" Hei! Where are you going?" Tahan Irene. Ia masih memejamkan mata, tangan menarik tarikan di lengan Wendy.
" You forget something." Soft Irene.
Wendy membuang singkat nafasnya. Ia pun terjatuh saat Irene menarik kasar tangannya karena terlalu lama Wendy berfikir.
Cup!! Wendy mengecup bibir Irene. Ia menghisapnya dan sesekali lidah bertemu. Tangan kanan Wendy mengelus lengan Irene, meletakkan di kepalanya agar Irene bisa meremas gemas rambut pendek ini.
" Masih pagi, jangan nakal." Ucap Wendy melihat Irene tersenyum tawa sambil menarik kepala Wendy kasar ke dadanya.
Wendy mengecup, meremas dan kadang ia gigit kecil nipple Irene. Tidak tanggung-tanggung desahan Irene terdengar. Telinga Wendy kedap suara sekarang untuk mengikuti instruksi empunya. Dia lebih suka bekerja sendiri agar bisa mengeluarkan keringat.
" Oh!! Wen---" Irene mendelalak kejut. Ia langsung teriak tahan saat Wendy membuka selangkangan dan ia masukkan begitu saja Mr.p tanpa pamit pada yang punya.
" Ahhmmpt!!" Wendy mengecup bibir Irene. Ia menjerat kedua tangan Irene di bawah bantal. Bergerak turun naik perlahan karena Wendy sedang lemas untuk fast pagi ini.
" Kenapa belum siap?" Tanya tuan Son melihat meja makan kosong pagi ini. Biasanya sudah tersedia setelah dia bangun tidur.
" Emm....~~!!"
Telinga tuan Son mendengar suara syahdu sekali di kamar Wendy. Ia merubah ekspresi wajahnya dengan mata yang ia sipitkan.
" Apa mereka memakai pengaman?"
" Kenapa aku ingin tau?
" Kenapa juga Irene mau!?"
" Royal sekali Irene pagi-pagi memberikannya pada Wendy."
" Argh!!! Aku pindah rumah saja kalau seperti ini terus!!!" Umpat tuan Son sambil berlalu ke dapur untuk membongkar kulkas dan memasak ramen.
***
Wendy berdiri di samping Taehyung. Ia sibuk menjelaskan pada semua orang tentang apapun yang akan mereka kerjakan hari ini.
Mata Wendy melirik Irene di ujung sana. Duduk di atas meja sambil memperhatikan senyum dirinya dari jauh.
Wendy mengangkat alis sekilas alisnya. Kai melirik Irene kemudian bergantian menatap Wendy.
" Wendy, apa kamu masih mengingat Nancy?" Tanya Kai. Taehyung ikut mendengar dan memperhatikan. Wendy mengangguk sebagai jawabannya.
" Bagaimana keadaannya?" Tanya Wendy sambil melempar pensil ke atas meja dan beralih ke meja belakang dimana kaleng soda di siapkan Joy tadi untuk semua orang.
Taehyung dan Kai mengikuti Wendy berlalu ke ujung sana.
" Dia bertanya terus pada kami tentangmu." Bisik Tae. Mata Wendy melirik sambil minum.
" Emm...." Kai mendekati Wendy seperti ingin berbisik.
" Kamu pernah melakukan dengan Nancy waktu itu?"
" Mwoya!?" Wendy menjauh. Ia terkejut melihat Taehyung dan Kai sepertinya ikut bingung pada Wendy.
" Melakukan apa!?"
" Kamu tidak ingat?" Tanya balik Tae. Wendy diam, matanya menjalar melirik sekitar.
" Kamu dengan Nancy pernah ini..." Kai mengangkat telunjuknya. Dan dia berikan isyarat pada Wendy.
" Ani!!!!" Tolak Wendy.
" Ya Wendy! Masa kamu lupa!? Kamu sangat jahat sekali pada Nancy!"
" Kapan juga aku melakukannya!!?" Marah Wendy dengan suara yang tidak terkontrol membuat yang lain cepat sekali menoleh ke arah tiga orang itu. Bahkan Irene berhenti berbicara dengan Joy. Ia ikut menatap Wendy di ujung sana yang langsung tersenyum manis padanya kemudian menyeret Taehyung dan Kai keluar dari bengkel.
" Dia mencarimu. Sepertinya ingin membicarakan hal itu." Jelas Kai.
" Kapan aku melakukannya!?"
" Coba kamu ingat lagi. Saat kita sedang ke clubing, kamu mengajak Nancy. Lalu kalian pulang berdua karena Nancy menyuruh. Kamu terlihat mabuk saat itu. Benarkan Tae?" Tanya Kai dan Tae mengangguk mengiyakan.
" Besoknya kamu bercerita pada kami saat di kampus kalau kalian menginap di hotel dan itu..." Lanjut Taehyung. Wendy terdiam kerut aneh. Dia menggali ingatan masa lalunya perlahan.
Flashback on
*Saat pulang dari clubing mereka masuk hotel karena Nancy tidak kuat membawa Wendy pulang yang sudah terlampau mabuk.Bruk!!!
" Aw! Oppa~~!!!!" Kesal Nancy saat Wendy menghimpitnya.
" Temani aku ya disini sampai besok." Pinta Wendy yang tidur di atas tubuh Nancy kemudian ia elus-elus kepala wanita ini.
" Hajima!!" Tangan Nancy menahan sentuhan Wendy.
" Mh? Kamu tidak mau?" Wendy mengangkat kepalanya.
" Mwo!? Hajima!!" Tolak Nancy. Wendy tersenyum saja, ia menyambar bibir Nancy membuat wanita ini mendelalak kejut sambil memukul dan menahan tubuh Wendy.
" Hei, aku akan bertanggung jawab." Kata Wendy meyakinkan.
" Emm!! Menyingkirlah! Aku akan pulang. Besok aku jemput." Nancy mendorong wendy terguling di sebelah. Wanita itu langsung bangun dari tidurnya untuk turun dari kasur.
Wendy memperhatikan Nancy di sebelahnya. Ia pun bangkit dari tidur kemudian ia peluk empunya dari belakang.
" Heiss Wendy!" Gerutu Nancy. Wendy tersenyum senang. Ia mengecup kecil bahu Nancy, menyingkirkan rambut panjang nya.
" Oppa!" Nancy sudah memperingati Wendy. Tapi pria ini tidak akan mau mendengar. Ia langsung membuat Nancy berbalik ke arahnya dan ia cium bibir Nancy begitu saja sambil mendorong tidur lagi.
" Jangan keterlaluan Wendy." Kata Nancy yang terdiam memandang langit-langit kamar.
Wendy berhenti mencium lehernya. Ia menatap Nancy dan ia elus kepala nya.
" Kamu percaya aku?"
" Molla."
" Katakan iya jika kamu mencintaiku."
"..."
" Aku mencintaimu Nancy. Kamu tidak akan pergi dariku kan?"
" Tidak akan pernah." Jawab Nancy yang mengelus pipi Wendy.
" Akan aku katakan pada orang tuamu."
" Kamu janji?"
" Mhh..." Dehem angguk Wendy. Ia melihat Nancy diam saja sedari tadi membuatnya tidak sabar menunggu. Akhirnya Wendy mengecup lagi bibir Nancy, memberikan kehangatan padanya malam ini.
Flashback off
Wendy terdiam. Matanya mendelalak kejut akhirnya saat masih melihat Tae dan Kai menunggunya ingat.
" Aku tidak mungkin---.... tidak mungkin aku melakukannya~~!! Astaga!!!" Wendy meremas rambutnya kasar.
" Benarkan!? Wahh Daebak Wendy!!" - Tae, Kai.
Tuh kan....masa lalu emang harus di ungkit lagi kalau soal begono🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Running!! ✓ [C]
Fanfic°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°SPEED°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Son Wendy, di kirim ke Inggris karena dia tidak bisa lepas dari drag race nya. Tapi saat sudah tiba di sana, menjalani hari-harinya dengan Roseanne Park, dia memulai untuk bisa mencintai Irene...