25. [HOME]

1.2K 164 91
                                    

"Astaga, Kim Yoosun berhentilah bermain dan cepat tidur," seru Yeon Ah begitu saja, ketika mendapati putranya masih berlarian mengelilingi kamar dengan menyeret boneka T-rex besar pemberian Yoongi tadi siang. Meski kadang Yoosun bersikap amat dewasa, ia tetaplah anak kecil dengan segala pola pikir dan tingkah polos.

Yeon Ah butuh tenaga ekstra kali ini hanya untuk menyeret putranya sikat gigi, namun tetap saja bocah itu berlarian kesana-kamari tepat setelah ia menyelesaikan acara sikat gigi malamnya. Memijat pelipisnya, merasa pening melihat keadaan kamar. Yoosun yang kini sudah berlagak berkelahi dengan boneka besarnya dan Seokjin yang hanya tersenyum mendengar celoteh sang putra. Lihat, pria keras kepala itu tetap memaksakan diri di kala sakit sekalipun. Berkutat dengan macbook di pangkuan, dan beberapa lembar pekerjaan yang dikirimkan sopir kantor satu setengah jam lalu.

"Yoosun, besok kau harus sekolah sayang," ujar Yeon Ah masih berusaha sabar dengan menghampiri bocah tersebut, tapi lagi-lagi sang putra malah berlari dan tertawa riang seolah tidak pernah merasa lelah.

"Kim Yoosun, berhenti bermain atau papa kembalikan bonekanya pada Uncle Yoongi nanti."

Berhasil. Ucapan tenang Seokjin yang masih berkutat pada macbook tadi mampu menghentikan langkah putranya. Membuat bocah tadi memajukan bibir, dengan cemberut menatap sang ayah yang masih terlihat sibuk.

"Yoosun akan belhenti belmain kalau papa belhenti bekelja juga. Yoosun tidul di sini untuk menemani papa, tapi papa malah bekelja."

Kim Seokjin kehilangan kata. Astaga, pria ini kembali mengabaikan putranya tepat di depan mata hanya karena pekerjaan. Menyadari hal tersebut ia langsung menutup macbook dan memberesi beberapa lembar dokumennya. "Baik, papa berhenti bekerja jadi kemari dan tidur. Katanya mau menemani papa agar tidak sakit."

Tertawa sumringah Kim Yoosun segera berlari kearah ayahnya, memeluk pria tadi erat ketika sudah naik ke kasur. Tidak lupa masih dengan membawa boneka besarnya hingga hampir memenuhi ruang. Mencium pipi kanan papanya dan menyembunyikan kepalanyanya pada dada bidang Seokjin, "Papa jangan sakit. Yoosun sedih kalau papa sakit."

"Papa sudah lebih baik kok sayang."

"Tapi papa masih jelek belalti papa masih sakit."

"Apa?"

"Yoosun itu namanya pucat sayang," jawab Yeon ah seberusaha mungkin untuk tidak tertawa melihat reaksi Seokjin yang sangat terkejut oleh ucapan sang buah hati. Menahan ekspresi sedatar mungkin, meyakini bukan tindakan yang tepat untuk tertawa di saat hubungan mereka tidak baik-baik saja.

"Pokoknya Yoosun tidak suka papa sakit. Jangan bekelja terlus nanti papa sakit, kalau sakit wajah papa jelek. Yoosun tidak mau papa jelek kalena sakit."

"Wah, putraku memang sangat jujur," jawab Seokjin dengan senyum yang sedikit ia paksakan. Ini seperti penghinaan telak pada wajah rupawannya, namun pria itu tidak bisa marah. Ia tahu artian dan maksud baik dari kata-kata Yoosun, meski cara penyampaiannya salah. Seokjin memakluminya, putranya itu masih kecil apalagi denga wajah polos yang ditampakan.

"Mama Lexy jangan dibuang. Yoosun mau tidul dengan Lrexy~." Rengek Yoosun begitu saja mengetahui sang ibu tengah menyingkirkan boneka T-rex yang memenuhi kasur. Memeluk posesif bonekanya dengan bibir dimajukan, kebiasaan seorang Kim Yoosun jika merasa sedih atau kesal.

Yeon Ah tahu Yoosun memang amat menyukai dinosaurus, tapi Yeon ah tidak habis pikir jika bocah itu akan amat menyukai boneka besar dengan tinggi yang sedikit melebihi putranya itu. Lagi pula dari mana Yoongi mendapatkan benda semacam ini? Lain kali ia harus memberi tahu sekertaris suaminya tersebut, untuk jangan membawakan mainan setiap kali berkunjung.

"Baik, Yoosun tidur saja dengan Rexy. Mama akan tidur di kamar Yoosun saja, karena Rexy sangat besar hingga tidak ada tempat untuk mama."

"Ya sudah, Rlexy tidul di lantai saja," guman Yoosun lirih langsung memeluk ayahnya yang sudah tergelak melihat reaksi Yoosun. Kebiasaan memajukan bibir itu benar-benar mirip dengan Yeon Ah ketika kesal.

IN A BINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang