntung" umpat seunghun sesaat setelah haruto meninggalkan ruangan tersebut.

"Pelayan, panggilkan Panglima kemari" ucap Haruto kepada salah seorang pelayan yang kebetulan sedang membersihkan kamar Haruto disana.

"Baik, tuanku"

Pelayan itu pergi sesuai titah tuannya ia segera memanggil Yoonbin untuk menghadap Haruto segera.

[ 1 ] ᴍᴀᴛᴇ ꜰᴛ ʜᴀʀᴜᴋʏᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang