Dengan telaten jemari lentik itu mengulaskan perona bibir pada sosok di depannya. Sekali lagi, menaruh atensi lamat pada wanita yang masih termenung tersebut. Sempurna, wajah pucat tadi terlihat lebih baik dengan pulas make up yang ia bubuhkan, tidak ada lagi mata sayu ataupun bibir kering.
Pada dasarnya, wanita ini sudah cantik namun dengan tambahan make up, sedikit hair styling yang dibuat bergelombang, dan softlens berwarna kelam benar-benar mengukuhkan kesempurnaan pada rupa Jeon Yeon Ah. Terlepas wajah pucat saat baru tiba di lokasi, wanita ini tetap rupawan meski tanpa poles make up sedikit pun. Benar-benar memudahkan pekerjaan seorang make up artist sepertinya.
"Yeon, kau masih kuat kan?" Menaruh lip brush pada meja, hazel wanita bersurai pendek ini jatuh saksama pada sosok di depannya. Seulas senyum tanpa arti tercipta sebagai balasan, meski dengan polesan make up penuh raut sayu itu masih tercetak jelas.
"Iya, lagi pula ini scene terakhir."
"Wajahmu pucat dan badanmu panas, mau aku sampaikan ke Hoseok untuk meminta ijin sebentar pada Sutradara?"
"Tidak apa kak, akan lebih sulit jika harus mengulur waktu lebih lama. Aku harus mendapatkan momen matahari terbenam untuk scene terakhir ini."
"Baiklah, cepat bilang padaku atau Hoseok jika badanmu tidak kuat, ok." Anggukan menjadi jawaban, gestur badan agaknya menjadi andalan wanita Jeon itu sekarang.
"Yeon Ah, lima menit lagi bersiap, ayo." Kepala Hoseok menyembul dari balik pintu, memberitahukan bahwa ini adalah waktunya untuk meninggalkan ruang tersebut. Lagi-lagi Yeon Ah hanya menyahuti dengan isyarat tubuh, mengangguk kemudian bangkit dari kursinya. Meski kepalanya sedikit pening namun seberusaha mungkin ia tahankan. Ini tak seberapa jika di banding beberapa waktu kebelakang.
Riuh sebenarnya sebuah hal wajar jika menjalani pekerjaan seperti Yeon Ah ini. Lokasi pemotretan ataupun syuting selalu penuh dengan beberapa pekerja yang lalu lalang, mereka menyibukan diri pada pekerjaan masing-masing. Apalagi syuting kali ini yang berkaitan dengan salah satu brand Eropa ternama seakan menambah skala proses.
Sedikit bertanya-tanya, Yeon Ah celingukan bingung menyadari beberapa crew yang mencuri pandang sembari saling berbisik kearahnya. Ayolah, Yeon Ah tahu ia cantik tapi bukankah mereka terlalu mencolok jika bergunjing dengan cara seperti ini? Dengan mengeratkan genggaman pada lengan Heoseok, wanita ini sedikit mencondongkan diri pada Manajernya lalu berbisik, "Heoseok, apa make up ku berlebihan kali ini?"
"Tidak kok, cantik aku suka ini malah," jawab Jung Hoseok setelah menilik wajah rupawan sosok di sampingnya. Mengabaikan rasa tidak nyaman, wanita Jeon ini hanya mengangguk kikuk dengan senyum tak kalah canggung. Kembali menaruh atensi lurus, saat obsidiannya menagkap sosok Kim Seokjin yang tengah berbincang dengan Sutradaranya.
Apa? Sejak kapan pria itu berada di sini?
Stagnan, Jeon Yeon Ah menghentikan langkah. Bibirnya mengatup rapat dengan sedikit menggigit di sana, cekalan pada lengan Hoseok pun semakin erat hingga ikut menghentikan langkah pria tadi. Sumpah! Yeon Ah tidak siap untuk bertemu Kim Seokjin dan kembali beradu argumen yang tidak penting. Masalah di rumah keluarga Kim dua hari lalu saja masih menyisakan sunyi meski mereka tinggal satu atap. Demi koleksi sepatu kesayangannya, itu benar-benar canggung! Justru Yeon Ah malah menikmati waktunya jika hanya ada ia dan Yoosun, kenapa pria ini jadi tiba-tiba betah tinggal di rumah? Membuat sesak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN A BIND
FanfictionJika saja Seokjin di beri kesempatan sekali lagi, maka ia tidak akan pernah sudi datang ke acara reuni sialan itu. Tidak akan ada malam panas antara ia dan mantan kekasihnya, tidak akan ada pernikahan atau bahkan seorang anak di antara mereka. Satu...