"satu hal lagi yang harus kau dengar Watanabe Harutoㅡ"
Guanlin memutar matanya, menatap Haruto sinis
"ia berjanji akan segera pergi setelah ia bisa menerima semuanya" pria jangkung itu lantas menyunggingkan senyum di akhir kalimatnya, berjalan melewati Haruto yang masih terduduk diam dengan sejuta penyesalannya.
Pria jangkung itu mulai hilang di balik pintu besar berwarna hitam di ujung ruangan. Menyisakan Haruto dengan kebisuannya, menatap nanar pintu yang terkatup rapat.
Tidak, ia masih memiliki kesempatan bukan?apakah Junkyu benar-benar ingin meninggalkannya?
'aku harus menemuinya'
Haruto memacu langkahnya keluar, manik coklat gelap itu tidak berhenti mengeluarkan cairan bening sedari tadi dan hal itu berhasil membuat penampilannya terlihat sangat berantakan.
"maafkan aku" kata itu selalu dirapalkan di setiap langkah kakinya, ia benar-benar menyesal.
Langkahnya yang tertatih membuat semua prajurit di sana keheranan. Bahkan beberapa diantara mereka membungkuk ketakutan karena iris mata Haruto yang terlihat sangat merah karena tak mampu membendung air matanya.
Brak!
Pintu itu terbuka kasar, hingga menimbulkan suara dentuman keras menggema di seluruh ruangan kamar miliknya dan juga Junkyu nya.
Tunggu, apakah Haruto masih pantas mengatakan bahwa Junkyu adalah miliknya sekarang?
"Junkyu~"
Pria manis itu menolehkan kepalanya pelan, senyum tulus yang sebenarnya rapuh terukir indah di wajah polos nan lugu itu.
'kenapa kau sekuat itu?'
Haruto berlari dengan wajah yang memerah padam dan penampilan acak-acakannya, lengan kokohnya meraih pundak milik pria manis itu, ia merengkuhnya erat sangat erat.
Junkyu hanya tersenyum saat merasakan rengkuhan hangat milik alpha nya, namun raut wajahnya seketika berubah saat pipi tirus milik Haruto tak sengaja menempel dengan permukaan kulitnya.
Pria manis itu melepas paksa rengkuhan Haruto, dengan ekspresi khawatir yang menggurat wajah cantiknya.
"Haru, apa yang terjadi?a-apa aku membuatmu khawatir?" Junkyu menangkup kedua pipi basah Haruto, kedua ibu jarinya bergerak teratur mengusap cairan bening yang menyelimuti kulit Haruto.
"maafkan aku"
Deg
"...."
"Maafkan aku, hiks seharusnya aku tidak mengkhianatimu seperti itu a-aku minta maaf karena telah hiks membuatmu menderita dengan kasih sayang palsuku itu kyu"
Haruto kembali melingkarkan lengan kokohnya, mengunci tubuh ramping Junkyu ke dalam pelukannya, pria itu masih saja terisak dengan air mata yang tak berhenti membasahi pipinya.
"maafkan aku, hiks aku terlalu bodoh untuk mengerti bahwa kau benar-benar hiks mencintaiku-"
"aku mencintaimu Junkyu"
"aku benar-benar mencintaimu"
Si manis tersenyum tulus, lantas menepuk pelan punggung Haruto yang dirasanya semakin bergetar karena tangisannya yang tak kunjung berhenti sedari tadi.
"tak apa Haru, jangan salahkan dirimu sendiri aku tau kau hanya perlu waktu dan aku akan selalu menunggumu untuk itu"
Junkyu mengelus punggung Haruto bermaksud menenangkannya, tapi nihil Haruto nya masih saja menangis dan semakin lama pelukannya terasa semakin erat hingga Junkyu merasa kesusahan untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 1 ] ᴍᴀᴛᴇ ꜰᴛ ʜᴀʀᴜᴋʏᴜ
Fanfiction[BELUM REVISI] "love comes to those who are ready to receive it" _____________________________ Junkyu yang harus menerima nasibnya kehilangan kedua orangtua di tangan mate nya sendiri, membuatnya semakin yakin untuk menolak penyatuan mereka. _______...