Recommendation song : Minseo - "Star" (Doctor John OST Part 3)
"Sudah lama ya?" Senyum yang tertarik tinggi di kedua labium wanita dengan hazel cemerlangnya yang kirana. Menoleh ke samping, guna menatap sosok yang terpatri begitu indah, obsidiannya sekelam jelaga justru terlihat begitu gemilang, tulang hidungnya yang tinggi serta dagu yang lancip. Sosok yang boleh dikatakakan terlalu tamak mengambil cangkir kesempurnaan hanya untuk di miliki sendiri. Wanita itu semakin mempertegas sunggingan senyumnya, menyadari bahwa pria rupawan tersebut menoleh dengan birai ranum yang ikut membalas senyumnya. Tangan mereka masih saling menggenggam begitu erat, saling menghantarkan kehangatan melalui tautan jemari. "Seokjin, terimakasih."
"Asal ini membuatmu senang Ji."
"Seokjin," panggil Jiyeon kini menghentikan langkah. Pria tadi hanya menoleh, berdehem lirih guna menyahuti sang terkasih. "Aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu Jung Jiyeon."
"Aku sangat menghargai itu, tapi Seokjin tidakkah kau memikirkan Yeon Ah dan Yoosun?"
"Apa maksudmu?" Kim Seokjin mengrenyit, tak memahami kemana konversasi ini akan bermuara.
"Tidak, hanya kadang aku merasa tidak enak hati pada mereka. Bagaimanapun mereka adalah keluargamu sekarang."
"Aku rasa mereka baik-baik saja. Kau tak perlu menghkhawatirkan ini, Yeon Ah dan aku sudah saling sepakat. Untuk Yoosun ... ia memiliki Yeon Ah ." Setelah jeda beberapa sekon Kim Seokjin mengutarakan suaranya. Sebuah keraguan terdengar jelas dari kalimat barusan. "Aku masih di sini Ji, menemani dan menjagamu sama seerti dulu. Kau bisa mengandalkanku, karena hanya akulah yang kau miliki."
"Tidak Seokjin, mau bagaimanapun Yeon Ah tetaplah seorang wanita sama sepertiku. Tidak peduli sekuat apapun yang terlihat, pada dasarnya kami berbagi satu rasa yang sama."
"Aku tidak mengerti dengan maksud ucapanmu."
"Apa kau pernah menanyakan bagaimana perasaannya selama ini? Memberinya perhatian selayaknya seorang suami?" tanya wanita tersebut dengan mengelus kedua pipi kekasihnya.
Kim Seokjin berada dalam krisis, kebingungan melanda pikirnya tak menyangka sang kekasih menanyakan hal seperti tadi. Pria Kim itu langsung menurunkan kedua tangan yang mengelus pipinya lembut. "Apa maksudmu Ji?! Aku milikmu dan aku hanya mencintaimu. Aku tidak mungkin membagi hatiku pada wanita lain."
"Seokjin, dengar ... aku tahu maksudmu, tapi bagaimanapun kau sudah memiliki keluarga. Meskipun aku sendiri sering merasa takut, aku tak ingin kau menjadi pria tak bertanggung jawab yang menelantarkan keluargamu."
"Ji aku tidak pernah menelantarkan mereka. Aku mencukupi semua kebutuhan mereka tanpa kekurangan."
"Semua tidak mengenai materi sayang. Berapa kali dalam seminggu kau bermain dengan Yoosun? Kau tahu apa yang Yoosun sukai sekarang? Seberapa sering kau makan bersama mereka?" Terdiam, pria tersebut hanya menunduk merenungkan semua pertanyaan kekasihnya. "Kau sudah terlalu sering bersamaku Seokjin. Jangan terlalu mengkhawatirkanku, aku sudah lebih baik dengan semua perhatianmu selama ini. hei, kau sedang ada masalah di rumah kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IN A BIND
FanfictionJika saja Seokjin di beri kesempatan sekali lagi, maka ia tidak akan pernah sudi datang ke acara reuni sialan itu. Tidak akan ada malam panas antara ia dan mantan kekasihnya, tidak akan ada pernikahan atau bahkan seorang anak di antara mereka. Satu...