part 1 : Handsome Guest

248 20 0
                                    



Heaven membuka mata saat terdengar suara ketukan pintu di rumahnya. Suara ketukan pintu? Heaven mengernyit, saat menatap jam masih menunjukkan pukul 05 pagi. Dalam benaknya mulai bertanya, Siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini?

Ia memejamkan mata untuk menghiraukan suara tersebut, namun suara itu lagi-lagi terus terdengar hingga mengganggu tidurnya yang cantik. Ia membuka mata dengan paksa, dan bangkit untuk menuju ke arah cermin. Ini aneh, itu bukan suara bel pintu gerbang rumahnya, melainkan seperti suara ketukan pintu dalam rumah. Siapa orang yang bisa melewati gerbang rumahnya yang besar di pagi buta seperti ini? Ah, mungkin ulah hantu, pikirnya untuk menenangkan diri.

Di dalam cermin itu ia menatap dirinya, namun pikirannya terus tertuju pada suara ketukan itu. Rumahnya terletak di tengah hutan, dengan rumah kecil bertingkat namun memiliki halaman luas dan pagar tinggi yang bisa melindunginya dari hewan buas. Suara ketukan pintu yang terdengar sepagi ini membuatnya terus bertanya, siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini? Itu tidak mungkin hantu kan?

Semenjak ia dipindahkan ke rumah kecil ini, tidak ada satu orang pun yang datang menemuinya apalagi menemaninya. Sudah lama sekali rasanya, bahkan ayahnya sendiri yang mengirimkannya ke tempat ini tidak pernah sekali pun mengunjunginya. Hanya ada beberapa orang yang di utus oleh sang ayah untuk mengirimkan beberapa stok makanan untuknya, itu pun hanya akan ada setidaknya 2 Minggu sekali dan sudah diletakkan begitu saja di depan gerbang setelah membunyikan bel.

Heaven mulai keluar dari kamarnya dan langsung menuruni tangga saat suara ketukan pintu itu tak kunjung berhenti. Ia membuka pintu dengan perlahan, dan...

"Hay!" sapa seorang lelaki berperawakan tinggi yang sama sekali tidak dikenalnya, dengan sopan lelaki itu berdiri tegak tepat di hadapannya hingga membuat Heaven harus sedikit mendongakkan wajah.

Tertegun sekaligus terpana, Heaven hanya bisa menganga dengan bibir mungilnya yang sedikit membuka, namun ia tidak mampu berkata apa-apa. Apakah, lelaki ini adalah seorang pangeran hantu? Tanyanya dalam hati. Heaven mengucek mata, berharap jika sosok tampan yang ada dihadapannya adalah sebuah mimpi.

Tepat di depannya, ada seorang lelaki yang sangat tampan dan tinggi sedang tersenyum kecil padanya. Memakai jaket tebal berwarna hitam yang terbuka, menampakan kemeja berwarna putih di dalamnya. Dengan matanya yang tajam, lelaki itu menatap Heaven dengan lekat. Heaven segera memalingkan wajah, tidak ingin lama-lama untuk menatap setelah sadar jika yang ada di hadapannya ini bukanlah hantu, ataupun mimpi seperti yang sebelumnya ia kira, melainkan manusia sama seperti dirinya.

"Siapa kau?" tanya Heaven dengan suara dinginnya. Entah ia harus merasa senang ataupun marah karena kedatangan tamu yang seperti ini. Namun karena sudah lama ia tidak berbicara dengan siapapun, membuatnya mulai merasa tidak nyaman.

Lelaki itu menyipitkan matanya yang tajam, menatap wajah Heaven lebih lama seolah sedang menilai, lalu tak lama kemudian lelaki itu tersenyum. Dengan menyilangkan kedua tangannya di dada, lelaki itu-pun akhirnya berkata.. "Apa kau tidak ingat dengan apa yang pernah di katakan oleh ayahmu dulu?"

Heaven tersentak, dan langsung menatap lelaki itu dengan pandangan tidak percaya. Iya, dia langsung mengingatnya. Dulu saat sang ayah membawanya ke tempat ini sekitar 2 tahun yang lalu, lelaki tua itu pernah berkata bahwa Heaven harus mau bersembunyi dan diam disini selama beberapa waktu sampai sang ayah mencarikan solusi untuknya. Bahkan sang ayah juga pernah berkata jika suatu saat nanti akan ada seseorang yang datang untuk menjaganya saat kondisi tak kunjung memungkinkan.

Pada waktu itu Heaven tidak begitu memperdulikan, asalkan dirinya baik-baik saja. Sudah sangat lama, bahkan Heaven hampir saja melupakannya.

Apakah.. Apakah dengan kedatangan lelaki ini adalah pertanda bahwa kondisi di luaran sana semakin memburuk untuknya? Benak Heaven mulai bertanya, tapi lagi-lagi ia mencoba untuk tidak mempedulikannya.

"Aku tidak ingat," jawab Heaven sinis, hendak menutup pintunya kembali.

