Gue mohon sama lo Ra bangun. Gue disini buat lo Ra bangunnnn.
2 hari berlalu....
Dan saat ini juga Zahra masih tertidur di ranjang rumah sakit. Dokter bilang Zahra akan pingsan beberapa hari ini dan ia tidak mengetahui Zahra akan bangun dengan waktu yang pendek atau sebaliknya.Devon selalu menjenguk Zahra setiap pulang sekolah bahkan dia tidak pulang ia memilih tidur dirumah sakit itu demi Zahra. Entah kenapa rasa takut kehilangan kini mulai muncul dihati Devon,tapi ia selalu mengelak bahwa itu hanya perasaan biasa ia masih menganggap ini masih sebuah taruhan yang harus ia jalani.
"Assalamualaikum" salam Devon
"Wa'alaikumsalam eh Devon sini masuk" suruh Manda Bunda Zahra.
Ya sekarang Devon sedang menjenguk Zahra. Ia memilih tidak berangkat sekolah hanya untuk menunggu Zahra bangun."Devon kok kamu gak berangkat sekolah sakit ya ?" tanya Manda penasaran.
"Eh enggak kok Tante,Devon gak sakit" jawab Devon sopan.Sifatnya yang biasa amburadul tiba-tiba menghilang saat didepan orang tua Zahra. Bukan mau caper ataupun ingin dipuji,ia hanya menghormati orang yang lebih tua darinya.
"Lah terus kenapa gak berangkat sekolah?" Manda mengerutkan keningnya.
"Devon cuma mau nungguin Zahra bangun tante.Gara-gara Devon, Zahra jadi kaya gini. Jadi Devon harus bertanggung jawab" jelas Devon.
Manda tersenyum "Kamu tuh ya udah dibilangin jangan salahkan diri kamu. Ini udah takdir kalo Zahra bakal kaya gini. Harusnya kamu berangkat sekolah aja gak papa kan ada tante yang jagain Zahra"
"Engga tante, Devon mau disini aja"
"Yaudah kamu tungguin Zahra disini nanti tante izinin kamu gak berangkat sekolah ke guru kamu. Tapi tante pulang dulu ya mau ngurusin fateh"
Devon hanya mengangguk pelan.Setelah Manda keluar Devon memegang tangan Zahra dan menempelkan ke pipinya "kapan sih lo bangun Ra gak cape apa tidur mulu. Gue mohon sama lo Ra bangun,gue disini buat lo Ra bangun. Lo tau gak kemarin gue habis lomba basket tapi kalah Ra soalnya gue mikirin lo mulu. Kok lo diem aja sih gak respon apapun" entah kenapa air mata Devon kini mengalir begitu saja dengan sigap Devon mengusapnya.
"Tuh kan gara-gara lo sih gue jadi nangis".~~~
"Bel,jenguk Zahra yok" ajak Lala.
"Hmm ayok kapan?"
"Gimana kalo pulang sekolah?"
"Yaudah kuy lah. Eh tapi pulang kerumah dulu lah ambil baju kan besok minggu sekalian nginep disana aja oke" ucap Abel.
"Hmmm oke lah"Bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin dan tempat lainnya. Abel,Vira,Lala,dan Aufa memilih pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
Mereka memilih duduk dipojok karena tempat itu lah yang tidak terlalu keliatan dari keramaian."Eh biar gue aja deh yang pesen" ucap Lala. Dan dijawab anggukan oleh Aufa,Abel dan juga Vira.
"oke. Tulis aja pesenan kalian di kertas ini" Lala menyodorkan sebuah kertas dan pulpen. Vira pun menulis pesanan teman-temannya,setelah selesai Lala pergi menuju kantin Mane,kantin langganan mereka."Maneee nih" ucap Lala dan menyodorkan kertas pesanan nya.
"Wokehhhh neng Lala" ucap Mane.
"Jangan lama-lama Maneee" teriak Lala dan tidak ada jawaban dari Mane karena ia sudah sibuk membuat pesanannya. Lala pun duduk di kursi panjang dekat kantin Mane sambil memainkan ponsel nya."Hai" sapa seorang cowo.
Dengan refleks Lala mematikan ponsel nya dan melihat siapa yang menyapanya,dannnn OMG Lala gak nyangka pake banget karena yang nyapa itu Irfan cowo yang terkenal si Es batu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BOYFRIEND
Ficção Adolescente"Lo jahat Dev" ucap zahra "Gue emang jahat baru tau lo,sebenarnya gue gak jahat. Lo nya aja yang kebaperan." ketus Devon "Gak ada rasa sayang dan cinta jika lo ngasih gue harapan,kenyamanan,dan perhatian. Tapi apa!! Lo pergi gitu aja dan gak tanggun...