Gimana jawabannya?
Sampai 1 hari ini Zahra tidak boleh diperbolehkan untuk pulang kerumah dulu karena kondisi nya yang belum stabil. Padahal Zahra ingin sekali pulang dan berangkat kesekolah lagi karena ia sangat merindukan semua itu. Tapi ia juga sangat senang karena teman-temannya selalu menemani Zahra saat ia sedang membutuhkan nya.
Ya hari ini Lala dan yang lainnya memutuskan untuk menginap dirumah sakit dan kebetulan juga besok hari minggu. Mereka semua bermain kartu UNO dan ada juga Mobile Legend. Sedangkan Zahra memilih untuk duduk di ranjang nya dan hanya bisa memperhatikan mereka bermain.
"Ra sini ikut main" ajak Abel.
"Hmm engga dulu deh masih males"
"Apaan sih lo bel biarin Zahra istirahat dulu biar pulih dulu" ucap Devon. Zahra yang mendengar ucapan Devon, hanya bisa mengulum senyum.
"Hih iya iya, biasa aja dong ngomongnya" kesal Abel.Saat Zahra berdiri dari ranjang nya tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing dan Zahra hampir terjatuh, tapi dengan sigap Devon menahannya.
"Hati-hati dong, emang lo mau kemana sih?. Kan lo belum pulih banget"
"Hmm iya, gue cuman mau ke toilet kok" jawab Zahra.Dan akhirnya Zahra dituntun Devon menuju toilet. Zahra belum memasuki toilet tiba-tiba Lala memanggilnya.
"Zahraa"
Zahra menengok dan mengerutkan keningnya.
"Lo lagi ada tamu yah?" tanya Lala ragu.
Zahra terkejut dan memegang bagian belakangnya, ya ternyata Zahra datang bulan. Dan itu sangat memalukan bagi Zahra karena disitu banyak ana laki-laki."Duh gimana dong gue gak ada pembalut lagi" cemas Zahra.
"Gue ada tapi cuman satu doang" ucap Aufa.
"Gini aja deh lo pake punya Aufa dulu nanti gue beli dikantin RS ya" ucap Devon.
Zahra kaget, baru pertama kali ini ia akan dibelikan pembalut oleh seorang cowo. Zahra merasa sangat malu dan rasanya Zahra ingin pergi dari ruangan ini sekarang juga.
"Eh gak usah sok deh lo. Gak tau pembalut aja nge sok banget mau beliin" ejek Vira.
"Ya...yaakan ada mba kasir nanti gue tinggal nanya dia aja wuhhh" Devon merasa gugup karena ini kali pertama ia membelikan pembalut.
"Yaudah lah gue mau beli dulu keburu makin banyak tuh darah. Ra lo pake pembalut dari Aufa dulu ya"
"I....iyaa Dev. Makasih ya" jawab Zahra malu.
"Iya sans aja lah, lagian juga sama calon pacar sendiri kan yekan" goda Devon.Sampai dikantin RS Devon menyelusuri rak-rak dan sialnya penjaga kantin itu laki-laki. Devon sangat bingung harus memilih pembalut yang mana.
"Ini atau ini ya" Devon menunjuk pembalut.
"Mas nya mau beli pembalut ya?" ucap penjaga itu yang tiba-tiba ada disamping Devon.
Devon terkejut "Iya nih mas. Lebih bagus ya mana ya mas. Yang ini atau yang ini?"
"Buat siapa mas?"
"Hmm buat istri ya"
"Ohhh kalo buat istri mas yang ini aja. Lebih tahan lama".
"Ohh gitu ya yaudah yang itu aja mas"
Devon pun membayar pembalut tersebut dan kembali."Assalamualaikum" salam Devon.
"Waalaikumsalam" jawab yang lain dengan serentak.
"Nih Ra buat lo gratissssss"
Zahra menerima dengan senang hati dan jantungnya berdetak sangat kencang.Namun Vira merebut kantong plastik itu dan membuka nya. Saat Vira melihat yang ada didalam kantong plastik itu Vira tertawa sangat keras membuat seisi ruangan menggelengkan kepala dan bertanya-tanya.
"Napa sih lo Vir?" tanya Dandy.
"Sumpah gue ngakak banget anying" jawab Vira masih tertawa.
"Apanya yang ngakak coba" kesal Varik.
"Udah gue bilang kan jangan sok tau bego" Vira menepuk-nepuk bahu Devon sambil tertawa.
"E....emang kenapa?" tanya Devon dengan muka yang ketakutan.
"Ini tuh pembalut buat orang Nifas tololll" Vira tertawa lagi. Hening sejenak dan mereka pun ikut tertawa. Devon benar-benar malu tapi ia berusaha untuk menutupi rasa malu tersebut. Anjir banget tuh penjaga toko nya katanya yang ini aja lebih bagus ternyata buat orang nifas bangke. batin Devon.
"Eh sumpah? Itu mah panjang banget woy, kalo dipake Zahra mah kek make yang 1 meter" ucap Lala.
Zahra tidak bisa menahan tawa " Udah lah gak papa biar awet,biar gak cepet bocor juga". Mereka masih saja menertawakan Devon.
"Diem aishhh! Zahra nya aja gak masalah kok pake tuh pembalut" jengkel Devon.
"Udah-udah jangan ketawa mulu ah perut gue sakit anjir" ucap Abel.~~~
Dean memasuki kamar Devon diam-diam, sudah hampir 2 tahun ia tidak memasuki kamar Devon. Dan benar saja banyak perbedaan dikamar Devon ini, dulu yang sangat rapi sekarang benar-benar berantakan. Dean melihat foto-foto yang terpasang dinding kamar Devon dan ada satu foto yang membuatnya sangat tertarik, foto itu adalah foto Zahra yang sedang memakai baju bertema unicorn. Lucu dan menggemaskan yang sedang Dean lihat ini. Tapi ia berfikir kenapa kakaknya memasang foto Zahra dikamar, padahal Dean tau bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa hanya teman sekolah.
Dean mengambil foto Zahra dan memandangnya dengan penuh arti "Kak Zahra cantik"Dean melihat sebuah album foto yang benar-benar kusam. Ia pun membukanya dan melihat dihalaman pertama, Dean melihat foto masa kecilnya bersama Devon. Ia sangat merindukan Devon yang dulu, Devon yang selalu ceria, Devon yanh tidak pernah marah, Devon yang selalu bermain dengan Dean, dan Devon yang pendiam. Tapi semua berubah begitu saja saat dirinya merasa kurang kasih sayang dari kedua orang tua. Dean yang selalu disayang, tapi Devon tidak. Dean juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Devon, Dean tau pasti Devon sangat sakit hati. Dan entah kenapa ia tidak pernah membenci Dean.
"Gue kangen lo yang dulu cuy" lirih Dean.
~~~
"Ra" panggil Devon ragu.
Zahra menoleh dan mengerutkan keningnya "Napa kutu kupret?" Jawab Zahra dengan nada yang lembut. Jarang banget tuh si Zahra ngomong sama Devon dengan nada yang begitu lembut.
"Gue mau ngomong sama lo"
"Yaelah tinggal ngomong aja kali gak papa biasanya aja gitu"
"Berdua" pinta Devon. Karena yang mau diomongin Devon lumayan penting ia hanya ingin berbicara empat mata.
"Ya udah Ra gue kesana dulu deh biar si Devon ngomong sama lo dulu" ucap Aufa dan pergi meninggalkan mereka berdua.Setelah Aufa pergi Devon pun duduk tepat di samping Zahra bahkan tidak ada jarak sedikit pun. Jantung Zahra yang mulai tidak bisa dikontrol dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Pikiran Zahra pun kemana-mana.
"Udah mendingan?" Devon memecahkan keheningan.
"Apanya?"
"Sakitnya lah" gemas Devon dan merangkul pundak Zahra.
"Emang lo tau yang sakit dimana?"
"Engga tuh" Devon tertawa.
"Hilih ogeb. Dah lah apa yang mau lo omongin cepetan keburu malem" Zahra hanya ingin cepat-cepat pergi dari sini karena jantung nya benar-benar sudah maraton.
"Emang udah malem Ra". Zahra hanya memperlihatkan gigi nya.
"Emmmm, gimana nih jawabannya" tanya Devon enteng.
Zahra tercengang mendengar pertanyaan Devon barusan dan pipinya mulai memanas. Duh gimana nih ya ampun kok gue sampe lupa gini sih. Batin Zahra."Ra???" Devon melambai lambai didepan muka Zahra.
"E...e....eh iya napa?"
"Gimana?"
"Hmmmm"
"Tinggal jawab iya atau gak kok"
"Emmm"
"Ham Hem mulu his"
"I...iyaaa"
"Iya apa nihh"
"Iya gue mau"
"Mau apaan coba" goda Devon.
Zahra menatap tajam Devon "Serah lo aja deh"
"Lo mau jadi pacar gue?"
"Harus gue ulang?"
"Iya biar jelas"
"Iya gue mau jadi pacar lo"."Cieeeee" sorak teman-teman Zahra dan Devon yang dari tadi diam-diam mengintip pembicaraan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BOYFRIEND
Teen Fiction"Lo jahat Dev" ucap zahra "Gue emang jahat baru tau lo,sebenarnya gue gak jahat. Lo nya aja yang kebaperan." ketus Devon "Gak ada rasa sayang dan cinta jika lo ngasih gue harapan,kenyamanan,dan perhatian. Tapi apa!! Lo pergi gitu aja dan gak tanggun...