"Tapi sorot matamu justru malah berkata sebaliknya," Heaven terkejut, saat lelaki itu menahan pintu agar tidak tertutup. Sekuat tenaga Heaven menahan, namun lelaki ini terlalu kuat hingga ia kalah. Saat Heaven mulai terlihat lemah, lelaki itu semakin membuka pintu lebar-lebar dan mulai melangkahkan kaki untuk semakin menghampiri Heaven.

Heaven yang menyadari hal itu langsung melangkah mundur karena merasa terancam dan juga takut, "apa yang ingin kau lakukan?" tanya Heaven sedikit panik saat lelaki itu semakin mendekat ke arahnya. "Aku sudah bilang, sama sekali tidak mengingatnya. Jadi, cepat pergilah dari sini!" jantung Heaven semakin berdebar, saat lelaki tampan itu terus saja melangkah ke arahnya. ya ampun! Mimpi apa dirinya semalam?

"Aku tidak peduli kau akan mengingatnya atau tidak," gumam lelaki itu serius sambil membuka jaketnya yang tebal, membuat Heaven semakin merasa panik karena lelaki itu mungkin akan berbuat macam-macam kepadanya. "Tapi aku sangat tidak menyukai cara berpakaianmu saat sedang menerima tamu."

Heaven menunduk untuk melihat dirinya sendiri. Ya, dia hanya menggunakan gaun tidur berwarna putih selutut dengan kain yang sangat tipis. Ia langsung menutup mulutnya karena tidak sadar dan mulai merutuki kebodohannya. Ia hanya tidak tahu, bahwa akan kedatangan tamu lelaki asing setelah sekian lamanya ia sendirian tinggal di sini. Ia sudah terbiasa memakai gaun-gaun seperti ini, karena merasa jika tidak akan ada seorang pun yang akan melihatnya.

Hingga punggung mungilnya terbentur ke sebuah tembok yang berada tepat di belakangnya, dan Heaven benar-benar sedang terpojokkan saat ini. Ya Ampun! Jantung Heaven semakin berdebar kencang. Lelaki itu terlalu tinggi, tampan dan juga kekar. Sungguh bukan lawan yang seimbang jika di bandingkan dengan tubuhnya yang mungil.

Heaven mulai memejamkan mata karena takut dengan lelaki asing ini, namun kedua tangannya justru mengepal, mengarahkannya pada lelaki itu seolah ingin melawan. "Jika kau sampai mendekat, maka aku akan menghajarmu sampai membiru," ancam Heaven, tidak menyadari jika lelaki itu tampak menahan rasa geli dengan tingkahnya.

Dan lelaki itu benar-benar menyentuhnya, membuat Heaven langsung membuka mata seolah tidak percaya. Ralat, bukan menyentuhnya, tapi lebih tepatnya memutar dan membelit seluruh tubuhnya dengan sangat cepat menggunakan jaket tebal milik pria itu, dan Heaven sama sekali tidak berdaya.

Heaven mulai menganga, saat lelaki itu menunjukkan sebuah senyum kepuasan karena telah melilitnya dengan rapi seperti sebuah kado dan hanya menyisakan kepala dan juga kaki saja. "Kau.." Heaven mulai menggeram dengan marah, dan lelaki itu hanya terkekeh kecil sambil berkata..

"Jangan ulangi, karena aku bisa melakukannya lagi."

"Ulangi apa?" tanya Heaven dengan marah, dan lelaki itu hanya mengangkat bahu dengan acuhnya. Ah, sial.

Heaven mencoba meronta-ronta dan menggerakkan kedua tangannya untuk melepaskan diri dari ikatan ini, namun ikatan jaket ini terlalu kuat. Ia terus mencoba, hingga Heaven merasa lelah karena sejak tadi sudah mencoba, namun ikatan jaket ini sama sekali tidak mau melonggar. Aneh sekali, padahal yang sedang melilitnya ini bukanlah tali, tapi hanya sebuah jaket. Tapi lelaki itu dengan sangat rapi, melilit tubuhnya hingga tidak berdaya seperti ini.

"Jika kau mau meminta bantuanku, aku akan langsung melepaskannya," tawar lelaki itu dengan manis, membuat Heaven merasa terpukau karena lelaki itu semakin tampan saja setiap kali ia melihatnya.

Eh, Heaven memalingkan wajahnya dengan heran. Di saat seperti ini, kenapa ia masih sempat-sempatnya merasa kagum. "Dalam mimpimu!" jawab Heaven ketus. Ia mulai melangkah untuk menaiki tangga menuju ke arah kamarnya. Apa-apaan lelaki itu. Dari pada harus meminta bantuan orang asing yang menjengkelkan itu, lebih baik dia mencobanya sendiri di dalam kamarnya.

Dan lelaki itu, hanya menatap punggung gadis itu sambil mengulum senyum. "Kau benar-benar telah banyak berubah, kucing kecil."



Apakah ada yang suka dengan cerita ini? 😳😳😳

Dangerous Wedding With Billionaire (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang