24

6.2K 846 22
                                    

Kedua tangan yoonbin gemetar, ia takut terjadi sesuatu kepada adik sepupunya, ditambah lagi setelah ia melihat keadaan pondok yang ternyata sangat berantakan.

Kedua telapak tangannya kembali menyentuh pipi tirus guanlin tapi lagi-lagi ia merasa suhu dingin yang sangat mendominasi dari tubuh sepupunya itu.

Ia lantas menundukkan kepalanya untuk mengecek apakah sepupunya ini masih memiliki jantung yang berdetak mengingat dia setengah manusia.

"bangunlah~apa kau tega meninggalkan ku?"

yoonbin kembali menggoyangkan tubuh jangkung guanlin sembari mengusap-usap telapak tangan pria pucat itu dengan harapan ia akan segera bangun.

Tapi, tetap saja tidak ada jawaban.

"guanlin!"

Manik segaris yoonbin tak berhenti mengeluarkan cairan bening, raut wajah dingin itu perlahan berubah menjadi raut ketakutan.

Semakin lama ia merasa deru nafas guanlin berangsur-angsur melemah. Ia bingung harus bagaimana apa yang harus ia lakukan?

"Tidak, hanya kita yang bisa menghancurkan dia guanlin bangunlah!"

"Kumohon bangunlah!" ujarnya sembari menepuk pipi guanlin sedikit lebih keras.

'tidak, aku yakin dia hanya kedinginan'

Benar, Sepupunya tidak akan mati semudah itu. Maka kemungkinan yang menyebabkan guanlin seperti ini adalah karena suhu udara yang sangat dingin ditambah Guanlin telah mengurung diri selama berhari-hari di dalam pondok.

Yoonbin segera meletakkan tubuh lemas guanlin dan pergi mencari kayu bakar yang akan ia gunakan untuk membuat api unggun untuk membuat sepupunya merasa sedikit lebih hangat.

Ia lantas berlari secepat mungkin mengumpulkan ranting-ranting yang berserakan di sekitar pondok kayu itu.

"kau harus tetap hidup" kalimat itu terus ia rapalkan layaknya sebuah mantra.

Keyakinan hatinya kuat, bahwa guanlin tidak akan meninggalkan dia.

'hukum aku sepuasmu asal jangan meninggalkanku seperti ini guanlin'

Api unggun telah selesai di buat, ia lantas meletakkan tubuh guanlin dalam radius satu meter di depan api unggun, berharap bahwa sepupunya terlepas dari hawa dingin yang kini membalut tubuhnya itu.

Beberapa menit berlalu, sampai samar-samar ia melihat guanlin mulai menggerakkan kepalanya pelan.

"hahh uhuk uhuk uhuk"

"Guanlin!" Yoonbin segera menghampiri guanlin yang mulai menggerakkan tangannya dan terlihat
masih mengambil nafasnya dalam-dalam.

'Terimakasih Dewa Langit karena telah menyelamatkan hidupnya' ulangnya dalam hati

Sesaat Guanlin tidak menyadari kehadiran sepupunya namun, saat ia mendengar suara yang sangat familiar baginya sedetik kemudian ia terhenyak.

Ia lantas menjauhkan tubuhnya memberi jarak yang menjadi tanda bahwa ia tidak ingin seseorang itu berada di sisinya.

"a-apa yang salah?" Ucap Yoonbin terbata-bata

Ia mencoba mendekati Guanlin kembali untuk mengecek keadaannya namun, baru saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba suara sepupunya menginterupsi gerakannya sekarang.

"berhenti!"

Tangannya mengisyaratkan kepada pria dengan manik segaris itu untuk tetap di tempatnya. Melarangnya bergerak untuk beranjak dari tempatnya saat ini.

[ 1 ] ᴍᴀᴛᴇ ꜰᴛ ʜᴀʀᴜᴋʏᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang