HUTAN PERSEMBUNYIAN
Terangnya sinar mentari menyapa iris mata Junkyu, membuatnya sedikit menyipitkan mata, menyilaukan.
Guanlin mengamati punggung Junkyu yang bergerak-gerak sedari tadi. Ia segera menghampiri Junkyu sesaat kemudian.
"eung,,kenapa silau sekali"
"kau baru bangun tapi sudah bisa mengeluh?" tatapan Junkyu menjadi sinis, rupanya ada seseorang yang sedari tadi mengamatinya.
"kenapa kau disini?!" Junkyu melotot, pandangannya was-was membuat Guanlin terkejut dan tak sengaja membuka mulutnya heran.
"kau lupa?kita kan sedang bersembunyi, bodoh!"
Junkyu terdiam sejenak kemudian tertawa begitu mengingat semua perkataan Guanlin itu benar adanya.
"maafkan aku" kekeh Junkyu.
Tiba-tiba Guanlin memberikan sebuah belati kepada Junkyu, belati dengan ukiran naga berwarna perak. Dahi Junkyu mengerut.
"apa ini?" Junkyu mengambil belati tersebut, mengamatinya dengan teliti.
'Tidak ada yang aneh' batin Junkyu
Junkyu memandangi belati tersebut kemudian pandangan matanya beralih menatap Guanlin yang masih berdiri dengan wajah datarnya.
"kau menyuruhku untuk membunuhmu?" Pertanyaan Junkyu membuat Guanlin terkejut, darimana pemikiran seperti muncul pada diri Junkyu?
Guanlin merebut kembali belati itu, yang dihadiahi tatapan tidak suka dari Junkyu.
"kenapa kau ambil kembali?bukankah itu punyaku?"
Junkyu mengisyaratkan tangannya, meminta belati itu dikembalikan sedangkan Guanlin masih tetap menyembunyikan belati itu dibalik badannya.
"aku memberikanmu ini untuk berjaga-jaga, aku curiga dengan Renjun Hyung karena ia kerap kali mengawasimu saat kau tertidur lelap."
"lalu kau ingin aku membunuhnya?apa kau gila?dia yang menyelamatkan kita!!" Guanlin menaruh jari telunjuknya tepat di depan bibirnya, memberi isyarat Junkyu untuk memelankan suaranya.
"ssstt, aku hanya menyuruhmu berjaga-jaga, bukan membunuhnya." Junkyu menatap Guanlin bingung, kemudian mengedikkan bahunya seakan ia tak peduli.
"kau simpan saja, aku tidak membutuhkannya."
"aku percaya kepadanya" lanjutnya lagi.
"apa kau lupa bahwa dia di khianati oleh saudaranya sendiri yang haus kekuasaan?" Guanlin berpikir sejenak, jika diingat-ingat itu memang benar. Tapi bukankah berjaga-jaga itu juga perlu?
"sepertinya kalian sedang membicarakanku"
Guanlin terkejut saat tiba-tiba Renjun sudah berada di belakangnya. Dengan segera ia menyembunyikan belati tersebut di dalam bajunya.
"ah tidak, kau mungkin salah dengar hyung." ujar Guanlin sebelum ia berlalu meninggalkan Junkyu dan juga Renjun yang masih berada disana.
Renjun mendekati Junkyu, sorot mata tajamnya berubah lunak. Junkyu sudah seperti adik baginya, ia tidak akan takut mati demi melindungi nyawa seseorang yang disayanginya.
"bagaimana?apa kepalamu masih pusing?" Junkyu menggeleng cepat.
'ramuan itu sepertinya sedikit menolongnya' batin Renjun
Renjun terkekeh melihat tingkah Junkyu yang sangat menggemaskan baginya.
"cepatlah sembuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 1 ] ᴍᴀᴛᴇ ꜰᴛ ʜᴀʀᴜᴋʏᴜ
Fanfiction[BELUM REVISI] "love comes to those who are ready to receive it" _____________________________ Junkyu yang harus menerima nasibnya kehilangan kedua orangtua di tangan mate nya sendiri, membuatnya semakin yakin untuk menolak penyatuan mereka. _______...