13

394 69 11
                                    

Wendy melihat Jisoo yang kolar kilir di depan sel. Ia membawa data dan ia letak di atas mejanya.

Sesekali Wendy tersenyum. Ia menatap rose yang tidur di bahunya dan ia elus pelan punggung tangan wanita ini.

" Apa jaminannya bebas?" Tanya Wendy. Jisoo berhenti membaca kasus. Ia melirik Wendy di balik kertas buronan.

" Jika iya, aku akan menangkap Alex." Lanjut Wendy yang tadinya tawaran itu untuk Jennie namun ia mau menggantikan posisi pria itu jika dia masih bimbang.

" Tapi aku butuh temanku sendiri." Jawab Wendy seraya dengan mata Rose yang terbuka dan Jennie yang masih merundukkan kepala tanpa melihat Wendy di hadapannya.

Jisoo meminang. Dia berfikir jika Wendy tidak akan kabur sebagai tahanan bebas.

" Baiklah."

" No!!!" Tolak Seulgi. Ia marah pada Jisoo karena berani-beraninya membuat keputusan sendiri tanpa berbicara dulu dengannya sebagai rekan.

" Mereka tidak akan kabur."

" Apa jaminannya? Kamu tidak harus memintanya dengan mereka!!" Teriak Seulgi sambil menoleh ke arah Wendy di belakang.

" Tidak apa Jisoo. Kalau dia tidak setuju, kami bisa masuk sel lagi." Wendy berbalik. Ia mendorong tubuh Rose untuk masuk ke sel sambil di lirik oleh Jennie yang sibuk bersandar di ambang pintu.

" Come on Lisa." Panggil Rose. Jisoo menahan mereka. Seulgi merekas kasar rambutnya.

" Apa kamu pikir Alex mudah di tangkap meski kita FBI?" Tanya balik Jisoo. Matanya menyipit dan dia berusaha sekali meminta persetujuan Seulgi.

" Baiklah baiklah!! Puas!?" Jawab Seulgi yang berbalik sambil melangkah mendekati Wendy. Jisoo merapatkan kedua tangannya di belakang sambil tersenyum kecil disana.

" Aku hanya butuh Alex. Setelah itu kaburlah jauh-jauh dariku." Tunjuk Seulgi yang memantul di bahu kanan Wendy.

" Mhh. Kami akan menangkap nya. Kamu pikir seorang drag race tidak bisa seperti FBI Amerika?" Cemooh Wendy. Seulgi menggertak giginya. Wendy berbalik dan ia bawa Rose dan Lisa keluar dari kantor polisi.

Jennie mengangkat tubuhnya dari sandaran dan melepas lipatan tangannya.

" Bawa aku ke sel." Pinta Jennie sambil menyodorkan kedua tangannya agar bisa di borgol Jisoo.

" Kamu akan puas saat melihat Alex di penjara." Kata Wendy di ujung sana.

Wajah Jennie cuek sekali. Pria itu membalikkan lemas tubuhnya dan dia berjalan mendekati rombongan Wendy keluar dari kantor pusat kepolisian.

" Mereka team yang menarik." Ucap Jisoo menyenggol bahu Seulgi.

" Tidak denganku." Jawabnya datar sambil keluar dari ruang tahanan meninggalkan Jisoo yang mengangguk singkat.

" Whatever." Ucap Jisoo sambil melangkah mengikuti Seulgi ke ruangannya.

-----

Brak!!! Pintu besi tertutup lagi. Joy dan Irene berjalan terburu-buru keluar dari ruangan.

Irene langsung berlari ke arah Wendy yang tersenyum manis padanya. Wanita itu melompat memeluk empunya karena khawatir dia tidak kembali.

Mata Irene melihat Jennie di belakang sana. Ia perlahan melepas pelukannya pada Wendy tanpa teralihkan melihat Jennie. Bahkan Joy melakukan hal sama.

" Dia ikut?" Tanya Joy.

" No. Aku hanya ingin Alex dan saat sudah dia sudah tertangkap, aku akan pergi tanpa mengenang masa lalu ini." Jawab Jennie langsung sambil meraih alkohol di meja dan ia jentikkan jari telunjuknya, membuka tutup botol ini.

Running!! ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang